Berita OKU

Istri Terduga Teroris di OKU Minta Suaminya Dipulangkan Kalau Tidak Terbukti, Anak Sampai Trauma

Beberapa tetangga khususnya kaum ibu banyak yang datang memberikan dukungan moril kepada istri dari YS.

Penulis: Leni Juwita | Editor: Ahmad Sadam Husen
SRIPOKU.COM/LENI JUWITA
DA, istri dari YS. 

Laporan wartawan Sripoku.com, Leni Juwita

SRIPOKU.COM, BATURAJA -- Suasana  di rumah YS (terduga teroris)  di Dusun 1, RT.02, RW.01, Desa Markisa, Kecamatan Lubukbatang, Kabupaten OKU, Provinsi Sumatera Selatan, terlihat sedikit berbeda dari biasanya.

Kalau biasanya ramai orang yang berbelanja makanan, kini banyak tamu yang datang silih berganti.

Beberapa tetangga khususnya kaum ibu banyak yang datang memberikan dukungan moril kepada istri dari YS.

Ibu satu anak ini berusaha tegar menghadapi kasus yang menimpa suaminya.

Sambil mendekap puteranya yang berusia 4 tahun, ia menceritakan kekagetannya saat suaminya tiba-tiba ditangkap Densus 88 AT.

“Saya minta tolong, kembalikan suami saya kalau tidak terbukti “ kata DA seraya menambahkan jika polisi hanya mengambil HP kecil yang biasa digunakannya untuk jualan pulsa dan satu buah laptop jadul yang isinya data pelajaran waktu dia kuliah dulu.

Menurut DA latop jadul itu tidak ada isi yang aneh-aneh, semuanya materi kuliah waktu DA kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Bandar Lampung.

Menurut sarjaan Bahasa Inggris ini, selama dia menikah dengan YS , suaminya  tidak pernah ikut bergabung dengan jaringan teroris, bahkan pergi keluar kampung saja tidak, kecuali mengantar DA ke Lampung untuk bertemu dengan orang tua DA yang kangen dengan cucu satu-satunya.

Rutinitas sehari-hari pagi menyadap karet sampai pukul 09.00 WIB, setelah itu YS membantunya berjualan makanan di depan rumahnya.

Makanya DA mengaku heran kenapa suaminya tiba-tida dituduh teroris,  kalau mau dikaitkan dengan kakaknya ZK yang sudah dulu ditangkap, menurut DA kenapa tidak dari dulu ditangkap.

DA juga mengaku sangat sedih saat penangkapan karena putera kecilnya yang baru berusia 4 tahun sedang sakit dan menyaksikan saat ayahnya ditangkap.

“Anak saya jadi trauma, lihatlah bicara saja tidak mau,“ kata DA dengan nada sedih seraya membelai rambut puteranya .

Beberapa tetangga diantaranya yang non muslim berdatangan memberikan dukungan moril kepada DA.

Menurut  tetanggga, walaupun mereka berbeda agama, namun kehidupan mereka sangat rukun.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved