Bus Rombongan RS Bina Sehat Kecelakaan

Firasat dan Panggilan Video Terakhir, Duka Wahab Kehilangan 3 Orang Tercinta dalam Tragedi Bus Maut

Pandangan Abdul Wahab menerawang, berusaha tampak tegar di tengah keramaian halaman RS Bina Sehat

Editor: Yandi Triansyah
Kolase Retro dok Pribadi keluarga Hendra
KORBAN KECELAKAAN - Keluarga Hendra anak dan istrinya menjadi korban kecelakaan maut PO Bus Inds 88 Trans di jalur Bromo Probolinggo, Minggu (14/9/2025). Hendra sekeluarga ikut rekreasi ke Gunung Bromo bersama keluarga besar pegawai RS Bina Sehat Jember yang berangkat sejak Sabtu (13/9/2025). 

SRIPOKU.COM, JEMBER - Pandangan Abdul Wahab menerawang, berusaha tampak tegar di tengah keramaian halaman RS Bina Sehat, Jember, pada Minggu (14/9/2025) petang.

Namun, air mata tak kuasa dibendungnya. Jemarinya yang mulai keriput sesekali menyeka pipi, menghapus jejak duka yang terlalu berat untuk disembunyikan.

Di hari yang seharusnya menjadi akhir pekan ceria itu, takdir merenggut tiga orang yang paling dicintainya sekaligus, anak sulungnya, Hendra Pratama, menantunya, Wardah dan cucu kesayangannya, Aizah Fahroni.

Hendra yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service di RSBS Jember, tewas bersama anak dan istrinya.

Mereka menjadi bagian dari delapan korban jiwa dalam kecelakaan maut bus rombongan wisata RS Bina Sehat di Probolinggo.

"Saya teringat cucu saya. Pagi tadi kami masih video call," lirih Wahab kepada awak media, suaranya bergetar menahan isak.

Kenangan panggilan video pada pukul 05.15 WIB itu kini terpatri selamanya dalam benaknya.

Dari seberang layar, wajah mungil Aizah berceloteh riang. "Kung, saya lagi ada di Bromo," ucap sang cucu, memamerkan pemandangan pagi di pegunungan.

Bromo adalah sebuah gunung berapi aktif yang terletak di Jawa Timur, Indonesia.

Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, yang terkenal dengan pemandangannya yang spektakuler dan menjadi salah satu destinasi wisata paling populer di Indonesia.

Bagi Wahab, percakapan singkat itu adalah hadiah terakhir. Itulah momen ia tahu keluarganya sedang berlibur, menikmati matahari terbit yang tersohor itu.

Namun, siapa sangka, itu juga menjadi komunikasi pamungkas mereka.

Seiring berjalannya hari, kebahagiaan berganti cemas. Tak ada lagi kabar dari Hendra.

Panggilan telepon tak terjawab, pesan tak berbalas. Hati Wahab mulai gelisah. Firasat buruk membayanginya hingga akhirnya kabar paling menakutkan itu tiba sekitar pukul 13.30 WIB.

Bus yang membawa anak, menantu, dan cucunya mengalami kecelakaan dalam perjalanan pulang.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved