Berita Ogan Ilir

Mahasiswa Jadi Sasaran Perekrutan Teroris, Begini Cara Perekrutannya Menurut Dosen UIN Jakarta

Mudahnya pelaku terorisme dalam melakukan perekrutan berawal dari rasa keingintahuan yang tinggi dari calon targetnya.

Penulis: Beri Supriyadi | Editor: Siti Olisa
SRIPOKU.COM/BERI SUPRIADI
Wakil Dekan II Fisip Unsri Ir Sofyan Effendi (kiri) menyerahkan cinderamata kepada Dosen UIN Jakarta Dr Badrus Sholeh (tengah), didampingi Kaprodi HI Unsri Dr Azhar. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Beri Supriyadi

SRIPOKU.COM, INDRALAYA -- Mudahnya pelaku terorisme dalam melakukan perekrutan berawal dari rasa keingintahuan yang tinggi dari calon targetnya.

Apalagi di tengah perkembangan teknologi informasi saat ini yang  berkembang pesat.

Media sosial dimanfaatkan para pelaku terorisme merekrut calon pengikut.

Berawal dari media sosial, terjadilah diskusi antara perekrut dan calon yang akan direkrut.

Tidak Punya Kerjaan, Pria Asal Cilegon Ini Tak Malu Jadi Pengamen Angklung Untuk Penuhi Kebutuhan

Hal ini disampaikan oleh Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Dr Badrus Sholeh Phd saat memberikan kuliah umum dan lokakarya kepada para mahasiswa program studi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial Politik (Fisip) Universitas Sriwijaya (Unsri).

Maka dari itu, Dr Badrus Sholeh menghimbau mahasiswa agar tidak mudah terpengaruh terhadap perbedaan paham ideologi pelaku kejahatan terorisme.

Karena sasaran terorisme adalah orang-orang pintar, kalangan-kalangan intelektual dan orang terdidik.

Kapolres Lubuklinggau Imbau Anggotanya Galakkan Shalat Subuh Berjemaah

"Diawali dari rasa penasaran dan keingintahuan. Sehingga berlanjutlah diskusi melalui jejaring sosial, diakhiri keinginan mereka untuk pergi berperang ke Iraq atau pun Suriah. Tentu itu tidak dibenarkan," kata Dr Badrus Sholeh.

Kegiatan kuliah umum berlangsung, Senin pagi (26/11) pukul 09.00, di gedung C Fisip Unsri Indralaya dan dihadiri Wakil Dekan II Fisip Unsri Ir Sofyan Effendi dan Kaprodi HI Dr Azhar serta para mahasiswa Prodi HI Unsri.

Puliah umum dan lokakarya yang bertema "Tindakan Pelaku Terorisme Lintas Negara di Asia Tenggara (internasional) atau "Foreign Terrorist Fighters and Returnees: Managing Security in Southeast Asia", Dosen UIN Dr Badrus Sholeh menjelaskan mengenai hubungan internasional terhadap kaitannya dengan tindakan terorisme lintas negara Asia Tenggara.

Timnas Indonesia Gagal Berkiprah di AFF 2018, Pengorbanan Sriwijaya FC tak Terbayar

Parahnya saat ini para pelaku terorisme tidak hanya berkaitan dengan kaum laki-laki saja melainkan perempuan pun turut terjerumus kedalam hal-hal seperti demikian.

Karena diketahui baru-baru ini pelaku bom bunuh diri yang terjadi di tanah air, pelakunya melibatkan satu keluarga, diantaranya merupakan kaum perempuan ibu dan anak. Mirisnya apalagi berkaitan dengan Agama.

Dikawasan Asia Tenggara, ada 20 organisasi yang berkaitan dengan ISIS, dari 20 organisasi tersebut estimasinya lebih kurang 700-800 orang yang berasal dari Asia Tenggara ikut berperang ke Iraq dan Suriah.

Sriwijaya FC vs Mitra Kurkar, Rahma Darmawan Sebut Kekalahan SFC Ancaman Mitra Kukar, Ini Alasannya

Seperti di Afganistan ada organisasi Al-Qaidah, Asia Tenggara Jamaah Islamiah ISIS 2013-2015 jaringan ISIS, Asia Tenggara Katibah Nusantara, Philifina Abu sayyaf Group, Maute, ETC, Indonesia : JAD, JAT, JAK. Lanjut Dr Azhar, dari studi yang sudah dilakukan pihaknya ternyata banyak lubang-lubang yang membuat para pelaku leluasa melakukan tindakan terorisme di tanah air.

Maka dari itu peran Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

"Tahun depan nanti, pemerintah pusat bakal melibatkan 13 Kementerian yang bakal ikut serta bertanggung jawab dalam menangani masalah terorisme. Karena tidak hanya peran TNI dan Polri saja," ujar Dosen UIN Jakarta Dr Badrus Sholeh Phd.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved