Benarkah Setan Takut Dilempar Batu Kerikil Saat Lempar Jumroh ? Ternyata Begini Sejarahnya

Tak lama lagi jutaan jemah haji akan mengikuti prosesi lempar jumroh. Melempar jumrah dengan batu kerikil merupakan wajib haji.

Penulis: Yandi Triansyah | Editor: wartawansripo

SRIPOKU.COM  -- Tak lama lagi jutaan jemah haji akan mengikuti prosesi lempar jumroh. Melempar jumrah dengan batu kerikil merupakan wajib haji.

Yang sangat berat karena dalam waktu yang sangat terbatas dan dalam ruang yang sangat terbatas, jutaan orang berdesak-desakan untuk berjuang melaksanakan rangkaian ibadah haji.

Melempar jumrah dianalogikan perlawanan kita pada setan. Dengan berhasilnya kita melempar jumrah tepat pada sasaran berarti kita telah berhasil melawan setan.

Keutamaan melempar jumrah adalah setiap butir kerikil yang dilemparkan akan menghapus dosa besar yang dapat merusak iman.

Dikutip dari buku Sejarah Ibadah karya Syahruddin El Fikri, Kamis (31/8/2017), kisah melempar jumroh terjadi sekitar 4.000 tahun yang lalu, tepatnya pada 1870 SM, ketika Nabi Ibrahim AS bermaksud menyembelih putranya Nabi Ismail AS.

Ketika Ibrahim bermaksud menyembelih Ismail untuk melaksanakan perintah Allah SWT, tiba-tiba datanglah setan menghampiri.

Setan bermaksud menggoda Ibrahim agar menghentikan niatnya untuk menyembelih Ismail. Namun dengan penuh keyakinan, dan ketakwaan terhadap Allah SWT, Ibrahim tetap melaksanakan perintah itu.

Ibrahim tahu kalau tujuan setan atau iblis pada hakikatnya untuk mengajaknya melanggar perintah Allah.

Karena itu, Ibrahim kemudian mengambil tujuh batu kerikil dan melemparnya ke setan. Inilah yang disebut Jumroh Ula.

Tak berhasil mempengaruhi Ibrahim, setan lalu membujuk Hajar, istri Ibrahim. Setan mempengaruhi Hajar jika sebagai seorang ibu pasti tak akan sampai hati mengetahui buah hatinya dikorbankan.

Tapi Hajar menolak dan melempari setan dengan batu kerikil. Lokasi pelemparan Hajar itu kemudian dijadikan tempat melempar Jumroh Wustha.

Setan lalu beralih menggoda Ismail yang dianggap masih rapuh keimanannya.

Tapi Ismail ternyata juga menunjukkan perlawanan. Ia kukuh memegang keimanannya dan yakin dengan sepenuh hati akan perintah Allah SWT.

Ibrahim, Hajar, dan Ismail lalu bersama-sama melempari setan dengan batu kerikil yang kemudian diabadikan menjadi lemparan Jumroh Aqabah.

Allah SWT pun memuji upaya Nabi Ibrahim AS dan keluarga karena dianggap berhasil dalam menghadapi ujian Allah SWT.

Itulah peristiwa yang menjadi pelajaran bagi umat manusia.

Pelemparan batu kerikil itu kemudian menjadi kewajiban bagi setiap jamaah haji sebagai bentuk keteladanan atas kemuliaan dan ketakwaan Nabi Ibrahim AS dan keluarganya.

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved