Kematian Brigadir Esco

GELAGAT Briptu Rizka Pergi ke Dukun Demi Cari Brigadir Esco yang Hilang Tapi tak Buat laporan Polisi

Ternyata selama Brigadir Esco menghilang, Briptu Rizka sibuk mencari keberadaan suaminya tersebut.

Editor: Fadhila Rahma
Kolase Istimewa TikTok
KEMATIAN BRIGADIR ESCO - Briptu Rizka mengikuti rekonstruksi kematian sang suami, Brigadir Esco. Tersangka diteriaki hingga dimaki-maki warga yang menonton. 

SRIPOKU.COM - Fakta Briptu Rizka Sintiyani disebut tidak pernah lapor suaminya, Brigadir Esco Fasca Rely yang hilang, rupanya ia sempat melakukan beberapa upaya.

Kepala Desa Jembatan Gantung, Suhaimi, mengatakan, sebelum penemuan jasad Esco, tidak pernah ada laporan dari keluarga, khususnya dari Briptu Rizka, bahwa suaminya hilang atau tidak pulang ke rumah.

Menurut Suhaimi, informasi mengenai penemuan jasad Brigadir Esco pertama kali disampaikan oleh warga. Saat itu, ia sedang berada di sawah.

 

 
“Istrinya nggak pernah lapor kalau suami belum pulang, dan ndak pernah dia lapor kasih tahu tetangga atau kadusnya,” kata Suhaimi, Senin (25/8/2025).

Baca juga: PERAN 2 Mr X Buat Seolah Brigadir Esco Akhiri Hidup, Briptu Rizka Tolak saat Adegan Rekonstruksi Ini

ADEGAN REKONSTRUKSI- Peragaan adegan rekonstruksi kasus kematian Brigadir Esco Fasca Rely, di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Kembar, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, Senin (29/9/2025) (kiri) Penampakan briptu rizka saat menjalani reka adegan (kanan). Terungkap adanya 2 Mr X dalam kasus kematian Brigadir Esco.
ADEGAN REKONSTRUKSI- Peragaan adegan rekonstruksi kasus kematian Brigadir Esco Fasca Rely, di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Kembar, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, Senin (29/9/2025) (kiri) Penampakan briptu rizka saat menjalani reka adegan (kanan). Terungkap adanya 2 Mr X dalam kasus kematian Brigadir Esco. (TRIBUNLOMBOK.COM/WAWAN SUGANDIKA)

“Saya dapat kabar pertama kali itu mau jam 04.30 Wita, saya ke sini itupun dari sawah, saya lari ke sini (TKP penemuan korban),” ujarnya.

Menanggapi tudingan Briptu Rizka tak pernah lapor suaminya hilang, sang kuasa hukum, Rossi, buka suara.

Ternyata selama Brigadir Esco menghilang, Briptu Rizka sibuk mencari keberadaan suaminya tersebut.

Bahkan Rizka sempat menyatroni kantor tempat Esco bertugas tapi tak ada kejelasan.


Rizka juga sudah melaporkan hilangnya Esco ke pimpinan kepolisian setempat.

"Apakah upaya itu harus dalam bentuk formal? Saya kira itu tidak logis kalau kita hanya mengatakan bu Rizka harus membuat laporan."

"Buktinya semua teman-teman di Polsek dia (Esco) hilang, ibu Rizka melaporkan itu termasuk pak Kanit Intel," ungkap Rossi dalam wawancara di kanal Youtube Tribun Lombok, Selasa (30/9/2025).

Tak berhenti sampai di situ, Rizka juga sampai meminta bantuan intel untuk melacak ponsel Esco yang tak bisa dihubungi.

Rizka juga memberikan informasi kepada Kanit Intel untuk membantu pencarian Esco.

Termasuk Rizka memberitahukan tempat seseorang diduga dukun bernama abah, lokasi disinyalir Esco berada.

"Dua kali diminta cek pos sama bu Rizka, lewat nomor HP. Cuma tidak ditemukan. Kedua, lewat kotak HP lewat Imei."

"Pada saat itu pak Kanit Intelnya ikut mencari ke rumah abah di Gunung Sari menanyakan keberadaan Esco," imbuh Rossi.

Diungkap Rossi, Rizka juga sempat ke rumah abah untuk mencari Esco.

"Tanggal 22 Rizka ke rumah mertua untuk mencari keberadaan Esco, saat itu rumah sepi. Bu Rizka langsung ke abah itu ke Gunung Sari karena penasaran," kata Rossi.

"Netizen kan tidak tahu fakta ini," sambungnya.

Bukan cuma itu, Rossi juga menyebut penetapan Briptu Rizka sebagai tersangka diwarnai kejanggalan.

Termasuk dengan bukti katanya ditemukan bercak darah di rumah korban dan tersangka.

"Itu kan diduga bercak darah. Apakah selama itu menentukan itu darah siapa? itu darah atau bukan. 28 hari loh baru Rizka jadi tersangka oleh Polres Lombok Barat. Diduga ada bercak darah di lemari, di tisu, di gorden kamar anak," ujar Rossi.

"Kami ini langsung TKP, kami lihat, menurut kami itu bukan darah. Kalau pun itu darah, apakah selama itu forensik menentukan itu bercak darah atau bukan," sambungnya.

Enggan berdebat, Rossi menyebut pihaknya akan menampilkan bukti di persidangan bahwa kliennya tidak bersalah.

"Kalau memang itu jadi keyakinan penyidik, silahkan saja. Kami punya pembelaan di persidangan, di situ kita akan uji apakah itu bukti yang memperkuat dugaan penyidik. Karena ini masih panjang untuk jadi bahan pembuktian," imbuh Rossi.

Seperti diketahui sebelumnya, polisi telah menetapkan satu tersangka dalam kasus kematian Brigadir Esco, seorang anggota intel Polsek Sekotong, Polres Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Tersangka yang diduga membunuh Brigadir Esco itu tak lain adalah istrinya sendiri yakni Briptu Rizka.

Kini Briptu Rizka telah ditahan dan sudah menjalani rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir Esco.

Kendati resmi jadi tersangka, Briptu Rizka tetap membantah dirinya adalah pelaku.

Briptu Rizka Sempat Telepon Bank: Suami Meninggal Hutang Lunas?

Misteri motif kematian Brigadir Esco kini mulai menemukan titik terangnya.

Dimana terbongkar ternyata istrinya, Briptu Rizka Sintiyani sempat menelepon pihak bank.

Dalam telepon tersebut, Briptu Rizka mempertanyakan soal pelunasan hutang jika suami meninggal dunia.

Briptu Rizka disebut melepon pihak bank seminggu sebelum ditemukan Brigadir Esco tewas.

Dimana sebelumnya Brigadir Esco dikabarkan hilang sejak Selasa (19/8/2025).

Ia ditemukan tak bernyawa di belakang rumah, Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Lombok Barat pada Minggu (24/8/2025).

Esco ditemukan dengan kondisi wajah hancur, leher terikat tali, dan tubuh yang membengkak.

Polisi kemudian menetapkan istri Esco, Briptu Rizka sebagai tersangka.

Rizka menolak memperagakan rekonstruksi versi penyidik pada Senin (29/9/2025).

Dari semua reka adegan yang diperagakan, kuasa hukum keluarga Brigadir Esco, Lalu Anton Hariawan menyinggung soal motif kematian kliennya.

"Kalau motif teman-teman penyidik yang dalami," katanya.

Sementara kakek Brigadir Esco, Acim mengungkap titik terang untuk menjawab motif kematian Esco.

Menurut Acim, satu minggu sebelum Esco tewas, Rizka sempat menelepon bank.

"Kita dapat info dari kuasa hukum," kata Acim.

Ia mengungkap, Briptu Rizka menanyakan soal aturan peminjam uang yang meninggal.

"Satu minggu sebelum kejadian kita dapat info bahwa bu Rizka nelepon ke bank, suami kita meninggal apa hutang lunas ?" kata Acim.

Ternyata berdasarkan jawaban pihak bank, jika peminjam uang meninggal maka hutang dianggap lunas.

"Di situlah jawabannya adalah lunas," katanya.

Ia tak mengetahui pasti jumlah hutang Brigadir Esco.

"Gak tahu. kita lihat Rp 390-an (juta)," katanya.

Atas informasi tersebut lah keluarga Brigadir Esco semakin menaruh curiga pada Briptu Rizka.

"Iya (mencurigai)," katanya.

Rekonstruksi Brigadir Esco Tewas di Tangan Istrinya, Briptu Rizka

Fakta rekonstruksi kasus kematian Brigadir Esco Faska Rely tewas di tangan istrinya sendiri Briptu Rizka Sintiyani mulai terbongkar.

Briptu Rizka diduga membunuh suaminya sendiri Brigadir Esco.

Kasus pembunuhan Brigadir Esco kini sampai pada proses rekonstruksi dengan tersangka merupakan istrinya sendiri yakni anggota Polwan Briptu Rizka.

Proses rekonstruksi kematian Brigadir Esco dilakukan Polres Lombok Barat pada Senin (29/8/2025) pukul 09.00 WITA.

Rekonstruksi kasus kematian Brigadir Esco digelar di Dusun Nyiur Lembang, Desa Lembar, Kecamatan Lembar, Lombok Barat.

Ketua tim kuasa hukum keluarga Brigadir Esco, Lalu Anton Hariawan menyampaikan, pihaknya sudah mendapatkan informasi dari Polda NTB bahwa rekonstruksi akan digelar Senin (29/9/2025) pagi. 

"Terus kemudian saya protes ke Kasat reskrim kenapa tidak diinformasikan ke kita. Kita kan harus tahu. Dia bilang sudah suruh tim kasih tahu, tapi sampai sekarang ndak ada. Padahal rekonstruksi harus terbuka," jelas Lalu Anton. 

Lalu Anton menerangkan, semua pihak akan hadir dalam rekonstruksi besok termasuk keluarga Brigadir Esco, tim kuasa hukum dan masyarakat karena terbuka untuk umum. 

"Kita harus kawal karena pihak korban yang berkepentingan," jelas Lalu Anton. 

Adegan rekonstruksi merupakan salah satu rangkaian pengungkapan kasus agar menjadi terang benderang. 

Lalu Anton sangat menyayangkan karena informasi rekonstruksi tidak disampaikan kepada kuasa hukum ataupun keluarga korban. 

"Biar ada keterbukaan juga bagi kami kuasa hukum pelapor. Kami sayangkan Polres Lombok Barat itu. Kalau bukan kami yang aktif, artinya kami tidak diinformasikan. Ada apa ini?," jelas Lalu Anton heran. 

"Tidak ada informasi kalau bukan kami yang aktif. Tadi Polda yang informasikan ke kami karena kami tanya ke Polda. Terus kami pastikan ke Polres Lombok Barat," sambung Lalu Anton. 

Lalu Anton menyebutkan, tersangka Briptu Rizka wajib dihadirkan.

"Sama dengan kasus pembunuhan di Nipah karena jadi sorotan publik ya jadi harus terbuka," demikian Lalu Anton. 

Sementara itu, Kasat reskrim Polres Lombok Barat AKP Lalu Eka Arya Mardiwinata dan Kabid Humas Polda NTB, Kombes Pol. Mohammad Kholid saat dikonfirmasi belum menjawab pertanyaan wartawan. 

Wartawan Tribun Lombok akan terus menghubungi Polres Lombok Barat dan Polda NTB untuk detail kegiatan rekonstruksi.

Kuasa hukum keluarga Brigadir Esco, Lalu Anton Heriawan menyaksikan rekonstruksi yang berlangsung tertutup.

Ia kemudian membeberkan sejumlah adegan kekerasan yang terungkap dalam rekonstruksi.

Tersangka diketahui melakukan kekerasan fisik terhadap korban dengan memukul bagian belakang kepala menggunakan benda tumpul. 

Aksi tersebut terjadi di dalam rumah yang dihuni oleh korban dan tersangka yang merupakan pasangan suami istri.

Hal itu disampaikan oleh kuasa hukum keluarga Brigadir Esco, Lalu Anton Heriawan, usai menyaksikan rekonstruksi tertutup versi penyidik di dalam rumah tersangka.

“Reka adegan (di dalam rumah) korban sempat dipukul di bagian kepala oleh Brigadir Rizka,” ucap Anton saat ditemui di lokasi rekonstruksi, di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, Senin (29/9/2025).

Anton juga menyebutkan, tidak hanya bekas luka dari benda tumpul yang diterima korban, namun juga luka sayatan di wajah bagian dahi dan pipi serta telapak tangan bagian kanan korban. 

“Kalau luka sayatan di bagian tangan kan itu naluri membela diri, nggak ada orang yang mau mati konyol, maka kami yakini ada tersangka lain yang ikut terlibat,” katanya.

Ia menjelaskan, dalam rekonstruksi versi penyidik, diperagakan sekitar 50 adegan oleh pemeran pengganti.

Proses tersebut turut menghadirkan saksi ahli, termasuk dokter forensik dan tim Inafis, untuk menjelaskan mekanisme pembunuhan terhadap Brigadir Esco.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Lombok Barat, AKP Lalu Eka Arya Mardiwinata, menolak memberikan keterangan kepada awak media terkait detail rekonstruksi.

 

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved