Bunker di Muba Ini Dikabarkan Sebagai Tempat Bengkel Tank, Tapi Ada Guanya

Goa Belanda ini memiliki luas 100 meter persegi terletak di Dusun III, Desa Rantau Kasih, Kecamatan Lawang Wetan Muba.

Penulis: Fajeri Ramadhoni | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM/FAJERI
Situs peninggalan zaman belanda di Dusun III, Desa Rantau Kasih, Kecamatan Lawang Wetan Musi Banyuasin Sumsel. 

SRIPOKU.COM, SEKAYU--Masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) hampir banyak yang tidak mengetahui bahwa di Muba terdapat sebuah situs sejarah peninggalan pada zaman penjajahan.

Terletak di Dusun III, Desa Rantau Kasih, Kecamatan Lawang Wetan, peninggalan bersejerah tersebut terkubur tanpa adanya sentuhan tangan manusia.

Situs sejarah yang biasa masyarakat sekitar sebut sebagai goa belanda ini memiliki luas 100 meter persegi, dengan banyaknya bebatuan yang runtuh termakan usia.

Masyarkat sekitar biasa menyebut peninggalan Belanda ini sebagai Goa Belanda, selain itu ada yang menyebut bengkel Belanda.

Nama tersebut melekat pada peninggalan situs itu bukan tanpa sebab, karena banyaknya besi-besi dan bebatuan peninggalan yang menceritakan bahwa bunker tersebut bengkel untuk memperbaiki tank-tank zaman itu.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh pemilik tanah, Alamudin bin Rohim (60), mengatakan bahwa peninggalan zaman Belanda ini dulunya merupakan bengkel untuk memperbaiki tank, dimana pada atas bukit terdapat bekas-bekas lintasan dari tank.

"Letak situs ini seluas kurang lebih 100 meter persegi, itu baru kemungkinan saja masih banyak batu-batu yang tertimbun oleh tanah. Sedangkan fungsi tempat ini dulunya merupakan bengkel, banyak bekas besi-besi pondasi mesin," kata Alimudin.

Walapun keterengan tempat ini dulunya bengkel tetapi, tidak ada mesin-mesin peninggalan tersebut. Tetapi ada beberapa besi yang dicabut, disana berketerangan dari besi bahwa dari tahun 1813.

"Dulunya banyak besi kata kakek saya, karena dahulu zaman krisis sehingga besi-besi yang ada dicuri dan dijual oleh orang yang tidak bertanggung jawab," ujarnya.

Selain banyak reruntuhan batu peninggalan Belanda, pada situs itu juga ada sebuah goa setinggi 1 meter.

"Goa ini setahu saya belum ada orang yang memasukinya, pernah ada TNI masuk untuk mengecek dan keluar kembali tetapi ia tidak kembali lagi kesini setelah itu. Saya tidak melarang orang untuk masuk, jika mau masuk silahkan saja tetapi saya tidak bertanggung jawab," jelasnya.

Sementara, Kepala Desa Rantau Kasih, Dedi, mengatakan bahwa peninggalan zaman belanda ini harus dilestarikan sebagaimana mestinya.

Sampai sekarang belum ada pihak pemerintah yang melalukan perbaikan dan renovasi dan hanya melihat-melihat saja.

"Kalau ini ditingkatkan jadi situs bersejarah maka tentu akan menigkatkan PAD," ujarnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved