Dicabut, Subsidi Listriki 900 VA untuk 450 VA Tidak

Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sofyan Basyir menegaskan, pencabutan subsidi listrik akan dilakukan secara bertahap bagi pelangg

Editor: Bedjo
KOMPAS.COM
Direktur Utama PLN Sofyan Basir 

SRIPOKU.COM , JAKARTA - Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sofyan Basyir menegaskan, pencabutan subsidi listrik akan dilakukan secara bertahap bagi pelanggan rumah tangga 900 Voltampere (VA).

Berita Lainnya:  Terancam Dicabut, Subsidi Listrik 18 Juta Pelanggan 900 VA

Adapun untuk pelanggan 450 VA tidak akan dilakukan pencabutan subsidi. "Kalau yang 450 tidak akan bergerak, sampai hari ini tidak ada keputusan bergerak dan 450 tetap disubsidi," ujar Sofyan di Jakarta, Senin (31/10/2016).

Menurut Sofyan, upaya pencabutan subsidi bagi pelanggan 900 VA tersebut dilakukan agar subsidi listrik tepat sasaran. "Yang betul itu kan subsidi tepat sasaran bukan membunuh subsidi," ucap Sofyan.

Sofyan menilai, pemerintah tidak pernah punya niat untuk mencabut subsidi listrik, bahkan pemerintah akan menambah subsidi listrik dengan catatan harus tepat sasaran.

"Perintah tidak pernah berniat mengurangi subsidi bagi rakyat miskin, malah ditambah dari 15,5 juta rakyat menjadi hampir 30 juta rakyat, yang rentan miskin pun dimasukan subsidi," tandasnya.

Pencabutan subsidi listrik untuk pelanggan 900 VA akan berdampak pada kenaikan tarif dasar listrik (TDL). Menurut Sofyan, kenaikan tersebut akan dilakukan secara bertahap.

"Kenaikan TDL pengennya per 6 bulan, sekarang masih per bulan," tutup Sofyan.

Sekadar informasi, pemerintah akan menghapus subsidi listrik bagi pelanggan rumah tangga 900 VA. Rencana pencabutan subsidi ini disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut menilai, selama ini pemerintah banyak merogoh kocek untuk mensubsidi pelanggan 900 VA. Setelah dievaluasi, ternyata subsidi memang tak tepat sasaran. Luhut mengatakan dari 22 juta pelanggan 900 VA hanya 4 juta pelanggan yang memang benar-benar tergolong miskin.

Penulis : Iwan Supriyatna

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved