CURHAT Wardatina Mawa Pasca Suami Izin Poligami Kedua Kalinya, Dugaan Pernikahan Inara Rusli Dikuak

Ringkasan Berita:

• Wardatina Mawa mengungkap suaminya, Insanul Fahmi, meminta izin poligami kedua kalinya dan menuding adanya orang ketiga yang diduga kuat adalah Inara Rusli
• Chat pribadi yang beredar memperlihatkan kedekatan serius antara Insanul Fahmi dan sosok yang diduga Inara Rusli, termasuk pembahasan pernikahan
• Mawa menyebut suaminya telah mengakui perselingkuhan tersebut, yang bermula dari hubungan bisnis sejak Juli 2025,

SRIPOKU.COM - Sosok Wardatina Mawa menjadi sorotan lantaran kabar rumah tangganya dengan Insanul Fahmi.

Insanul Fahmi dikabarkan menduakan Mawa dengan sosok artis berinisial IR.

Hingga berita ini viral di media sosial, sosok IR yang dimaksud itu merujuk kepada eks Virgoun, Inara Rusli.

Baca juga: Bocor Chat Istri Sah dengan Wanita Diduga Inara Rusli, Bantah Selingkuh Sebut Hubungan Profesional

Apalagi Mawa sendiri sempat memberikan kode perihal Inara Rusli yang disebut-sebut sebagai orang ketiga di rumah tangganya.

Namun Inara sendiri tampak belum buka suara terkait kabar miring yang menimpanya itu.

Hanya saja, melalui media sosial, Mawa terus menyinggung sosok yang diduga Inara Rusli.

Pantauan Sripoku.com dari Instagram Mawa, ia pun sempat menyinggung perihal wanita yang ngaku pernah disakitin lalu kini menyakiti wanita lain.

Diketahui Inara Rusli sendiri sempat mengaku sakit hati lantaran diselingkuhi Virgoun saat menikah dulu.

Lantaran itulah postingan Mawa tersebut lantas diduga benar ditujukkan untuk Inara.

"Aku dulu selalu percaya, orang yang pernah terluka pasti bakal lebih hati-hati dalam memperlakukan hati orang lain.

Aku pikir, rasa sakit itu akan ngajarin kita buat jadi lebih lembut, lebih peka, lebih manusiawi. Tapi ternyata nggak semua orang bisa begitu.

Ada yang lukanya justru dijadikan alasan untuk membenarkan sikapnya. "Dulu aku pernah disakitin," katanya...

seolah kalimat itu otomatis bikin semua perilakunya bisa dimaklumi, seolah itu cukup kuat buat menutupi cara dia melukai orang lain.

Padahal luka itu harusnya jadi tempat belajar, bukan tempat bersembunyi.
Harusnya bikin kita ngerti betapa nggak enaknya diperlakukan sembarangan.