Kematian Kacab Bank di Jaktim

OBROLAN Terakhir Kacab Bank BUMN Sebelum Tewas Dibunuh, Siang Sempat Telepon sang Kakak 'Biasa Gitu'

Kini kasus kematian Mohamad Ilham Pradipta, Kacab Bank BUMN di Jakarta ini meninggalkan keanehan bagi keluarga.

Editor: pairat
Istimewa
KASUS PEMBUNUHAN BANK BUMN - Rumah Dwi Hartono (kiri), di Kompleks Perumahan Kota Wisata, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Empat orang yang diduga sebagai otak di balik kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang (Kacab) BRI Cempaka Putih, Mohamad Ilham Pradipta (kanan) ditangkap. Berikut obrolan Ilham dengan sang kakak sebelum tewas dibunuh. 

Sementara satu pelaku lain yakni C ditangkap polisi sedang berada di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara pada Minggu (24/8/2025) sekira pukul 15.30 WIB.

Kuasa Hukum tersangka Eras Musubawo, Adrianus Agal mengatakan kliennya hanya berperan sebagai penculik Ilham Pradipta.

"Pertama yang saya mau sampaikan permohonan maaf kami kepada keluarga korban. Semoga persoalan ini penyidik Polda Petro Jaya segera mengungkap motif dan pelaku utamanya," kata Adrianus dikutip dari Youtube Warta Kota, Selasa (26/8/2025).

Ia menuturkan, Eras yang merupakan terduga penculikan terhadap Kepala Cabang Bank BUMN itu hanya diminta untuk menjemput paksa korban.

"Adik kami, Eras ini diminta untuk menjemput paksa," kata dia.

Setelah menculik Ilham Pradipta, Eras dan tiga pelaku lainnya diminta untuk mengantarkan korban ke daerah Jakarta Timur.

Ia menyebut sosok yang memerintahkan Eras yakni berinisial F.

"Di mana pada saat adik kami Eras dan kawan-kawan menjemput di waktu sore, setelah penjemputan dengan cara paksa itu dilakukan, ada perintah dari oknum yang namanya F itu untuk diserahkan di daerah Jakarta Timur," jelasnya.

Usai menyerahkan korban, kata Adriantus, para pelaku yang berperan sebagai penculik ini pun selesai menjalankan tugasnya.

"Setelah diserahkan keempat pelaku penjemputan paksa ini mereka sudah selesai tugas, dan mereka pulang," kata dia lagi.

Saat sudah pulang, keempat pelaku ini kembali dihubungi untuk mengantar korban pulang.

Namun saat itu, kata dia, para penculik baru mengetahui kalau korban telah meninggal dunia.

"Mereka dipanggil lagi untuk mengantar pulang si korban. Nah, pada saat waktu ketemu lagi, di situlah bahwa mereka melihat korban ini sudah tidak bernyawa lagi," katanya.

Ia pun beralasan, para pelaku akhirnya mau membuang jasad korban karena berada di bawah tekanan para otak pelaku.

"Mereka juga dalam tekanan itu, dan mereka salah satu terduga penjemputan paksa ini menyampaikan ke keluarganya bahwa mereka memang baru diperintahkan untuk membuang jenazah," jelas Adrianus lagi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved