Rumah Nafa Urbach Dijarah
Tak Ada di TKP saat Kejadian, Nafa Urbach Ternyata Tahu Rumahnya Bakal Diamuk Massa, Zack Lee Syok
Ternyata rumah yang berada di Bintaro tersebut bukanlah kediaman milik Nafa Urbach.
Penulis: Shafira Rianiesti Noor | Editor: Fadhila Rahma
SRIPOKU.COM - Fakta kondisi rumah Nafa Urbach yang dijarah massa terungkap ke publik.
Ternyata rumah yang berada di Bintaro tersebut bukanlah kediaman milik Nafa Urbach.
Melainkan rumah tersebut merupakan rumah yang dikontrakan Zack Lee mantan Nafa Urbach.
Alhasil saat mengetahui kondisi rumahnya yang kini hancur, Zack Lee pun mengaku syok.

Baca juga: TAHAN Tangis, Ekspresi Nafa Urbach saat Minta Maaf Disorot, Dituding Takut Rumah Jadi Sasaran Massa
Pengakuan tersebut tampak diungkap oleh Rama, sahabat Zack Lee dan Nafa Urbach.
Disebutkan Rama, Zack Lee sempat meminta tolong kepadanya saat mengetahui rumah tersebut didatangi massa.
"Jam 3 saya tidur. Tahu-tahu pagi-pagi Zack telepon bilang 'bro tolongin bro lihatin ini, (Rumah) dijarah juga'," ungkap Rama dilansir dari YouTube Hype.
Meski sempat syok, Zack Lee masih bersyukur dengan kondisi rumahnya yang dijarah.
Sebab barang-barang elektronik berharga tidak ikut diambil massa.
"(Penjarahan di kontrakan Zack Lee) dua ronde, jam 4 sama jam 5. Ada 50-an (orang yang menjarah), enggak tahu kalau kloter kedua. Mereka naik motor. Kalau naik mobil kan kulkasnya kebawa tuh," ungkap Rama.
"Cuma Zack aja yang masih bersyukur, karena sofa enggak dihancurin, kulkas. Zack kan hobi masak, peralatan masaknya, kompor enggak dibawa," sambungnya.
Usai penjarahan tejadi, Rama miris melihat kondisinya.
"Namanya penjarah gitu kan nyari, dikira kayak yang di rumahnya yang Priok itu, (penjarah) nyari brankas apa. Tapi kan enggak ada barang-barang berharga. Cuma baju diberantakin semua, diacak-acak semua kamar," ujar Rama.
Lebih lanjut Rama pun mengungkap respon Nafa Urbach saat rumah kontrakannya dijarah.
"(Nafa) sedih juga, sempat nangis juga pas lihat itu, kenapa kayak gitu, ini kan enggak bagus juga bisa merembet ke yang lain," kata Rama.
Sementara Zack Lee kaget dan tak menyangka, Nafa Urbach ternyata sudah tahu soal penjarahan yang terjadi di rumah kontrakan itu.
Namun saat penjarahan terjadi, Nafa tidak berada di TKP.
Belakangan diketahui alasan Nafa tidak ada di rumah Bintaro tersebut saat disatroni massa.
Diungkap asisten rumah tangganya, Nafa ternyata sedang berada di kota kelahirannya yakni di Magelang, Jawa Tengah pada Minggu dini hari.
"Ibu (Nafa) lagi turun ke dapil (Magelang)," kata ART Nafa dilansir dari Tribunnews.com.
Seperti diketahui Nafa merupakan anggota DPR RI yang berasal dari Dapil Jawa Tengah VI mencakup wilayah Magelang, Temanggung, Purworejo, dan Wonosobo.

Profil Nafa Urbach
Nafa Urbach lahir di Magelang, Jawa Tengah, pada 15 Juni 1980.
Ia merupakan putri pasangan Ronald Walter Urbach dan Neneng Kusuma, dengan darah keturunan Jerman, Belanda, dan Jawa.
Sejak remaja, Nafa sudah menunjukkan minat besar di dunia seni, khususnya musik.
Era 1990-an menjadi masa keemasan Nafa. Selepas kepergian Nike Ardilla, ia muncul dengan gaya yang kerap disebut mirip dengan sang legenda, bahkan digadang-gadang sebagai penerusnya.
Lagu-lagu seperti Bagai Lilin Kecil (1995) hingga Tiada Dusta di Hatiku (1999) melekat kuat di hati para penggemar.
Tak hanya bernyanyi, Nafa juga sukses di dunia sinetron. Ia membintangi Si Manis Jembatan Ancol(1996), Bidadari yang Terluka (1997), dan sederet judul populer lainnya di era 2000-an.
Di layar lebar, Nafa tampil di film Kembang Kantil (2018) hingga Kuntilanak 3 (2022).
Belakangan, ia lebih sering berkiprah di balik layar sebagai produser.
Film produksinya, Air Mata di Ujung Sajadah (2023), bahkan berhasil menembus jutaan penonton di bioskop.
Setelah lebih dari dua dekade berkarier di industri hiburan, Nafa Urbach memutuskan terjun ke politik.
Pada Pemilu 2024, ia terpilih sebagai anggota DPR RI dari Partai NasDem, mewakili daerah pemilihan Magelang, Temanggung, Wonosobo, dan Purworejo.
Perjalanan Nafa bisa disebut roller coaster: dari penyanyi remaja yang digandrungi, bintang sinetron, produser film, hingga kini politisi Senayan.
Ia menegaskan bahwa kursi DPR bukan sekadar panggung baru, melainkan ruang pengabdian untuk masyarakat yang telah membesarkannya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.