Panggilan yang Tak Kunjung Usai, Kisah Pilu Nenek yang Terus Menanti Kepulangan Mendiang Hijrah
Di sebuah sudut kamar yang senyap di Desa Maponu, Pasangkayu, sebuah suara parau terus memanggil satu nama. Hijrah... Hijrah
SRIPOKU.COM - Di sebuah sudut kamar yang senyap di Desa Maponu, Pasangkayu, sebuah suara parau terus memanggil satu nama. "Hijrah... Hijrah..." Panggilan lirih itu datang dari seorang nenek renta yang terbaring lemah, ingatannya terkikis oleh usia dan penyakit.
Baginya, sang cucu hanya belum pulang kerja. Namun, bagi seluruh dunia, panggilan itu tak akan pernah lagi terjawab.
Suasana duka masih menggantung pekat di kediaman keluarga Hijrah (19) pada Senin (22/9/2025).
Gadis muda yang dikenal pendiam itu telah dikebumikan setelah ditemukan tewas secara tragis di sebuah kebun kelapa di Pasangkayu, Sulawesi Barat.
Pelaku, Risman, yang merupakan suami dari nasabah koperasi tempat Hijrah bekerja, telah ditetapkan sebagai tersangka pada Minggu (21/9/2025).
Namun, di tengah isak tangis keluarga yang meratapi kepergiannya, sang nenek hidup dalam dunianya sendiri sebuah dunia di mana Hijrah masih ada.
Penyakit pikun telah menjadi tabir kejam yang melindunginya dari kenyataan pahit bahwa cucu kesayangannya telah tiada.
Ia hanya tahu, gadis yang ia rawat sejak balita itu belum juga menampakkan wajahnya.
Bagi sang nenek, Hijrah adalah dunianya. Sejak orang tua Hijrah bercerai dan membangun kehidupan baru, gadis itu diserahkan dalam asuhannya saat usianya baru menginjak satu tahun.
Di pangkuan neneknyalah Hijrah tumbuh, dalam dekapan kasih sayang yang tak pernah putus meski sang nenek sendiri sakit-sakitan.
Hijrah membalas kasih itu dengan pengabdian yang tulus. Di balik sosoknya yang pendiam dan sederhana, ia memikul tanggung jawab yang luar biasa besar untuk seorang gadis seusianya.
“Dia itu anak yang sangat baik dan bertanggung jawab,” kenang Fini, sepupu Hijrah, dengan suara bergetar menahan tangis.
“Walaupun kerja di koperasi, setiap hari Minggu dia pasti pulang untuk merawat neneknya yang sakit. Dia yang belikan obat, menyuapi makan, sampai membersihkan tubuh neneknya.” lanjutnya.
Setiap akhir pekan, kehadiran Hijrah adalah oase bagi sang nenek. Namun kini, rumah itu terasa hampa.
Kamar yang dulu menjadi saksi bisu pengabdian seorang cucu kini hanya menyisakan kekosongan.
Hanya ada sang nenek yang terbaring, terus memanggil-manggil nama yang tak akan pernah menyahut lagi.
Panggilannya menggema di antara dinding bisu, sebuah penantian abadi yang tak akan pernah menemukan akhir.
Kepergian Hijrah tidak hanya menyisakan lubang menganga di hati keluarga, tetapi juga duka mendalam bagi rekan-rekan kerjanya.
Sosoknya yang tulus dan tak banyak bicara kini hanya tersisa dalam kenangan.
Kronologi
Risman (33) petani asal asal Dusun Urubanua, Desa Sarjo, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat ditetapkan tersangka pembunuhan Hijrah (19), karyawan koperasi.
Hijrah sebelumnya ditemukan tak bernyawa di sebuah kebun kelapa pada Sabtu (20/9/2025).
Sehari sebelumnya, keluarga korban melaporkan hilang kontak dengan Hijrah kemudian dilaksanakan pencarian korban, hingga akhirnya ditemukan tak bernyawa.
Polisi mengungkap kronologi peristiwa mengenaskan itu.
Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, tragedi itu bermula pada Kamis (18/9/2025) ketika Hijrah mendatangi rumah nasabah koperasi tempatnya bekerja.
Nama nasabah itu Nurlina, rumahnya di Dusun Urubanua, Desa Sarjo, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat.
Saat itu, korban bertemu dengan suami Nurlina, Risman (33) yang saat ini berstatus tersangka.
Kedatangan Hijrah menagih angsuran, namun Risman mengaku belum memiliki uang.
Malam harinya, sekitar pukul 21.00 WITA, korban kembali mendatangi rumah Risman dan mendesak agar pembayaran segera dilakukan.
Kepada polisi Risman mengaku sempat berusaha mencari pinjaman ke tetangga bersama korban, tetapi tidak berhasil.
Dalam perjalanan pulang, terjadi adu mulut antara pelaku dan korban.
“Kalau tidak bisa bayar hutang, jangan berhutang!” ucapan itu diduga kemudian memicu emosi pelaku hingga terjadi tindak kekerasan.
Korban ditendang hingga terjatuh, kepalanya dibenturkan ke tanah, lalu dicekik menggunakan tangan.
Tak berhenti di situ, Risman juga menggunakan jilbab korban untuk menjerat lehernya hingga meninggal dunia.
Setelah memastikan korban tak bernyawa, pelaku melakukan tindakan keji lainnya dengan melepas celana korban.
Hal itu dilakukan untuk mempermalukan korban bila jasadnya ditemukan orang lain.
Usai aksinya, Risman menyembunyikan motor korban sekitar 100 meter dari lokasi kejadian, kemudian pulang dengan berjalan kaki seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Keesokan harinya, Sabtu (20/9/2025), jasad korban ditemukan oleh warga bernama Gufran bersama anggota Linmas Hamal di area kebun kelapa, Dusun Tangga-Tangga, Desa Sarjo.
Penemuan itu sontak menggegerkan warga setempat.
“Korban langsung dievakuasi ke RSUD Ako untuk pemeriksaan luar, dan malam harinya tim forensik RS Bhayangkara Mamuju datang melakukan autopsi,” jelas Kasat Reskrim Polres Pasangkayu, IPTU Rully Marwan.
Berkat kerja cepat tim Satreskrim Polres Pasangkayu, Risman berhasil ditangkap tak lama setelah jasad korban ditemukan.
Ia kini tengah menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Pasangkayu untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa tindak kekerasan yang dipicu persoalan hutang bisa berujung pada tragedi tragis bila emosi tidak terkendali.
Kasat Reskrim IPTU Rully Marwan, mengungkapkan, penetapan tersangka dilakukan setelah penyidik mengantongi cukup bukti dari hasil penyelidikan intensif, keterangan saksi, serta hasil autopsi tim forensik RS Bhayangkara Mamuju.
“Pelaku sudah kami amankan dan ditetapkan sebagai tersangka. Saat ini masih dalam pemeriksaan intensif untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” tegas IPTU Rully, Minggu (21/9/2025).
Korban Hijrah sebelumnya ditemukan tewas mengenaskan di kebun kelapa milik warga Dusun Tangga-Tangga, Desa Sarjo, Sabtu (20/9/2025) pagi.
Artikel ini telah tayang di Tribunsulbar.com dengan judul Nama Hijrah Masih Dipanggil Neneknya yang Telah Renta, Tak Sadar Sang Cucu Telah Pergi Selamanya
PANGGILAN Pilu Nenek Tak Tahu Cucu Tewas, Tinggal Berdua Sejak Hijrah Usai 1,5 Tahun, Orangtua Cerai |
![]() |
---|
SAKIT Hati Ucapan Karyawan PNM saat Tagih Utang, Pemicu Risman Nekat Habisi Nyawa Hijrah Terungkap |
![]() |
---|
Lidah 'Tajam' Pegawai Koperasi Antar Dirinya ke Alam Baka, Korban Dibunuh Usai Dibonceng Pelaku |
![]() |
---|
Seragam jadi Saksi Bisu, Jeritan Terakhir Hijrah Tewas di Kebun Kelapa Usai Tagih Nasabah |
![]() |
---|
MISTERI Suami Nasabah yang Terakhir Bonceng Hijrah Pegawai PNM Sebelum Ditemukan Tewas di Kebun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.