TF Indonesia akan Dampingi Rakyat Tuntut Plasma 20%

Trees for Future (TF) Indonesia akan aktif membantu masyarakat untuk memperjuangkan hak rakyat atas tanah, termasuk menuntut

Editor: Sudarwan
PANGKALAN BUN – Trees for Future (TF) Indonesia akan aktif membantu masyarakat untuk memperjuangkan hak rakyat atas tanah, termasuk menuntut pelaksanaan 20% plasma areal sawit perkebunan besar.

Esensi plasma adalah pemerataan, sehingga TF Indonesia akan berdiri tegak membela rakyat, bila perlu dengan dan kampanye internasional agar dunia memboikot produk perusahaan pelanggar ketentuan.

Hal itu disampaikan Direktur TF Indonesia Sihol Manullang di Pangkalan Bun, Selasa (23/10), pada saat peluncuran perwakilan lembaga swadaya masyarakat (LSM) Amerika Serikat Trees for Future di Indonesia, yang bernama TF Indonesia yang berpusat di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Markas di Kalimantan, untuk mendekatkan TF Indonesia dengan lokasi kerusakan hutan terparah di dunia.

Sihol mengatakan, hak rakyat atas hutan, tak bisa lagi hanya sebagai retorika. Perampasan tanah rakyat oleh perusahaan besar, ketentuan plasma 20% yang tidak dilaksanakan, tak bisa lagi hanya bumbu untuk menina-bobokkan masyarakat.

Rakyat harus berjuang dan TF Indonesia siap mendampingi perjuangan di luar dan di dalam pengadilan.

Direktur Indonesia TF lainnya, Ferry Alfiand, Muhammad Jalil dan Sri Eddy Swasono. Dewan Penasihat TF Indonesia, Prof Dr Rahardi Ramelan MCE MSc (Mantan Memperindag), Johny Nelson Simanjuntak (Anggota Komnas HAM), Mulyana W Kusumah (Mantan Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia) dan Sukmadji Indro Tjahyono (Direktur Skephi).

LSM nasional yang menjadi mitra utama TF Indonesia adalah The Indonesian Network of Forest Conservation (Sekretariat Kerja Sama Pelestarian Hutan Indonesia) yang lebih dikenal sebagai Skephi). Kantor cabang TF di Jakarta, bersatu dengan Skephi.

“Berbagai mitra LSM nasional dan internasional (melalui TF) sudah sepakat, perlawanan moral melalui kampanye internasional untuk boikot produk perusahaan pelanggar hak rakyat, menjadi salah satu senjata. Rakyat kan selalu pihak lemah, satu-satunya kemampuan rakyat hanya bersuara, maka energi suara harus berjalan efektif melalui dunia internasional dan menggugat para pemegang saham di pasar modal,” tutur Sihol.

Dari Pangkalan Bun, TF Indonesia akan berkarya mensosialisasikan penanaman pohon yang bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penduduk yang dengan dekat hutan, pada dasarnya hidup dari hasil hutan.

TF mendorong pengelolaan hutan secara berkesimbangungan, masyarakat memanfaatkan lahan, menanam pohon yang bernilai ekonomi, memanen, meremajakan tanaman, memanfaatkan lahan untuk peternakan dan perikanan. Begitu seterusnya. Aktivitas TF bukan hanya di Kalimantan, juga di berbagai pulau di Indonesia.

Selain melaksanakan proyek sendiri, TF akan bekerja sama dengan LSM lokal dan Pemda untuk menyadarkan masyarakat atas eratnya hubungan kesejahteraan dengan kemampuan pemanfaatan lahan secara sehat. Masyarakat akan diedukasi, dimotivasi.

PMD akan memberi bibit dan pendampingan hingga panen pertama.  Hasil panen, sepenuhnya menjadi hak masyarakat pengelola lahan. Kerja dengan masyarakat, diharapkan menjadi energi skala besar untuk memperbaiki hutan yang sempat rusak.

Pengirim:
Sihol Manullang
sihol.manullang@gmail.com

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved