Berita OKI
Kapolda Sumsel Yakin Kebakaran di Kayulabu Pedamaran Sengaja Dibakar, Penyidikan Lebih Fokus
Kebakaran hutan, kebun, dan lahan (karhutbunla) di Sumatera Selatan (Sumsel) mulai mengancam.
Laporan wartawan sripoku.com, Mat Bodok
SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG---Kebakaran hutan, kebun, dan lahan (karhutbunla) di Sumatera Selatan (Sumsel) mulai mengancam.
Hal itu ditandai dengan terjadinya kebakaran lahan di Kecamatan Pedamaran Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Rabu (18/7).
Beruntung ancaman bencana kabut asap tersebut dapat langsung ditanggulangi oleh pemerintah dan masyarakat, TNI/Polri, swasta dan stakeholder lainnya yang berjibaku memadamkan api.
Jika bukan karena force majeure (di luar kuasa dan kehendak manusia), kabut asap dipastikan tidak akan membayangi apalagi sampai menyentuh Asian Games, 18 Agustus hingga 2 September mendatang.
Kepala Kepolisian Republik Indonesia Daerah Sumatera Selatan (Kapolda Sumsel), Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengucapkan terima kasih kepada Bupati OKI, H Iskandar SE serta Kodim 0402/OKI, Kapolres OKI, dan Masyarakat Peduli Api (MPA).
“Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sudah padam semua, mulai Rabu (18/7) siang menjelang Magrib,” ungkap Kapolda dikonfirmasi usai latihan menembak di Mapolda Sumatera Selatan, Kamis (19/7).
Diterangkan Kapolda, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terjadi di Kecamatan Pedamaran, Kabupaten OKI. Lokasinya di kawasan perkebunan.
“Menurut pengamatan kami, ini bukan bencana alam. Namun (lahan sengaja) dibakar. Oleh karena itu, kami fokus melakukan penyidikan,” tegas jenderal bintang dua itu
Masih kata Kapolda, Bupati OKI H Iskandar SE setuju bahwa orang yang membakar hutan dan lahan tembak di tempat.
“Bupati (OKI) pun setuju, orang yang membakar (hutan dan lahan) ditembak di tempat,” tegasnya.
Kapolda berharap agar masyarakat sadar untuk tidak melakukan pembakaran.
“Saya harap masyarakat sadar untuk tidak melakukan pembakaran (hutan dan lahan). Mari bersama menjaga lingkungan untuk keberlangsungan hidup anak cucu,” pungkasnya.
Dikonfirmasi sebelumnya, Bupati OKI H Iskandar SE mengatakan, kejadian karhutla ini memang baru terjadi (lagi) setelah tiga tahun lalu.
“Baru sekarang yang kelihatan cukup luas, kalau dulu spotnya sedikit, dan dengan luas di bawah satu hektare, dan sekarang lebih dari 10 hektare,” jelasnya kepada Simbur Sumatera.