Berita Palembang
Potret Keluarga Suryadi, Bertahan Hidup di Gerobak Kayu Menyusuri Palembang Bersama 6 Buah Hatinya
Pilu dan iba, saat pandangan tertuju pada pria lusuh mendorong gerobak kayu bersama istri dan 3 orang buah hati
Penulis: pairat | Editor: Siti Olisa
Laporan wartawan Sripoku.com, Pairat
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Pilu dan iba, saat pandangan tertuju pada pria lusuh mendorong gerobak kayu bersama istri dan 3 orang buah hati yang masih balita di dalamnya.
Ya, inilah potret keluarga Suryadi (37), saat dibincangi Sripoku.com tengah melintas di Jalan Dr. M. Isa Kecamatan Ilir Timur ll Kota Palembang pada Minggu (6/1/2018), sesekali Ia tampak mengerutkan dahi sembari mengusap peluh dengan kedua telapak tangan.
Sekilas dia tampak kelihatan lelah, namun siapa sangka tekad Suryadi bersama istri untuk membesarkan 6 orang buah hatinya begitu kuat.
Setiap hari Suryadi dibantu istri dan anak-anaknya, yakni Putri (16), Jupri (14) Gadis (10), Bayang (7) Afwan (4) dan Jaka (1) ikut bersama menyusuri jalanan di Kota Palembang mengumpulkan barang bekas, mulai dari kemasan botol plastik, pecah belah, kardus, alumunium hingga besi untuk dijual ke pengepul barang rongsokan.

Setiap bertemu tong sampah, Gadis (10) bersama Afwan (4) selalu berlomba duluan untuk menemukan isi di dalamnya agar bisa diangkut ke dalam gerobak yang berukuran 20 cm itu.
Dari hasil penjualan barang bekas yang dikumpulkannya, Suryadi bisa mengantongi Rp 20 ribu hingga Rp 70 ribu dalam sehari.
Tak sedikit setiap harinya Suryadi menerima santunan dari orang-orang yang kebetulan melintas, mulai dari nasi bungkus, roti hingga uang.
Dari uang yang dikumpulkan memang tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, mengingat sulung dan anak keduanya sudah mulai mengenyam pendidikan sekolah dasar.

Wulan (32) istri Suryadi mengaku dari uang yang didapat sebisa mungkin harus bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Ya mau kayak mano, kalo dibilang kurang dak pernah cukupnyo, jadi dari duit yang didapat tiap hari penting biso beli beras dan sisonyo untuk sekolah budak-budak" tutur Wulan kepada Sripoku.com.
Sejak pukul 08.00 Suryadi bersama istri dan anak-anaknya sudah siap keluar mengais rejeki menyusuri jalanan kota pempek, mulai dari Jalan Sematang Borang, Sudirman, M Isa, Basuki Rahmat hingga kawasan Seberang Ilir.
Cuaca pun terkadang menjadi tantangan tersendiri bagi Suryadi dan keluarga, panas terik dan hujan kerap dilalui, namun Suryadi mengaku anak-anaknya cukup kuat dan tak pernah sakit selama diajak keliling.
"Kalo sakit dak pernah, anak-anak ni kuat kadang kalo ujan kito beteduh dulu. Pernah sakit paling flu biaso dan dak sampe berobat ke dokter, cuma minum obat warung langsung sembuh. Alhamdulillah" Ungkap Suryadi.

Meski belum memiliki rumah, beruntunglah teman Suryadi ada yang bersedia menumpangi rumahnya di kawasan Sematang Borang Sako, setidaknya untuk istirahat dan berkumpul kembali bersama keluarga di malam hari tak lagi terkena angin dan hujan.