Penculikan Siswi SMP di Palembang

'Meresahkan' Orang Tua Siswi SMPN 30 Palembang Berharap Pelaku Penculikan Anaknya Segera Ditangkap

Guntur (50) langsung bergegas pulang dari Indralaya, Ogan Ilir ke Kota Palembang begitu mendapat kabar putrinya Elsa hendak diculik. 

Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Andi Wijaya
BERI PENJELASAN - Elsa siswi SMPN 30 Palembang korban percobaan penculikan di dampingi sang ayah Guntur (50) saat memberikan keterangan kepada awak media, Jumat (31/10/2025). Guntur mengakui tak ada permasalahan yang menimpa keluarga sehingga ia berharap pelaku ditangkap. 
Ringkasan Berita:
  • Guntur orangtua Elsa siswi SMPN 30 Palembang korban percobaan penculikan memastikan tidak ada masalah yang sedang menimpa keluarganya. 
  • Pria paruh baya ini berharap para pelaku yang hendak melakukan penculikan anaknya segera ditangkap. 
  • Sebagai orangtua kejadian yang menimpa anaknya meresahkan. 

 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Guntur (50) langsung bergegas pulang dari Indralaya, Ogan Ilir ke Kota Palembang begitu mendapat kabar putrinya Elsa hendak diculik. 

Pagi itu, pria paruh baya ini hendak berjualan di daerah Timbangan. 

Namun ia ditelepon dari pihak kepolisian yang mengabarkan anaknya menjadi korban percobaan penculikan.

"Saya langsung panik dan syok dapat kabar anak saya mau diculik, saya putuskan langsung pulang ke Palembang," kata dia, Jumat (31/10/2025). 

Baca juga: Kesaksian Korban Siswi SMPN 30 Palembang Nyaris Diculik Empat Pelaku, Termasuk Seorang Perempuan

Ia bersyukur anaknya masih diberikan perlindungan sehingga bisa selamat dari upaya penculikan tersebut. 

"Tidak ada permasalahan keluarga atau persoalan lain, semuanya dalam keadaan baik-baik saja," kata dia. 

Ia berharap pihak kepolisian bisa menangkap pelaku yang hendak menculik putrinya. 

"Harapannya saya pelaku bisa ditangkap karena meresahkan," kata dia. 

Baca juga: Siswi SMPN 30 Palembang Nyaris Diculik Tiga Pria, Korban Sempat Disuntik dan Dipukul Kayu

Kesaksian Korban

Elsa menuturkan, ia berangkat sekolah sekira pukul 05.45 WIB dengan berjalan kaki sendirian, seperti biasanya. 

Kondisi jalan pagi itu masih sangat sepi.

"Saya jalan kaki berangkat sekolah sendirian," ungkap Elsa.

Saat melintas di Lorong Pegagan, ia merasakan ada yang membuntuti. 
Ia spontan menoleh ke belakang dan mendapati dua orang pria mencuri perhatiannya.

"Tiba-tiba dari belakang ada yang mengikuti. Nah, pas melihat ke belakang tahu-tahu ada yang mengikuti," ucapnya.

Kedua pria tersebut langsung menghadangnya dan memulai interaksi.

"Adek sekolah di mana?" kata Elsa menirukan omongan pelaku. 

"Saya jawab sekolah di SMPN 30." jawab Elsa

"Mau diantar tidak?" kata pelaku

Elsa menolak tawaran tersebut. Salah satu pelaku kemudian mencoba merayunya lagi, "Ayo diantar saya, kita lewat depan." 

Namun, Elsa menolak karena ia tidak pernah melalui jalur itu.

Saat Elsa menolak ajakan untuk diantar, situasi berubah menjadi kekerasan. 

Salah satu pelaku menariknya, sementara Elsa berteriak menolak. 
Sayangnya, teriakannya tak terdengar oleh warga di lorong yang sepi itu.

Momen paling menegangkan adalah ketika Elsa melihat salah satu pelaku memegang suntikan.

"Pelaku yang pegang suntikan itu berkata mau menyuntik lengan kanan. Langsung saya dekati, suntikannya terjatuh," kata Elsa.

Pelaku yang marah kemudian menarik tangan kirinya untuk dimasukkan ke mobil, dan bahu Elsa dipukul dengan kayu. 

Dalam kepanikan, Elsa melakukan perlawanan 
menginjak kaki pelaku yang menariknya.

Kemudian menggigit tangan salah satu pelaku.

"Ku gigit tangan, Pak. Lalu pelaku kabur," katanya.

Elsa mengaku jumlah pelaku empat orang, adapun perannya yakni dua orang pelaku pria di luar, berhadapan langsung dengannya.

Satu pelaku pria sebagai sopir mobil.

Satu pelaku perempuan yang bertugas mengawasi dan melihati situasi.

Setelah pelaku kabur karena perlawanan Elsa dan gagal masuk ke lorong kecil, Elsa berhasil menyelamatkan diri. 
 

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved