Berita Pagaralam
Berita Pagaralam: Kekeringan Melanda Objek Wisata Air Terjun di Kota Pagaralam
Musim kemarau yang melanda Kota Pagaralam mulai berdampak pada sejumlah objek wisata seperti air terjun.
Penulis: Wawan Septiawan | Editor: Tarso
Laporan wartawan sripoku.com, Wawan Septiawan
SRIPOKU.COM, PAGARALAM - Musim kemarau yang melanda Kota Pagaralam mulai berdampak pada sejumlah objek wisata. Seperti beberapa air terjun di Pagaralam kekeringan atau tidak lagi mengalir.
Kondisi ini membuat jumlah kunjungan wisata ke air terjun di Pagaralam mulai merosot. Bahkan hampir sudah tidak ada lagi pengunjung. Pasalnya tidak lagi yang bisa dinikmati.
Informasi yang dihimpun sripoku.com, Selasa (9/10/2018) kekeringan ini disebabkan oleh sejumlah aliran sungai di wilayah Kota Pagaralam debitnya menyurut.
Baca: Berita Palembang: Tersangka Pembunuh Ini Tersungkur Diterjang Timah Panas
Air terjun yang mengalami kekeringan diantaranya yaitu air terjun cughup Pemandian Putri di kawasan Talang Camai Kecamatan Pagaralam Utara.
Tidak hanya itu beberapa air terjun yang ada dikawasan Gunung Dempo juga debit airnya mengecil seperti air terjun Cughup Mangkok, Cughup Embun dan Cughup Tujuh Kenangan.
Ketua RT setempat, Yandi mengatakan, bahwa debit air terjun Pamandian Putri warga setempat menyebutnya memang belakangan ini kering.
"Selain objek wisata, air terjun ini juga menjadi sumber air bagi warga sekitar. Jadi warga juga kekurangan air," katanya.
Baca: Berita Palembang: Anak Perempuan Korban Tersiram Air Panas Mendapat Kunjungan Istri Gubernur HD
Keringnya air terjun ini memang sering terjadi, namun baru tahun ini keringnya cukup cepat. Pasalnya baru berapa pekan tidak hujan airnya sudah kering bahkan sungai di sekitar airnya mulai menyusut.
"Tahun kemarin meskipun kemarau tidak sampai kering seperti ini. Meskipun debet airnya kecil namun tidak kering," ujarnya.
Walikota Pagaralam, Alpian Maskoni mengatakan, melihat kondisi ini pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencari apa penyebab mulai berkurangnya debit air.
"Kita tidak memungkiri jika debit air berkurang akibat musim kemarau. Namun kita harus mencari tahu mungkin ada penyebab lainnya seperti adanya penebangan kayu di kawasan hutan yang menjadi hukum sungai," jelasnya.(one)