Pendidikan Profesi Guru
Sebagian Guru Mata Pelajaran Lain Merasa Khawatir Kegiatan Akan Menyita Waktu Pembelajaran Mereka
Jawaban Post Test PSE 2 Modul 2 PPG 2025 Pembelajaran Sosial Emosional ini bisa menjadi referensi Bapak/Ibu dalam pengisian modul.
Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Rizka Pratiwi Utami
SRIPOKU.COM - Jawaban Post Test PPG 2025 PSE 2, Modul 2 Pembelajaran Sosial Emosional.
Jawaban Post Test PSE 2 Modul 2 PPG 2025 Pembelajaran Sosial Emosional ini bisa menjadi referensi Bapak/Ibu dalam pengisian modul.
Artikel ini akan menjawab pertanyaan nomor 4 dalam Post Test PSE 2 Modul 2 PPG 2025 dan dilengkapi dengan pembahasan.
Pembahasan berikut bisa memudahkan Bapak/Ibu Guru untuk lebih memahami materi ini.
4. Anda adalah guru IPS di SMP yang ingin mengajarkan konsep kewirausahaan kepada siswa kelas VIII.
Anda merancang kegiatan experiential learning berupa proyek "Market Day", di mana siswa akan merancang produk sederhana, membuat strategi promosi, dan menjual produk mereka secara terbuka dalam satu hari pameran.
Untuk mendukung keberhasilan program ini, Anda berencana melibatkan guru Bahasa Indonesia untuk membimbing pembuatan proposal usaha, guru Seni untuk membantu desain kemasan, dan guru BK untuk memantau dinamika kelompok serta mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Anda juga mengundang orang tua untuk hadir sebagai pengunjung dan memberi umpan balik pada hari pameran.
Namun, sebagian guru mata pelajaran lain merasa khawatir kegiatan ini akan menyita waktu pembelajaran mereka dan orang tua juga mempertanyakan urgensi mengapa harus hadir dalam kegiatan ini.
Bagaimana Anda mengatasi situasi ini?
Jawaban: D
Mengadakan pertemuan koordinasi dengan guru guru dan perwakilan orang tua untuk menjelaskan tujuan pembelajaran dari proyek ini, membagi peran secara proporsional.
Baca juga: Tahapan Observasi dan Pencatatan Perilaku yang Dapat Dilakukan Guru Adalah, Modul 2 PSE PPG 2025
Pembahasan;
Kegiatan Market Day merupakan bentuk nyata dari experiential learning yang sangat relevan untuk membentuk jiwa kewirausahaan, kolaborasi lintas mata pelajaran, dan partisipasi orang tua.
Namun, keberhasilan proyek lintas sektor seperti ini sangat tergantung pada koordinasi yang baik dan komunikasi yang terbuka.
Mengapa pilihan D adalah langkah terbaik:
1. Mengurangi resistensi dan membangun dukungan:
Melalui pertemuan koordinasi, guru-guru dan orang tua dapat memperoleh gambaran menyeluruh tentang tujuan pendidikan, bukan hanya soal “menyita waktu.” Ini akan mengubah persepsi dari beban menjadi peluang kolaborasi.
2. Transparansi tujuan dan manfaat pembelajaran:
Menjelaskan bahwa proyek ini adalah bagian dari kurikulum yang mengintegrasikan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap, dapat menjawab kekhawatiran tentang urgensi dan efektivitas kegiatan.
3. Pembagian peran yang proporsional:
Guru tidak harus terlibat penuh sepanjang waktu. Anda dapat mendesain sistem kerja tim yang efisien, misalnya:
Guru Bahasa Indonesia hanya terlibat saat proses penyusunan proposal,
Guru Seni pada fase perancangan kemasan,
Guru BK saat pembentukan kelompok dan refleksi sosial-emosional,
Guru IPS sebagai koordinator utama.
4. Membangun kemitraan dengan orang tua:
Orang tua tidak hanya hadir sebagai tamu, tetapi dapat memberi masukan dan dukungan, yang mempererat hubungan sekolah-rumah.
Baca berita menarik Sripoku.com lainnya di Google News
pendidikan profesi guru
Sebagian Guru Mata Pelajaran Lain Merasa Khawatir
Modul 2
Post Test
PSE
Pembelajaran Sosial Emosional
Mengapa Refleksi Merupakan Tahap Penting dalam Experiential Learning, Modul 2 Topik 3 PPG 2025 |
![]() |
---|
Soal Modul 2 Topik 3 PPG, Siklus Experiential Learning Kolb Terdiri dari Urutan Berikut, Kecuali |
![]() |
---|
Sebagai Guru, Anda Mendorong dan Memberikan Kesempatan Bagi Siti untuk Berpendapat, Modul 2 PPG |
![]() |
---|
Apa Dampak Penting dari Kesejahteraan yang Baik di Sekolah Terhadap Siswa, Modul 2 School Well-being |
![]() |
---|
Hubungan Sosial yang Sehat Antara Siswa dan Guru Berkontribusi Terhadap Kesejahteraan di Sekolah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.