Minta Keadilan di Mapolda Sumsel, Satu Keluarga Asal Muara Enim Rela Diguyur Hujan Deras
Satu Keluarga Asal Muara Enim Diguyur Hujan Deras untuk Minta Keadilan di depan Mapolda Sumsel
Laporan wartawan Sripoku.com, Rangga Erfizal
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Guyuran hujan deras yang mengguyur Kota Palembang, keluarga korban dugaan pengeroyokan yang mengakibatkan korbannya meninggal dunia di dalam Lapas Muaraenim, mendatangi Makas Polda Sumsel di jalan Jenderal Sudirman KM 4,5 Palembang, Kamis (6/12/2018).
Sekitar 30 orang anggota keluarga datang dari Muaraenim mencari dan meminta keadilan agar pihak penyidik di Polda Sumsel menjamin proses hukum dan mengusut tuntas kasus pengeroyokan di dalam lapas, hingga korbannya meninggal dunia.
"Adik kami seorang tahanan dari Lapas Muara Enim atas nama Yuhendri Kusnadi (39) tewas setelah mengalami koma usai disiksa semasa ditahanan. Kami keluarga ingin meminta keadilan, kami jauh-jauh ke sini ingin jajaran Kepolisian Polda Sumsel memback-up kasus ini, agar tuntas, keadilan bagi kakak kami terungkap," jelas Sri Rahayu (39), adik korban yang datang ke Mapolda Sumsel.
Korban Yuhendri sesaat ditangkap oleh Polsek langsung dititipkan ke Lapas Muara Enim kelas 2B, dirinya beberapa saat tidak dapat ditemui,dengan alasan belum dapat dibesuk. Namun saat diberikan waktu membesuk korban sudah sekarat hingga koma dan dilarikan ke rumah sakit Muara small ll Enim.
Nyawa Yuhendri tidak tertolong sehingga keluarga langsung memvisum korban ke RS Bhayangkara Palembang.
"Saat divisum di kepala terdapat lima jahitan akibat luka, saya tidak tahu luka kena apa. Di punggungnya juga lecet, serta paha dan kaki juga terdapat luka. Kami keluarga yakin ada otak dibalik kejadian ini, kami ingin pihak Polda Sumsel dapat mengusut tuntas. Saat ini sudah tiga orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Kami yakin ada otak khusus atas kejadian ini," ujarnya.
Yurika (15) sang anak yang juga hadir menuntut keadilan menangis tersedu di depan Wadir Krimum Polda Sumsel, AKBP Eko Sudaryanto.
Yurika menangis meminta keadilan kepada pihak kepolisian, untuk mengusat tuntas kematian ayahnya.
"Saya sedih sekali pak, saya mau ada keadilan buat bapak saya," jelasnya.
Sementara, kuasa hukum keluarga korban, Usman Firiansah mengatakan, hal yang sama tentang ada otak profesional yang menyiksa kliennya.
"Pertama kami meminta polisi lebih profesional dibalik otak tewasnya klien kami. Justru ada pengeroyokan jelas, di dalam lapas yang diketahui oleh oknum pejabat lapas. Indikasi sudah sangat kuat, ada oknum yang bermain."
"Kasus ini awalnya hutang piutang, antara korban dengan oknum kades, hingga terjadi keributan dan berkalahi. Dimana korban memukul kades dan bergulat, sampai kades lapor ke Polsek Rambang Daku dan korban ditangkap. Selanjutnya korban Yusheri dititipkan di Lapas Muara Enim, tetapi tidak bisa dibesuk" terangnya.
Lanjut Usman, dari keterangan tahanan lain, korban mendapat penganiayaan di dalam sel, hingga kondisinya kritis sempat dilarikan ke rumah sakit dan meninggal dunia.
"Tidak lama korban sekarat dan meninggal. Lalu dari kasus ini ada 3 tersangka Napi, namun kami berkeyakinan ada yang merencanakan kejadian ini, yang diduga oknum pejabat Lapas ikut terlibat. 3 napi itu hanya tumbal, kami mohon kepada Polda untuk membackup Polres Muara Enim untuk mengungkap keterlibatan oknum pihak Lapas," jelasnya.
• Belum Seminggu Ditahan! Edi Tahanan Polresta Palembang Mendadak Meninggal Dunia, Keluarga Bingung
• Tahanan Meninggal Dunia tak Wajar di Lapas Muara Enim, Keluarga Lakukan Otopsi di RS Bhayangkara
• Berita Palembang : Buronan Begal Ini Keok Ditembak Jatanras Polda Sumsel