Berita Palembang

Harga Beras di Atas Rp 8.300, Bulog Divre Sumsel Babel tak Mampu Beli Petani

Harga jual beras dari petani yang tinggi, di atas Harga Pokok Pemerintah (HPP) menyebabkan Bulog sulit melakukan pembelian.

Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Welly Hadinata
Kompas.com
Ilustrasi beras di gudang Bulog 

Harga Beras di Atas Rp 8.300, Bulog Sulit Serap Beras Petani

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Divisi Regional (Perum Bulog) Sumsel dan Bangka Belitung kesulitan menyerap beras petani.

Harga jual beras dari petani yang tinggi, di atas Harga Pokok Pemerintah (HPP) menyebabkan Bulog sulit melakukan pembelian.

Kepala Perum Bulog Divre Sumsel Babel, M Yusuf Salahuddin menjelaskan, tahun ini penyerapan beras petani lokal masih sangat minim, yakni 180 ton.

Pro-Kontra Jembatan Ampera akan Ditutup 5 Jam, Ini Tanggapan Pengamat Sosial Prof Abdullah Idi

Kolektor Keris Ini Miliki 1.000 Keris Kuno, Keris Asli Palembang Pernah Ditawar Seharga Rp 300 Juta

Pacquiao Mengaku Akan Bertemu Lagi dengan Mayweather Jr

Kondisi itu karena petani menjual beras dengan harga di atas Harga Pokok Pemerintah (HPP) yang ditetapkan pemerintah.

Ditetapkan HPP Rp 7.300, dimana untuk harga fleksibilitasnya hanya Rp 8.030.

Menurut Yusuf, saat ini harga yang dipakai petani untuk menjual beras rata-rata di atas Rp 8.300 untuk beras asalan atau beras yang belum berkualitas medium atau premium.

"Kami tidak bisa membeli beras di petani jika harganya tinggi. Sejauh ini saja pengadaan kita dibeli dengan harga komersial atau harga kesepakatan dengan petani," tegas Yusuf, Selasa (5/3/2019).

Sejarah Hari Ini - Timnas Indonesia Dihantam India di Laga Pertama Asian Games 1951

Gempa Tektonik Magnitudo 5.0 Guncang Kabupaten Maluku Tengah

Lantik Pengurus PWI Sumsel Periode 2019-2024, Herman Deru: Pengurus Baru Wajib Jaga Marwah PWI

Ia menambahkan, Bulog Pusat memang mengalokasikan dana pembelian beras senilai Rp 10 triliun.

Meski Bulog Sumsel bisa membeli beras dari petani dengan anggaran tak terbatas, namun tetap harus komitmen melakukan penyerapan dengan harga sesuai aturan.

"Bulog pusat sudah menginstruksikan agar kita melakukan penyerapan beras. Namun memang kendala saat ini harga jual dari petani cukup tinggi. Mau tidak mau kita pakai harga komersial," katanya.

Dibagian lain dijelaskan, saat ini stok beras di gudang Bulog Sumsel saat ini ada sebanyak 27.500 ton beras. Namun stok tersebut bukan serapan beras anyar melainkan persediaan sejak tahun lalu.

Masih Terikat Kontrak 3 Tahun Dengan Molde, Bagaimana Nasibnya di Old Trafford? Ini Kata Solskjaer

Heboh Akun Medsos Hotman Paris Mendadak Diunfollow Keluarga Syahrini, Ruben Onsu: Sangat Sensitif

Begini Potret Syahrini saat Sungkeman ke Ibunya, Penuh Tangis Air Mata hingga Singgung Soal Restu

"Sebagian stok ini merupakan kiriman dari Jawa Timur. Sebagian lagi pengadaan dari petani lokal di 2018 lalu. Jadi stok yang ada bukan berasal dari pengadaan lokal," jelasnya.

Sementara mengenai stok, kondisi gudang Bulog Sumsel belum dapat dikatakan penuh.

Hal itu lantaran stok hanya ada sekitar 27.300 ton dan mampu memenuhi kebutuhan beras masyarakat sekitar 7 bulan kedepan.

===

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved