MBG di Banyuasin

Insentif Rp 100 Ribu Per Hari untuk Guru Distribusi MBG Banyuasin, Dibayar 10 Hari Sekali

Insentif ini diharapkan dapat memotivasi dan mendukung kelancaran penyaluran gizi kepada siswa.

Penulis: Ardiansyah | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Ardiansyah
BERI KETERANGAN - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banyuasin, Aminuddin beberapa waktu lalu. 

SRIPOKU.COM, BANYUASIN - Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) merencanakan pemberian insentif harian bagi guru yang terlibat aktif dalam pendistribusian Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah-sekolah Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel).

Insentif ini diharapkan dapat memotivasi dan mendukung kelancaran penyaluran gizi kepada siswa.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banyuasin, Aminuddin, mengonfirmasi rencana insentif tersebut yang merujuk pada Surat Edaran BGN Nomor 5 Tahun 2025.

"Insentif yang diberikan kepada guru yang ikut mendistribusikan MBG berdasarkan surat edaran akan diberikan senilai Rp 100 ribu per hari," kata Aminuddin, Jumat (3/10/2025).

Ia menambahkan bahwa pembayaran insentif akan dilakukan setiap 10 hari oleh SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) yang menyuplai makanan ke sekolah terkait.

Penunjukan guru yang menjadi penanggung jawab distribusi MBG di sekolah menjadi kewenangan penuh Kepala Sekolah, dengan mengutamakan guru bantu atau guru honorer.

Untuk memastikan pemerataan, penunjukan ini akan dilakukan secara bergantian atau rotasi untuk satu hingga tiga guru.

"Kami baru mendapatkan surat edaran dan sudah diperintahkan seluruh kepala sekolah yang sekolahnya sudah menerima manfaat MBG untuk menunjuk satu sampai tiga orang guru sebagai penanggung jawab penyaluran MBG di sekolah," jelas Aminuddin.

Meskipun insentif telah disiapkan untuk melancarkan distribusi, Program MBG di Banyuasin masih menghadapi kendala geografis yang signifikan.

 Saat ini, dari total 21 kecamatan di Banyuasin, baru lima kecamatan yang terlayani, dengan total 18 Dapur SPPG yang beroperasi.

Data menunjukkan bahwa 18 SPPG yang telah berdiri cenderung memilih lokasi yang mudah dijangkau.

Konsentrasi dapur terbanyak berada di Kecamatan Talang Kelapa (10 SPPG), disusul Rambutan (3 SPPG), Banyuasin III (3 SPPG), Banyuasin I (1 SPPG), dan Muara Sugihan (1 SPPG).

Akibatnya, sebanyak 16 kecamatan yang hampir seluruhnya berada di wilayah perairan dan pelosok sama sekali belum terlayani program MBG.

Dari total 18 SPPG yang sudah berjalan, baru 62.295 siswa dari jenjang PAUD hingga Menengah Atas yang terlayani.

Kesenjangan ini mengindikasikan bahwa BGN dan pihak terkait perlu memprioritaskan solusi logistik dan pendirian SPPG di wilayah perairan agar program MBG dapat menjangkau seluruh pelajar di Banyuasin, tidak hanya di lokasi yang mudah diakses darat.

Sementara teknis penuh pendistribusian insentif masih menunggu arahan lebih lanjut dari BGN, harapan terbesar adalah program ini dapat segera merata ke seluruh pelosok Banyuasin.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved