Pendidikan Profesi Guru
Contoh Refleksi Diri Jurnal Modul 3 Topik 1 PPG Filsafat Pancasila dan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
Setelah mempelajari Modul 3 Topik 1 yang membahas Filsafat Pancasila dan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara sebagai Landasan
Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Rizka Pratiwi Utami
SRIPOKU.COM - Berikut ini jawaban refleksi saat menyusun jurnal modul 3 Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Nilai Topik 1 yang membahas Filsafat Pancasila dan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara sebagai Landasan Pendidikan Nasional.
Jurnal modul 3 harus diselesaikan oleh Bapak/Ibu Guru yang mengikuti PPG 2025.
Oleh sebab itu, Sripoku.com akan menyajikan contoh penulisan refleksi pada Jurnal Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Nilai.
Bapak/Ibu Guru bisa menambahkan informasi lain yang sesuai dengan kondisi di kelas yang sebenarnya.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Menyesuaikan Pendidikan Sesuai Kodrat Alam, Modul 3 FPPN PPG Tahun 2025
F. Refleksi Diri
Setelah mempelajari Modul 3 Topik 1 yang membahas Filsafat Pancasila dan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara sebagai Landasan Pendidikan Nasional, saya mengalami pencerahan dalam memahami peran strategis guru sebagai agen pembentuk karakter bangsa.
Selama ini saya mengajar Pendidikan Pancasila sebagai mata pelajaran yang penting, namun belum sepenuhnya menjadikannya sebagai sarana membentuk watak dan kepribadian siswa secara holistik.
Melalui modul ini, saya tersadar bahwa nilai-nilai Pancasila harus dihidupkan, bukan hanya diajarkan
Pancasila sebagai dasar dan filosofi pendidikan Indonesia memberi arah bahwa seluruh roses pembelajaran harus mencerminkan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan.
Nilai-nilai ini tidak boleh berhenti pada hafalan semata, tetapi harus implementasikan dalam setiap tindakan guru maupun peserta didik di dalam dan luar kelas.
Saya merefleksikan kembali bagaimana selama ini saya membangun hubungan dengan siswa pakah saya telah mencerminkan keadilan dalam memperlakukan mereka, atau apakah saya lah memberi ruang dialog yang demokratis dalam pembelajaran.
Jawabannya belum sepenuhnya.
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara semakin memperdalam kesadaran saya bahwa didikan sejatinya adalah proses menuntun anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai kodrat alam dan zamannya.
Saya diingatkan untuk lebih peka terhadap keunikan dan potensi masing-masing peserta didik, serta menyesuaikan pendekatan pembelajaran dengan kondisi zaman digital saat ini.
Saya menyadari bahwa pendekatan ceramah dan satu arah tidak lagi elevan.
Sebaliknya, patung yang menggambarkan konsep "Ing Ngarsa Sung Tuladha" adalah patung Ki Hajar Dewantara, mendorong semangat belajar di tengah (ing madya mangun karsa), dan mendampingi serta mempercayai potensi siswa dari belakang (tut wuri handayani).
Sebagai guru Pancasila, saya juga semakin memahami pentingnya memberikan pengalaman belajar yang kontekstual, bermakna, dan melibatkan siswa sebagai subjek aktif.
Misalnya, saya akan lebih banyak menggunakan studi kasus kehidupan nyata, diskusi kelompok, dan media digital agar nilai-nilai Pancasila benar-benar terasa hidup dan dekat dengan keseharian peserta didik
Refleksi ini menjadi titik balik bagi saya untuk lebih serius menjalankan peran sebagai pendidik yang bukan hanya mentransfer ilmu, tetapi juga membentuk karakter.
Saya berkomitmen untuk terus belajar dan mengembangkan diri agar menjadi guru yang memerdekakan siswa dalam berpikir, berperilaku, dan menjadi manusia seutuhnya sesuai nilai-nilai luhur bangsa.
Baca berita menarik Sripoku.com lainnya di Google News
Apa yang Dimaksud dengan Azas Konsentris Menyikapi Keberagaman dan Masuknya Pengaruh Budaya Luar |
![]() |
---|
Menyikapi Keberagaman dan Pengaruh Asing dalam Masyarakat, Ki Hadjar Dewantara Mengingatkan Pendidik |
![]() |
---|
Dalam Mendampingi Murid Secara Utuh dan Menyeluruh, Maka Pendidikan Hendaknya Kontekstual Dengan |
![]() |
---|
Apa yang Dimaksud dengan Menyesuaikan Pendidikan Sesuai Kodrat Alam, Modul 3 FPPN PPG Tahun 2025 |
![]() |
---|
Unsur dalam Pendidikan Karakter Anak dalam Konsep Catur Pusat Pendidikan Menurut Nyai Ahmad Dahlan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.