Ayo Deteksi Dini Penyakit Hipertensi Paru, Ini Yang Menjadi Tanda Awalnya
Hipertensi jenis ini adalah suatu kondisi terjadinya tekanan darah tinggi di arteri pulmonalis/paru
SRIPOKU.COM -- Berbeda dengan hipertensi sistemik, hipertensi paru mungkin masih jarang terdengar.
Hipertensi jenis ini adalah suatu kondisi terjadinya tekanan darah tinggi di arteri pulmonalis/paru, membuat jantung kanan bekerja ekstra keras.
Kondisi ini dapat berakibat fatal dalam waktu cepat.
Rupanya penyakit ini banyak terjadi di negara berkembang.
Baca: Mata Bengkak Kopi Obatnya, Begini Cara Menggunakannya

Berdasarkan data yang dihimpun YHPI selama beberapa tahun terakhir, prevalensi Hipertensi Paru di dunia adalah 1 pasien per 10.000 penduduk, artinya diperkirakan terdapat 25 ribu pasien Hipertensi Paru di Indonesia.
Ada banyak faktor penyebab terjadinya penyakit ini, namun memang faktor penyebab paling banyak terjadi di Indonesia ialah karena adanya Penyakit Jantung Bawaan (PJB).
Namun jangan khawatir, ada cara untuk mendeteksi dininya.
Baca: Jangan Sampai Terjadi Pada Anak Anda, Perempuan 9 Tahun Ini Meninggal Saat Tidur Karena ini

Hal ini disampaikan oleh dr. Lucia Kris Dinarti, SpPD SpJP, Ahli Hipertensi Paru RS Sardjito Yogyakarta pada acara Kelompok Pasien Mendorong Pemerintah untuk Mengakselerasi Pengobatan Penyakit Hipertensi Paru di Jakarta pada 24 September 2018.
"Seseorang diketahui sudah terlambat bila sudah terjadi pembesaran jantung bagian kanan," ujar dr. Lucia.
Sesak tanpa sebab menjadi tanda awal yang bisa dideteksi lebih dalam.
Baca: Meluncur 27 September 2018, Mi Max 3 Dengan Baterai Sekuat Power Bank
Menurut dokter Lucia, beberapa bentuk pemeriksaan dan deteksi dini yang bisa dilakukan antara lain.

- Screening 1 yakni pemeriksaan dengan stetoskop, untuk menemukam masalah dari irama jantung.
- Screening 2 berupa rekam dan USG jantung untuk mengetahui adanya kelainan pada jantung, khususnya pembengkakan jantung bagian kanan.
Belajar dari negara Jepang, rupanya prevalensi hipertensi paru di negara tersebut sangat rendah.
Hal ini karena upaya pencegahan dan screening di negara tersebut sangat digalakkan dan menjadi kebijakan nasional.