Pendidikan Profesi Guru

CONTOH Jurnal Modul 1 PPA Umum Rancangan Pembejaran Berbasis Pendekatan Teaching At The Right PPG

Di dalam satu kelas, kemampuan dan pemahaman murid seringkali sangat beragam. Khususnya di kelas IV Sekolah Dasar,

Freepik
MODUL 1 PPA - Ilustrasi belajar. CONTOH Jurnal Modul 1 PPA Umum Rancangan Pembejaran Berbasis Pendekatan Teaching At The Right PPG 

SRIPOKU.COM - Berikut ini contoh Jurnal Modul 1 Prinsip Pengajaran dan Asesmen Umum PPG tahun 2025.

Jurnal Modul 1 dengan topik Rancangan Pembejaran Berbasis Pendekatan Teaching At The Right (TaRL).

Baca juga: CONTOH Jurnal Modul 1 Prinsip Pengajaran dan Asesmen UbD PPG Tahun 2025, Lengkap Umpan Balik Rekan

JURNAL PEMBELAJARAN

MERANCANG PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN
TEACHING AT THE RIGHT LEVEL (TaRL)

A. Latar Belakang

Di dalam satu kelas, kemampuan dan pemahaman murid seringkali sangat beragam. Khususnya di kelas IV Sekolah Dasar, perbedaan tingkat pemahaman dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), terutama pada materi abstrak seperti "Membangun Jati Diri dalam Kebhinekaan", menjadi sebuah tantangan nyata. Beberapa siswa mungkin sudah mampu mengidentikasi contoh-contoh keberagaman di lingkungan sekitarnya dengan baik, sementara sebagian lainnya masih kesulitan memahami konsep dasar "jati diri" dan "bhineka". Kondisi ini menuntut seorang pendidik untuk tidak lagi menggunakan pendekatan "satu ukuran untuk semua" (one-size-ts-all). Pembelajaran yang seragam seringkali hanya akan efektif bagi sebagian kecil siswa yang kebetulan tingkat kemampuannya sesuai dengan metode yang digunakan guru. Siswa yang lebih cepat akan merasa bosan, sedangkan siswa yang memerlukan bantuan lebih akan semakin tertinggal. Oleh karena itu, diperlukan sebuah pendekatan yang mampu mengakomodasi keberagaman kemampuan siswa ini. Pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL) hadir sebagai solusi yang berfokus pada penyesuaian proses pembelajaran dengan tingkat kemampuan aktual siswa, bukan hanya berdasarkan tingkatan kelas mereka. Dengan merancang pembelajaran PKn materi ini menggunakan pendekatan TaRL, diharapkan setiap siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kecepatan dan kapasitas belajarnya masing-masing, sehingga pemahaman mengenai pentingnya membangun jati diri di tengah keberagaman dapat tertanam secara lebih mendalam dan bermakna.

B. Konsep Pembelajaran Teaching At The Right Level (TaRL)

1. Pengertian

Teaching at the Right Level (TaRL) adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang tidak mengacu pada tingkatan kelas, melainkan berfokus pada tingkat kemampuan peserta didik. Esensi dari TaRL adalah memastikan setiap anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan, seperti membaca dan berhitung, sesuai dengan level mereka. Dalam konteks mata pelajaran lain seperti PKn, TaRL diadaptasi untuk memastikan siswa memahami konsep-konsep kunci sesuai dengan tingkat pemahaman mereka. Proses ini diawali dengan asesmen diagnostik untuk memetakan kemampuan siswa, kemudian siswa dikelompokkan berdasarkan hasil asesmen tersebut untuk mendapatkan intervensi pembelajaran yang sesuai.

2. Tujuan

Tujuan utama dari pendekatan TaRL adalah:

● Memastikan Penguasaan Konsep Fundamental: Setiap siswa, terlepas dari usianya atau kelasnya, dapat menguasai konsep-konsep dasar yang menjadi fondasi untuk pembelajaran selanjutnya.

● Mengurangi Kesenjangan Pembelajaran: Membantu siswa yang tertinggal untuk mengejar ketertinggalan mereka dengan memberikan intervensi yang tepat dan intensif.

● Meningkatkan Motivasi Belajar: Siswa menjadi lebih termotivasi karena materi dan tugas yang diberikan sesuai dengan kemampuan mereka, tidak terlalu sulit yang membuat frustrasi, dan tidak terlalu mudah yang membuat bosan.

● Menciptakan Pembelajaran yang Inklusif: Setiap siswa merasa diperhatikan dan mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk berkembang.

3. Tantangan

Implementasi TaRL bukannya tanpa tantangan, di antaranya:

● Manajemen Kelas: Mengelola beberapa kelompok belajar dengan aktivitas yang berbeda dalam satu waktu memerlukan keterampilan manajemen kelas yang kuat.

● Sumber Daya: Membutuhkan persiapan materi dan instrumen asesmen yang lebih beragam untuk setiap kelompok.

● Waktu: Proses asesmen awal dan pengelompokan memerlukan waktu tambahan di luar jam mengajar reguler.

● Perubahan Pola Pikir Guru: Guru perlu beralih dari pola pikir mengajar berbasis kurikulum yang kaku ke pengajaran yang eksibel dan berpusat pada siswa.

C. Rancangan Pembelajaran Berbasis Pendekatan TaRL pada Mata Pelajaran PKn

Materi Membangun Jati Diri dalam Kebhinekaan Kelas IV SD

1. Tujuan Pembelajaran 

a. Capaian Pembelajaran (CP) Fase B: Peserta didik mampu mengidenti kasi aturan di lingkungan keluarga, sekolah,
dan lingkungan sekitar serta melaksanakannya dengan bimbingan. Peserta didik juga mampu mengidenti kasi dan menyebutkan identitas dirinya (sik dan non- sik) serta identitas orang-orang di sekitarnya, dan menghargai perbedaan karakteristik baik sik maupun non- sik.

b. Tujuan Pembelajaran (TP):

1. Peserta didik dapat mengidentikasi keragaman identitas (suku, agama, budaya) di lingkungan kelas.

2. Peserta didik dapat menjelaskan pentingnya menghargai perbedaan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

3. Peserta didik dapat memberikan contoh sikap membangun jati diri yang positif di tengah keberagaman.

c. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP):

1. Pengenalan Konsep: Memahami apa itu jati diri dan keberagaman.

2. Identi kasi Keberagaman: Mengidenti kasi keberagaman suku, agama, dan kegemaran di lingkungan kelas.

3. Sikap Menghargai: Mempelajari dan mencontohkan cara-cara menghargai
perbedaan.

4. Aksi Positif: Merancang dan menunjukkan sebuah aksi sederhana yang mencerminkan sikap bangga pada jati diri dan menghargai keberagaman.

2. Asesmen

a. Asesmen Awal (Diagnostik Non-Kognitif & Kognitif):

○ Tujuan: Memetakan kemampuan awal siswa dalam memahami konsep keberagaman dan jati diri.

○ Metode:

1. Wawancara Singkat: Guru mengajukan pertanyaan lisan sederhana:

"Siapa yang tahu apa suku bangsanya?", "Apa agama yang kamu anut?",

"Apa hobimu?".

2. Tugas Menggambar: Siswa diminta menggambar "Aku dan Temanku" dan memberikan keterangan singkat tentang perbedaan yang mereka lihat (misal: rambut, warna kulit, baju adat jika tahu).

○ Pengelompokan Hasil Asesmen:

■ Kelompok 1 (Pemahaman Dasar): Siswa yang belum bisa menyebutkan identitas dasar dirinya (suku, agama) atau temannya.

■ Kelompok 2 (Pemahaman Konsep): Siswa yang sudah bisa menyebutkan identitas diri dan beberapa temannya, namun belum bisa menjelaskan makna menghargai perbedaan.

■ Kelompok 3 (Pemahaman Lanjut): Siswa yang sudah bisa menyebutkan identitas, menjelaskan pentingnya menghargai perbedaan, dan memberikan contoh sederhana.

b. Asesmen Akhir (Formatif):

○ Tujuan: Mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran setelah intervensi.
○ Metode: Unjuk kerja dan presentasi sederhana. Siswa diminta membuat sebuah "Pohon Kebhinekaan Kelas IV" dimana setiap daun diisi dengan identitas unik setiap siswa (nama, suku/asal daerah, hobi, cita-cita).

○ Penilaian:
■ Kelompok 1: Dinilai dari kemampuannya mengisi satu "daun" untuk dirinya sendiri dengan benar.

■ Kelompok 2: Dinilai dari kemampuannya mengisi daun untuk diri sendiri dan membantu 1-2 temannya, serta menjelaskan arti dari salah satu daun.

■ Kelompok 3: Dinilai dari kemampuannya memandu sekelompok kecil temannya dalam membuat pohon, serta menceritakan makna keseluruhan dari "Pohon Kebhinekaan" di depan kelas.

3. Kegiatan Pembelajaran

a. Pendahuluan (10 Menit)

1. Guru menyapa siswa dan mengajak berdoa bersama.

2. Guru melakukan ice breaking dengan lagu "Dari Sabang Sampai Merauke" untuk membangun semangat nasionalisme.

3. Guru mengajukan pertanyaan pemantik: "Anak-anak, coba lihat teman sebangku kalian, apa yang berbeda dari kalian berdua? Apa yang sama?"

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, yaitu mengenal keunikan diri sendiri dan teman-teman sebagai bagian dari kekayaan Indonesia.

b. Inti (50 Menit) - Diferensiasi Proses dan Produk Siswa duduk dalam kelompok yang telah dibentuk berdasarkan hasil asesmen
awal.

○ Aktivitas untuk Kelompok 1 (Pemahaman Dasar):

■ Proses: Guru mendampingi secara intensif. Siswa diberikan kartu-kartu gambar (pakaian adat, rumah ibadah, berbagai hobi) dan diminta mencocokkan dengan kartu kata yang sesuai. Guru membimbing siswa untuk menyebutkan identitasnya sendiri.

■ Produk: Siswa mewarnai gambar anak dengan pakaian adat suku mereka (atau suku yang mereka pilih) dan menuliskan namanya.

○ Aktivitas untuk Kelompok 2 (Pemahaman Konsep):

■ Proses: Siswa membaca teks singkat tentang cerita persahabatan anak-anak dari berbagai suku di Indonesia. Kemudian, mereka berdiskusi dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan: "Mengapa mereka tetap bisa berteman baik walaupun berbeda?" dan "Sikap baik apa yang mereka tunjukkan?".

■ Produk: Siswa membuat sebuah poster sederhana dengan slogan, contohnya: "Beda Suku, Tetap Satu!", "Walau Beda Agama, Kita Tetap Saudara".

○ Aktivitas untuk Kelompok 3 (Pemahaman Lanjut):

■ Proses: Siswa diberikan sebuah studi kasus singkat (misalnya: "Ada teman baru di kelasmu yang berasal dari Papua. Beberapa anak mengejek rambut keritingnya. Apa yang akan kamu lakukan? Mengapa?"). Mereka berdiskusi dan merumuskan solusi serta alasan mengapa sikap menghargai itu penting.

■ Produk: Siswa menulis sebuah "Surat untuk Teman" yang berisi ajakan untuk menghargai perbedaan dan bangga pada keunikan masing-masing.

c. Penutup (10 Menit)

1. Setiap kelompok (diwakili beberapa siswa) mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas (produk dari kegiatan inti).

2. Guru bersama siswa membuat kesimpulan umum tentang pentingnya mengenal jati diri dan menghargai keberagaman sebagai anugerah.

3. Guru memberikan penguatan dan apresiasi kepada semua siswa atas partisipasi aktif mereka.

4. Kegiatan diakhiri dengan menyanyikan lagu daerah secara bersama-sama dan doa penutup.

4. Kesimpulan

Rancangan pembelajaran dengan pendekatan TaRL ini memungkinkan setiap siswa untuk belajar sesuai dengan tingkat pemahamannya. Diferensiasi pada proses dan produk memberikan ruang bagi siswa Kelompok 1 untuk membangun fondasi pemahaman, siswa Kelompok 2 untuk mengembangkan konsep, dan siswa Kelompok 3 untuk mengaplikasikan pemahaman pada level yang lebih tinggi. Dengan demikian, tujuan pembelajaran untuk membangun jati diri dalam kebhinekaan dapat tercapai secara lebih merata dan bermakna bagi seluruh siswa di kelas IV.

D. Refleksi

1. Refleksi Diri

Setelah merancang pembelajaran ini, saya menyadari bahwa persiapan yang matang adalah kunci utama keberhasilan TaRL. Membuat instrumen asesmen yang valid dan beragam materi ajar untuk setiap kelompok membutuhkan investasi waktu dan kreativitas yang tidak sedikit. Saya juga perlu lebih melatih kemampuan manajemen kelas, terutama dalam transisi antar kegiatan dan saat memberikan perhatian yang adil pada setiap kelompok. Namun, saya merasa sangat optimis bahwa pendekatan ini akan membawa dampak positif yang signifikan pada pemahaman dan sikap siswa terhadap kebhinekaan.

2. Umpan Balik Dari Rekan Sejawat

a. Rekan A (Guru Kelas IV Senior):

"Rancangannya sudah sangat detail dan bagus. Pembagian kelompok berdasarkan asesmen awal itu langkah yang tepat. Tantangannya nanti ada di pelaksanaan, terutama saat mengelola tiga aktivitas berbeda secara bersamaan. Saran saya, siapkan instruksi kerja yang sangat jelas untuk setiap kelompok, mungkin dalam bentuk lembar kerja, agar mereka bisa bekerja mandiri saat Ibu sedang fokus pada kelompok lain."

b. Rekan B (Guru Muda):

"Keren sekali, Bu! Penggunaan media seperti kartu gambar dan studi kasus sangat menarik dan sesuai dengan dunia anak-anak. Asesmen akhirnya dalam bentuk 'Pohon Kebhinekaan' juga sangat kreatif dan kolaboratif. Mungkin bisa ditambahkan elemen digital jika memungkinkan, misalnya mencari gambar pakaian adat dari tablet sekolah untuk kelompok yang sudah mahir."

c. Rekan C (Kepala Sekolah):

"Pendekatan TaRL ini sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka yang berorientasi pada kebutuhan murid. Rancangan ini menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang diferensiasi. Saya mendukung penuh implementasinya. Mohon nanti setelah pelaksanaan, hasil refleksi dan asesmen akhir dapat didokumentasikan dengan baik sebagai bahan praktik baik untuk guru-guru lainnya di sekolah kita."

E. Rencana Tindak Lanjut

Berdasarkan refleksi dan umpan balik, rencana tindak lanjut saya adalah:

1. Menyiapkan Perangkat Ajar: Membuat lembar instruksi kerja yang jelas untuk Kelompok 2 dan 3 sesuai saran Rekan A. Menyiapkan kartu gambar dan kata yang lebih banyak untuk Kelompok 1.

2. Simulasi Manajemen Kelas: Mencoba melakukan simulasi singkat alur kegiatan untuk mengantisipasi potensi kendala waktu dan transisi.

3. Kolaborasi: Mengajak Rekan A untuk menjadi observer saat pelaksanaan pembelajaran untuk mendapatkan masukan yang lebih objektif mengenai manajemen kelas saya.

4. Dokumentasi: Menyiapkan lembar observasi dan kamera untuk mendokumentasikan proses pembelajaran, hasil karya siswa, dan testimoni mereka sebagai bagian dari laporan praktik baik.

F. Dokumentasi

(Bagian ini tidak wajib diisi)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved