Berita MBG
'Tata Kelola tak Jelas' Pengakuan Mahfud MD 2 Cucu Keracunan MBG, Muntah-muntah Dirawat 4 Hari di RS
Menurut Mahfud kedua cucunya yang bersaudara itu sekolah di sekolah yang sama di Yogyakarta.
Tata kelola, kata dia misalnya mengatur tanggung jawab institusi di lapangan siapa yang bertanggung jawab.
"Pemda di mana posisinya? Guru dengan kepala sekolah di mana? Guru tidak ikut terlibat tapi ketika makan dia membantu anak-anak makan. Nah, pernah ada keluhan ini omprengnya kurang dari seharusnya, misalnya. Gurunya yang suruh ganti," papar Mahfud.
"Misalnya kalau satu itu, Rp50.000 kan besar tuh kalau di desa gitu. Nah, yang begini-gini ini perlu ya. Ini semua harus segera dipenuhi dulu," ujarnya.
Menurut Mahfud, program makan bergizi gratis itu bagus, sehingga harus diteruskan dan harus dikawal.
"Mungkin manfaatnya sudah sangat banyak, jauh lebih banyak daripada kejelekannya. Tetapi tetap, sekecil apapun kejelekan itu harus diselesaikan, dengan tata kelola pemerintahan yang baik dengan asas kepastian hukum agar semuanya nyaman," papar Mahfud.
Karena program MBG ini belum setahun berjalan, menurut Mahfud, ada kesempatan untuk mulai memperbaiki tata kelola dan tentang pelayanannya.
"Bagaimana standar pelayanannya, kemudian bagaimana kepastian hukumnya, agar semua nyaman. Mulai dari awal harus dimaklumi pasti ada masalah, tetapi masalah ini jangan dianggap sepele," ujar Mahfud.
(Banjarmasinpost.co.id/Wartakota/Kompas.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.