SRIPOKU.COM, PALEMBANG – Semangat kebangkitan ekonomi kerakyatan melalui koperasi digaungkan di seluruh Indonesia, ditandai dengan peluncuran kelembagaan 80.081 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP/KKMP) oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin (21/7/2025).
Acara yang dipusatkan di Klaten, Jawa Tengah, ini diikuti secara daring oleh ribuan koperasi di seluruh pelosok negeri, termasuk KKMP Sukodadi di Palembang yang turut disaksikan langsung oleh Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, bersama jajaran Forkopimda.
Meski acara pembukaan molor hampir dua jam dari jadwal, antusiasme tak surut. Wali Kota Ratu Dewa, yang hadir dengan kemeja putih lengan panjang, tampak serius mendengarkan arahan Presiden.
"Saya sangat mengapresiasi dan mendukung penuh program ini, dan alhamdulillah di Palembang sudah berdiri 107 Koperasi Merah Putih yang telah memiliki badan hukumnya," kata Ratu Dewa usai launching.
Koperasi Merah Putih adalah lembaga ekonomi beranggotakan masyarakat desa yang dibentuk untuk meningkatkan kesejahteraan melalui prinsip gotong royong, kekeluargaan, dan partisipasi bersama.
KKMP Sukodadi: Pilot Project dengan Omzet Menjanjikan
Kabar baik datang dari KKMP Sukodadi, Jalan Lukman Idris RT 13 RW 03 Kelurahan Sukodadi, Kecamatan Sukarame Palembang.
Koperasi ini telah menjadi pilot project percontohan bagi koperasi se-Kota Palembang, membuktikan potensi ekonomi kerakyatan dengan omzet yang mengesankan.
Taat Suyudana, Ketua KKMP Sukodadi, mengungkapkan bahwa koperasi mereka fokus pada koperasi produksi.
"Pada dasarnya Koperasi Sukodadi adalah koperasi produksi diawali dengan pembibitan ikan, ada budidaya jamur, gerai sembako, apotek, klinik dan bank sampah," paparnya.
Beberapa unit usaha, seperti pembibitan ikan dan budidaya jamur, bahkan sudah berjalan lama sebelum koperasi ini resmi berbadan hukum pada Mei lalu.
Yang mengejutkan, untuk omzet gerai sembako saja, Taat menerangkan bahwa KKMP Sukodadi bisa menembus Rp5 juta per hari. Ini menunjukkan geliat ekonomi yang signifikan di tingkat kelurahan.
Meskipun permodalan awal berasal dari simpanan 30 anggota yang berjumlah sekitar Rp40 jutaan, Taat optimis dengan berdirinya KKMP yang disahkan pemerintah, akan ada "amunisi" tambahan dari Himpunan Bank-Bank Negara (Himbara).
"Belum ada sejauh ini (bantuan pinjaman dari bank), baru persiapan akan dapat," ujarnya, sembari menambahkan bahwa kendala terbesar saat ini adalah ketersediaan stok untuk barang subsidi.
Ke depan, KKMP Sukodadi berencana menambah gerai, mengembangkan usaha, dan bahkan menjajaki kerja sama dengan pihak lain termasuk koperasi atau swasta. Tantangan utama yang dihadapi adalah Sumber Daya Manusia (SDM) dan permodalan.