Berita Palembang

Antrean Solar 'Mencekik' Sopir di Palembang, Uang Makan Ludes, Wakil Ketua DPRD Sumsel Buka Suara

Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar bersubsidi kembali memicu antrean panjang

Penulis: Arief Basuki | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Arief Basuki
ANTRE - Sejumlah kendaraan yang antre BBM Solar di sejumlah SPBU yang ada di kota Palembang, terkadang menyebabkan kemacetan, Sabtu (8/11/2025) 
Ringkasan Berita:
  • Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar bersubsidi kembali memicu antrean panjang di sejumlah wilayah di Sumsel. 
  • DPRD Sumsel meminta antrean kendaraan yang mengisi bahan bakar minyak (BBM) khususnya solar di sejumlah SPBU yang ada, tidak menyebabkan kemacetan dan menganggu pengguna jalan lainnya.
  • Kedepannya DPRD Sumsel akan berkoordinasi dengan pihak Pertamina untuk menyelesaikan masalah suplai BBM biar lancar 

 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar bersubsidi kembali memicu antrean panjang yang merugikan para sopir dan mengganggu ketertiban umum di Palembang. 

Para sopir angkutan barang dan travel mengaku harus menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mengisi BBM, bahkan menguras uang harian mereka.

Menyikapi kondisi yang berulang ini, Wakil Ketua DPRD Sumatera Selatan (Sumsel), H. Nopianto, S.Sos., M.M., mendesak agar Pertamina dan aparat terkait segera mengambil langkah tegas untuk menertibkan dan menyelesaikan masalah suplai.

"Antrean kendaraan di SPBU itu kalau memang sudah menganggu kenyamanan masyarakat,  karena mengganggu  lalulintas dan membuat kemacaten panjang, sebetulnya harus ditertibkan tidak bisa dibiarkan kalau mengganggu," kata Nopianto, Sabtu (8/11/2025).

Baca juga: PEMILIK Usaha di Palembang Keluhkan Antrean Kendaraan di SPBU yang Tutupi Toko, Kami Merasa Rugi!

Menurut Nopianto, dengan kondisi saat ini masalah suplai yang terbatas dari Pertamina untuk minyak subsidi, tak dipungkiri menjadi menyebabkan kendaraan harus antre berjam- jam untuk mendapatkannya di SPBU.

"Kedua, tentunya ini juga tanggung jawab ini Pertamina, terkait kelangkaan solar itu dan harus segera diantisipasi, dan tidak boleh Pertamina berdiam diri terus menerus terjadi antrean, akibat suplai kurang menjadi antrean panjang," ucapnya.

Dijelaskan Nopianto, jika antrean itu sepanjang tidak mengganggu arus lalulintas dan kenyamanan masyarakat lain pengguna jalan, bisa dimaklumi.

"Jadi Pertamina harus bersikap responsif terkait hal ini, karena kejadian ini berulang dan sudah lama," tuturnya.

Disisi lain, politisi partai NasDem ini mengungkapkan kedepannya DPRD Sumsel akan berkoordinasi dengan pihak Pertamina untuk menyelesaikan masalah suplai BBM biar lancar kedepan, sehingga masyarakat tidak dirugikan .

"Kita akan koordinasi dengan Pertamina, agar persoalan kelangkaan BBm solar yang sering terjadi, paling tidak bisa diminimalisir dan tidak menimbulkan ketidak nyamanan masyarakat pengguna  jalan karena antrean penumpukan kendaraan panjang dijalan," tandasnya.

Ia juga menghimbau kepada pihak Kepolisian, Dinas perhubungan dan pengelola SPBU untuk bisa responsif jika ada antrean panjang kendaraan yang menganggu arus lalulintas, sehingga masyarakat tidak dirugikan .

"Himbau kita kepada aparat kepolisian dan perhubungan dan penyedia SPBU untuk ikut mengatur lalulintas, sehingga antrean tidak menganggu, apalagi ruas jalan vital seperti di Soekarno-Hatta di Palembang atau jalan lintas," tukasnya.

Sementara sejumlah sopir yang ditemui diantrean SPBU mengaku harus bersabar jika mau mendapatkan solar subsidi, terkadang harus antre berjam- jam agar dapat.

"Biasanya tiga jam baru dapat, tetapi kita tidak tahu hari ini berapa jam karena antrean cukup panjang," ungkap Tresno salah satu sopir Fuso.

Ia pun berharap, pemerintah bisa menuntaskan masalah kelangkaan BBM subsidi ini, mengingat dirinya akan berpengaruh untuk pengiriman barang.

"Kita habis waktu untuk antrean, belum lagi biaya harus keluar lebih besar untuk antre. Jadi tolong Pemerintah bisa menuntaskannya dan tidak ada kelangkaan lagi," tandasnya.

Hal senada diungkapkan Toni salah satu sopir travel asal Jambi, yang saat ini cukup sulit mendapatkan solar subsidi untuk kendaraannya.

"Kita harus menunggu berjam-jam untuk dapat, terkadang jika kepepet kita beli eceran di jalan. Jelas pengeluaran lebih besar dan menyebabkan uang makan kita hilang. Jadi kita berharap kedepannya tidak ada kelangkaan BBM subsidi karena sopir yang dirugikan," pungkasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved