Berita Ogan Ilir
Tinggal di Gubuk Reot, Berbaring pun Tak Cukup, Nenek 60 Tahun di Ogan Ilir Butuh Uluran Tangan
Kehidupan nenek Nuraini (60) warga dusun III Desa Tanjung Atap Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir (OI) jauh dari kata sejahtera.
Penulis: Beri Supriyadi | Editor: Siti Olisa
Laporan wartawan Sripoku.com, Beri Supriadi
SRIPOKU.COM, INDRALAYA -- Kehidupan nenek Nuraini (60) warga dusun III Desa Tanjung Atap Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir (OI) jauh dari kata sejahtera.
Selama bertahun-tahun nenek Nuraini harus tinggal di gubuk reot yang tak layak ditempati.
Ia menempati gubuk panggung berukuran tiga kali dua meter yang hanya beratapkan seng dan berdinding papan yang sebagian sudah rapuh termakan usia.
Di dalam gubuk inilah seluruh aktivitas dilakukan mulai dari memasak, makan hingga istirahat.
• Ichsan Kurniawan Beri Sinyal Awal Eksodus Tahap II Pemain Sriwijaya FC
• Busana Khusus Ibu Hamil yang Trendy Pukau Pengunjung Palembang Fashion and Food Festival
• Hanya Kebagian Rp 50 Ribu Setelah Jual HP yang Dicuri, 2 Pemuda Ini Juga Harus Mendekam di Penjara
Bahkan untuk tidur pun dengan posisi duduk sembari bersandar di dinding karena untuk posisi berbaring tidak memungkinkan mengingat bagian lantai rumah sudah banyak yang lapuk.
Di rumah gubuk tersebut, Sabtu (23/2) nenek Nuraini tinggal bersama adiknya Saadah (45) yang hanya mengguntungkan hidup sehari-hari sebagi tukang urut panggilan.
Nuraini harus tidur di dapur yang menyatu dengan seluruh isi rumah yang jauh dikatakan layak huni.
Gubuk tersebut adalah harta satu-satunya peninggalan orang tuanya terdahulu.
• Hasil Babak Pertama Timnas U-22 Indonesia vs Vietnam di Piala AFF U-22 2019 Skor 0-0
• Minim Perhatian, Komisi III DPRD Minta Perusahaan di Ogan Ilir Ikut Peduli Lingkungan
• Pulau Cempaka Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS) Spot Instagramable di Palembang
Nuraini mengaku jika hujan tiba, bagian atap bocor, jika panas sinar matahari tembus langsung ke dalam gubuk.
"Ya beginilah, jangankan untuk bangun gubuk, untuk makan sehari-hari kami susah," kata Nuraini, Sabtu (23/2).
Saat disinggung untuk jatah beras raskin dirinya mengaku punya kartu tapi terkadang tidak bisa juga terpakai.
"Kalau ada duit aku ambek berasnyo tapi jarang aku ambek karno tak ado duit," ujar Aini polos.
• Pulau Cempaka Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS) Spot Instagramable di Palembang
• SEDANG BERLANGSUNG! Live Streaming RCTI Timnas U-22 Indonesia vs Vietnam: Skor Masih Kacamata
• Bangun Rumah Layak Huni, Wabup Lahat : Kalau Bisa Fokus di Satu Kecamatan Biar Kelihatan Hasilnya
Untuk kebutuhan sehari-sehari, Nuraini mengandalkan keahliannya sebagai tukang urut dengan penghasilan yang tidak menentu.
"Alhamdulillah dari hasil urut, kami dapat hidup, yang penting aku samo adekku pacak makan," sembari tak memungkiri ada juga bantuan dari tetangga.