Jenis Mendengkur Ada Yang Berbahaya Lho, Berikut 4 Tips Mengenali Gejalanya

Mendengkur saat tidur bisa jadi merupakan tanda tubuh kelelahan setelah sehari penuh melakukan kegiatan.

Editor: ewis herwis
ISTIMEWA
Ilustrasi 

SRIPOKU.COM - Mendengkur saat tidur bisa jadi merupakan tanda tubuh kelelahan setelah sehari penuh melakukan kegiatan. Namun, bisa juga menunjukkan kondisi kesehatan seseorang.

Yang perlu diingat, mendengkur menjadi bahaya jika disertai sumbatan jalan nafas. Sebab, gangguan tidur tersebut dapat menyebabkan obstructive sleep apnea (OSA).

OSA adalah terhentinya aliran udara pernafasan selama 10-45 detik.

Penjelasan ini diungkapkan Spesialis Telinga Hidung Tenggorok dan Bedah Kepala Leher, Arina Ikasari Muhtadi di Jakarta, Kamis (29/3/2019) kemarin.

Ilustrasi
Ilustrasi (ISTIMEWA)

Salah satu gejala OSA adalah dengkuran keras yang terus menerus ketika tidur, kemudian terengah-engah atau megap-megap mencari udara.

Kondisi ini disebabkan udara yang masuk ke jalan nafas terhalang pembengkakan jalan nafas.

Tubuh biasanya merespons dengan batuk, dan kemudian orang tersebut akan terbangun.

Tentu saja, idealnya kondisi ini tak dibiarkan agar tak semakin memburuk, bahkan hingga menyebabkan kematian.

Nah, dengan penjelasan tersebut, maka hal yang harus dilakukan adalah memahami betul gejalanya.

Spesialis Telinga Hidung Tenggorok dan Bedah Kepala Leher, Arina Ikasari Muhtadi ketika menghadiri peresmian Sleep & Co Mall Taman Anggrek, Jakarta Barat, Kamis (29/3/2019).
Spesialis Telinga Hidung Tenggorok dan Bedah Kepala Leher, Arina Ikasari Muhtadi ketika menghadiri peresmian Sleep & Co Mall Taman Anggrek, Jakarta Barat, Kamis (29/3/2019).(KOMPAS.com/Nabilla Tashandra)

1. Kenali dengkur yang berbahaya

Arina menjelaskan, ada dua indikasi dengkuran yang harus diwaspadai.

Pertama, indikasi medis di mana pasien merasakan dengkurannya sudah berbahaya.

Misalnya, pada saat tidur ia terbangun lalu terbatuk-batuk. Kondisi itu menunjukkan pernafasannya sudah mengalami sumbatan.

"Jadi artinya secara subjektif pasien akan merasa ngoroknya sudah enggak normal," ucap dokter yang berpraktik di RS Royal Progress itu.

Kedua, indikasi sosial di mana pihak yang menyadari dengkuran tersebut bukan orang yang mendengkur melainkan teman tidurnya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved