Demo di Nepal

DEMO Berdarah di Nepal, Istri PM Nepal Tewas usai Rumah Dibakar, Menkeu Dikejar & Dipukuli di Jalan

Demo awalnya memprotes pemblokiran mendi sosial dan berkembang menjadi tuduhan korupsi dan otoritarianisme pemerintah.

|
Editor: Fadhila Rahma
capture/X
DEMO BERDARAH DI NEPAL - Istana Singha Durbar di Kathmandu, ibukota Nepal, terbakar Selasa malam, 9 September 2025. Bahkan Menteri Keuangan Nepal Bishnu Prasad Paudel dikejar demonstran hingga masuk ke sungai. 

SRIPOKU.COM - Setelah demo di Indonesia, demo besar-besaran juga terjadi di Nepal.

Aksi demo di Nepal ini bahkan membuat Perdana Menteri K P Sherma Oli mundur dari jabatannya.

Gelombang unjuk rasa yang meluas dan memanas tersebut bermula saat pemerintah memblokir akses sejumlah platform media sosial.

Pemerintah Nepal melarang situs media sosial seperti Facebook dan Instagram pada Kamis (4/9/2025) setelah situs-situs tersebut tidak mendaftar ke Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi.

Diketahui Nepal memiliki populasi 29,65 juta orang pada data 2024.

Nepal adalah sebuah negara federal yang bersistem parlementer dengan berbentuk republik konstitusional dan juga negara terkurung daratan di Asia Selatan.

Akibat pemblokiran tersebut, anak muda Nepal turun ke jalaun melakukan aksi demo pada Senin (8/9/2025).

Demo awalnya memprotes pemblokiran mendi sosial dan berkembang menjadi tuduhan korupsi dan otoritarianisme pemerintah.

Aksi demo tersebut memanas hingga menyebabkan 19 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka.

Perdana Menteri Nepal K P Sharma Oli pun memilih mundur dari jabatannya akibat kerusuhan yang terus meluas.

Baca juga: Wajah Baru Nusakambangan, Warga Binaan Hasilkan Produk Konstruksi Bernilai Ekonomi via FABA dari PLN

 
"Mengingat situasi yang tidak menguntungkan di negara ini, saya telah mengundurkan diri efektif hari ini untuk memfasilitasi penyelesaian masalah dan membantu menyelesaikannya secara politis sesuai dengan konstitusi," tulis Oli dalam suratnya kepada Presiden Ramchandra Paudel pada hari Selasa, dikutip dari Al Jazeera.

Untuk menolak jam malam yang tak terbatas, ribuan pemuda Nepal kembali turun ke jalan di Kathmandu pada hari Selasa, menuntut perubahan dan bentrok dengan polisi anti huru hara.

Beberapa pengunjuk rasa bahkan membakar gedung-gedung pemerintah.

"Pemerintah Nepal telah jatuh, kaum muda telah memenangkan protes," kata tokoh protes utama Sudan Gurung, dalam sebuah unggahan di Instagram yang baru saja dipulihkan.

"Masa depan adalah milik kita," lanjutnya.

Presiden Ram Chandra Poudel, kepala negara seremonial, mengimbau para pengunjuk rasa untuk terlibat dalam diskusi guna menemukan resolusi damai dan menghentikan eskalasi lebih lanjut.

Dalam pesan video, panglima militer Nepal Ashok Raj Sigdel mendesak para pengunjuk rasa untuk menghentikan demonstrasi guna mencegah hilangnya nyawa dan harta benda lebih lanjut dan untuk maju berdialog.

Menteri Dikejar dan Dipukuli

Setelah mundurnya Sharma Oli, unjuk rasa semakin memanas dengan membakar rumahnya.

Bahkan Menteri Keuangan Nepal Bishnu Prasad Paudel dikejar di jalanan Kathmandu.

Dikutip dari NDTV, Paudel terlihat berlari di jalanan Kathmandu, diikuti puluhan orang.

Seorang pengunjuk rasa, dari arah berlawanan, melompat dan menendang sang menteri hingga terjatuh, yang kemudian kehilangan keseimbangan dan menabrak tembok, seperti yang terlihat dalam video yang tersebar luas di media sosial.

Tak hanya itu, terlihat juga dalam sebuah video yang beredar menunjukkan para pengunjuk rasa memukuli pemimpin Partai Kongres Nepal, Sher Bahadur Deuba, dan istrinya, Arzu Rana Deuba, yang saat ini menjabat sebagai menteri luar negeri.

Keduanya tampak berdarah, sementara satu video menunjukkan pemimpin partai tersebut ditolong ke tempat aman.

Dikutip dari AP News, partai ini adalah partai terbesar di negara itu dan merupakan bagian dari koalisi yang berkuasa.

Asap masih keluar dari gedung parlemen, rumah presiden, sekretariat pusat yang menampung kantor perdana menteri dan kementerian utama, serta kediaman resmi perdana menteri pada hari Rabu.

Gedung penerbitan Kantipur, media terbesar di Nepal, dibakar dan dirusak.

Ruang pamer mobil juga dibakar. Kendaraan-kendaraan yang terbakar bertebaran di jalanan.

Para pengunjuk rasa telah menyerang gedung-gedung pemerintah dan kediaman para pemimpin politik terkemuka sepanjang hari Selasa, menyalahkan pemerintah atas tindakan polisi yang menembaki para pengunjuk rasa.

Istri Mantan Perdana Menteri Nepal Tewas

Istri mantan Perdana Menteri (PM) Nepal Jhalanath Khanal, Rajyalaxmi Chitrakar, tewas akibat luka bakar yang dideritanya imbas rumahnya yang berada di ibu kota Nepal, Kathmandu, dibakar demonstran pada Selasa (9/9/2025) waktu setempat.

Dikutip dari NDTV, Chitrakar sempat dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Kirtipur Burn.

Nahas, luka bakar yang dideritanya membuatnya tidak bisa bertahan dan berujung meninggal dunia.

 
Nasib nahas serupa juga sempat diisukan terjadi kepada Menteri Keuangan Nepal, Bishnu Prasad Paudel.

Berdasarkan video yang beredar di media sosial, ada seorang pria yang dinarasikan adalah Bishnu tengah dikejar di jalanan Kathmandu. 

Dalam video tersebut, orang yang dinarasikan adalah Bishnu dipukul dan disiksa dengan brutal.

Namun belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Nepal apakah benar sosok yang berada di dalam video tersebut adalah Bishnu.

(Tribunnews.com/SerambiNews)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved