Demo di Berbagai Wilayah Indonesia

Hari Ini Ribuan Massa Bakal Kembali Demo di Jakarta, Aksi Kamisan Peringati Korban Tewas Saat Demo

Gelombang demonstrasi yang melanda berbagai kota di Indonesia sejak akhir Agustus belum menunjukkan tanda mereda.

Editor: Odi Aria
Tribunnews.com
DEMO DI JAKARTA- Suasana mendadak ricuh saat aparat menembakkan gas air mata ke arah massa yang berkumpul di depan Markas Komando Brimob, Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025) sore. Hari ini direncanakan ribuan massa bakal kembali gelar aksi demo di Jakarta, Kamis (4/9/2025). 

SRIPOKU.COM- Gelombang demonstrasi yang melanda berbagai kota di Indonesia sejak akhir Agustus belum menunjukkan mereda. 

Pada Kamis (4/9) hari ini, ribuan massa kembali turun ke jalan dipimpin oleh aliansi buruh, mahasiswa, dan masyarakat sipil yang tergabung dalam berbagai gerakan, termasuk Gebrak dan Aksi Kamisan.

Aksi ini dipicu akumulasi kemarahan publik atas berbagai kebijakan dan insiden kekerasan aparat yang berujung jatuhnya korban jiwa.

Dua nama kini menjadi simbol perlawanan: Affan Kurniawan, pengemudi ojek online berusia 21 tahun, dan Rheza Sendy Pratama, mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta. Keduanya meninggal dalam konteks berbeda namun sama-sama terkait dengan tindakan represif aparat.

Affan tewas pada 28 Agustus setelah terlindas kendaraan taktis Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, saat tengah mengantar pesanan makanan. Ribuan pengemudi ojol mengiringi pemakamannya, menjadikan insiden ini pemicu gelombang solidaritas dan tuntutan investigasi independen.

Sementara Rheza, mahasiswa angkatan 2023, ditemukan tewas tiga hari kemudian dengan luka-luka parah setelah mengikuti aksi di depan Mapolda DIY. Luka di kepala, bekas pijakan di dada dan perut, serta sayatan di tubuh, menimbulkan dugaan kuat kekerasan berlebihan.

Ayah Rheza, Yoyon Surono, menyatakan bahwa ia melihat langsung kondisi jenazah anaknya saat dimandikan. Rheza kini disebut sebagai "martir demokrasi" oleh rekan-rekannya.

Keduanya kini menjadi nama yang disebut dalam tuntutan rakyat, terutama dalam poin desakan pembentukan tim investigasi independen dan penghentian kekerasan aparat.

Selain mereka, ada tujuh orang lainnya yang meninggal dunia akibat demo, yaitu Muhammad Akbar Basri (26 tahun), Staf Humas DPRD Makassar. Dia meninggal terjebak dalam kebakaran Gedung DPRD Makassar pada 29 Agustus

Sarinawati (26 tahun), pegawai DPRD Makassar. Dia meninggal bersama Akbar Basri saat mencoba menyelamatkan diri dari kobaran api

Saiful Akbar (43 tahun), Plt Kepala Seksi Kesra Kecamatan Ujung Tanah. Dia meninggal dalam kebakaran Gedung DPRD Makassar saat menghadiri rapat paripurna.

Rusdamdiansyah (25 tahun), engemudi ojol di Makassar. Dia meninggal dunia setelah
dikeroyok massa karena diduga sebagai intel saat demo di depan Kampus UMI Makassar

Sumari (60 tahun), tukang becak asal Solo. Dia meninggal diduga akibat serangan jantung setelah terpapar gas air mata saat bentrokan.

Andika Lutfi Falah (16 tahun), seorang siswa SMK Negeri 14 Kabupaten Tangerang. Dia 
meninggal akibat benturan benda tumpul saat demo di DPR/MPR RI, Jakarta

Iko Juliant Junior (19 tahun), mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang. Dia meninggal setelah mengalami luka berat dalam demo di Semarang; sempat mengigau “jangan dipukuli lagi” sebelum wafat.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved