Berita Palembang

Kisah Pahlawan Akmal Warga Asli Ranau Usir Penjajahan Jepang, si Bungsu Ungkap Fakta Memilukan!

Monumen yang berdiri kokoh dilengkapi dengan relief yang terdapat di Desa Simpang Sender tepatnya di persimpangan Desa Kota Batu dan Banding Agung

Penulis: Alan Nopriansyah | Editor: pairat
KOLASE SRIPOKU.COM/ALAN NOPRIANSYAH
Pahlawan Akmal sang istri semasa hidup dan Anak bungsu pahlawan akmal yang masih hidup, saat ini tinggal di Jln pasundan gang Wakaf No 83 Rt 27 Kalidoni Skojo Palembang 

Laporan wartawan Sripoku.com, Alan Nopriansyah

SRIPOKU.COM, MUARADUA-- Monumen yang berdiri kokoh dilengkapi dengan relief yang terdapat di Desa Simpang Sender tepatnya di persimpangan Desa Kota Batu dan Banding Agung menyisahkan kisah perjuangan rakyat Ranau saat mengusir penjajah Jepang dan Belanda.

Sebelum merdeka kekalahan sekutu atas Jepang, membuat Jepang semakin merangsek menguasai kawasan Asia dengan mendarat di Indonesia tanggal 1 Maret 1942.

Jepang yang menggantikan kekuasaan Negara Belanda, telah menguasai Negara Indonesia selama lebih dari tiga setengah abad. Di tanah air pasukan Jepang tersebar di tiga wilayah, Pulau Sumatera, wilayah Pulau Jawa Madura, dan wilayah Kalimantan, Sulawesi serta Nusatenggara.

Di Sumatera bagian Selatan, kala itu Jepang masuk ke wilayah Ranau dengan melewati jalur Liwa. Di bawah kepemimpinan pasukan tentara ke-25, yang berpusat di Bukit Tinggi.

Melihat perkebunan teh yang berada di wilayah Ranau atau tepatnya di perkebunan kopi yang ada di Desa Sipatuhu, serta tembakau yang ada di tepian Danau Ranau dan Gunung Raya. menjadi daya tarik pasukan jepang masuk daerah Ranau.

Akibatnya warga setempat berusaha mengusir para penjajah. Diantara sekian banyak pahlawan yang berjuang mengusir penjajah terdapat seorang yang paling dikenal, yaitu Pahlawan Akmal seorang pemuda kelahiran Desa Pagar Dewa yang saat ini menjadi Kecamatan Warkuk Ranau Selatan (WRS).

Foto Pahlawan Akmal semasa hidup.
Foto Pahlawan Akmal semasa hidup. (ISTIMEWA)

Di zaman penjajahan Belanda, Akmal dikenal sebagai tokoh terpelajar, ia pernah mengenyam pendidikan sekolah Al Azhar di Batavia, dengan teman satu angkatan Tokoh HOS Cokroaminoto dan Haji Agus Salim.

Pada masa pendudukan Jepang pada tahun 1942-1945, Akmal pulang ke Ranau dengan mendirikan sebuah sekolah Madrasah di Pagar Dewa. Pahlawan Akmal memang telah berpikiran maju dengan mengutamakan pendidikan bagi kaum wanita.

Saat ini anggota keluarga Pahlawan Akmal yang masih hidup putri bungusunya Kamila, yang telah berusia 72 tahun.

Diceritakannya saat itu ayah Akmal gugur dibunuh dengan kejam oleh pasukan Jepang, ia tengah berusia 4 bulan dalam kandungan.

Kisah tentang ayahnya Akmal, didapatnya melalui ibunya Siti Aisyah, Ilmu pendidikan ayahnya di Batavia di salurkan di Madrasah Ranau.

Saat itu pengikutnya siswa Pahlawan Akmal turut membantu berjuang melawan penjajah. Seperti nama yang masih dikenang Tambat Lias asal Jepara, dan Muhammad Yusuf asal Wai Relai.

Masuknya Jepang ke wilayah Negara Indonesia, Pahlawan Akmal termasuk salah satu orang yang anti terhadap penjajahan Jepang dengan membentuk pasukan yang dinamakan "Lasykar Hisbullah".

Hingga suatu hari, di sebuah perbukitan, jalan antara Ranau dan Liwa, Pahlawan Akmal menghadang pasukan Jepang. Dengan misi ingin membalas kekejaman Jepang terhadap rakyat Ranau. Dengan menyerang satu peleton pasukan Jepang.

Baca:

LIVE STREAMING Pertandingan Basket 5x5 Putri Grup A Indonesia vs Korea, Ini Susunan Pemain

Dengan Memiliki Paspor Ini, Anda Bisa Memasuki 163 Negara Tanpa Visa

Tugu Monumen Peninggalan Sejarah, yang berada di Simpang Sender, Jalan Raya Ranau
Tugu Monumen Peninggalan Sejarah, yang berada di Simpang Sender, Jalan Raya Ranau (SRIPOKU.COM/ALAN NOPRIANSYAH)
Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved