Hasyim Muzadi: Isu Intoleransi Itu Dari Luar

Bagi mereka menghujat agama merupakan bagian dari HAM, sebaliknya kalau kita menolak atheisme dianggap melanggar HAM.

Penulis: Sutrisman | Editor: Hendra Kusuma
zoom-inlihat foto Hasyim Muzadi: Isu Intoleransi Itu Dari Luar
Ist
Hasyim Muzadi
SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Muzadi, menanggapi secara khusus peredaran buku "5 Kota Berpengaruh di Dunia".

Tanggapan ini disampaikan melalui jejaring sosial SMS dan BlackBerry Messanger (BbM). Model komunikasi massa seperti pernah pula dilakukan saat terjadi kontroversi kedatangan artis Lady Gaga.

Berikut tanggapan lengkap Hasyim Muzadi, yang diterima Sriwijaya Post Online, Minggu (17/6/2012) pagi:

Beredarnya buku "5 Kota Berpengaruh di Dunia ' via yang menyelipkan pesan di dalamnya hujatan terhadap Rasulullah SAW, merupakan bukti tambahan bahwa tuduhan Komisi HAM PBB di Jenewa tentang intoleransi di Indonesia itu tidak benar.

Bahkan yg terjadi sebaliknya. Bedanya, kalau tuduhan PBB itu dari dalam Indonesia di bawa keluar , sedangkan buku itu dari luar dibawa ke dalam Indonesia.

Sekaligus menyadarkan umat Islam bahwa ' islamo phobia' (kebencian terhadap islam) memang riel ada.  Tahun 63/64 misalnya betapa Allah SWT, Al-Quran, Rasulullah SAW dihujat habis2an secara terbuka melalui panggung lembaga kesenian rakyat, yg kemudian melahirkan UU No 1/65 tentang larangan penodaan agama.

Di zaman reformasi pun kita menemui antara lain : poling kepemimpinan dunia dimana Rasululloh SAW ditempatkan No 11, usaha gugatan yudisial review ke MK agar UU No 1/65 dicabut berdasarkan HAM, sehingga menodai agama tidak dikenakan sanksi hukum . Belakangan, beredar buku "5 kota". Dan pelakunya adalah aliansi plus minus kelompok yg sama. Islamo phobia tidak akan hilang sepanjang masa, serta dilakukan secara komprehensif , sistimatis , terukur dg cermat serta berkwalitas sangat tinggi .

Kita perlu menyadarkan umat Islam terus menerus tentang hal ini dengan  menyeimbangkan antara toleransi dan kewaspadaan, namun cara mereaksinya haruslah pintar, tidak boleh gegabah, karena kesalahan umat Islam dalam mereaksi biasanya telah disiapkan jebakan baru yg lebih menyengsarakan umat dg tuduhan2 baru juga .

Serangan kelompok 'islamo phobia' bukan hanya menyangkut serangan terhadap ajaran, namun juga ekonomi, politik, pendidikan dan budaya serta militer, bahkan membuat disintegrasi dan sparatisme di sebuah negara NKRI yang dihuni mayoritas kaum muslimin.

Bagi mereka menghujat agama merupakan bagian dari HAM, sebaliknya kalau kita menolak atheisme dianggap melanggar HAM.

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved