SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Inilah sosok Arianto Lurah 11 Ulu Palembang, anak seorang sopir jadi Lurah 11 Ulu Kecamatan Seberang Ulu (SU) II Kota Palembang, Selasa (22/4/2025), Jalan KH Azhari Lorong Sungai Lumpur No 100 RT 03 RW 01.

Sebuah kisah inspiratif datang dari Kelurahan 11 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu (SU) II, Palembang.

Arianto SE, pria kelahiran 28 Juli 1982, kini menjabat sebagai Lurah di wilayah tersebut, sebuah pencapaian yang membanggakan mengingat latar belakangnya yang sederhana.

Arianto adalah putra dari pasangan Eko Pramono, seorang sopir yang pernah mengabdi kepada Wakil Walikota Palembang kala itu, H Husni, dan kemudian menjadi sopir pribadi Walikota Palembang di masa Edi Santa Putra.

Ibunya, Toyimah, telah berpulang, tumbuh dalam kesederhanaan, Arianto membuktikan bahwa latar belakang bukanlah penghalang untuk meraih impian dan mengemban amanah yang lebih besar.

Perjalanan karier Arianto sebelum menjadi lurah terbilang beragam.

Ia pernah menjadi staf bagian umum, staf bagian keuangan bidang verifikasi, kaur bagian perbendaharaan, hingga Kasi Pemerintahan di Sekretariat Daerah (Setda) Kota Palembang.

Baca juga: Sosok Akhmad Afandi, Lurah 2 Ulu Palembang yang Ungkap Kisah Pelarian Soekarno di Palembang

Pengalaman inilah yang menempa dirinya menjadi sosok yang matang dalam birokrasi dan memahami seluk beluk pemerintahan.

Suami dari Nanin Isrofah SE MSi ini kemudian dipercaya oleh Walikota dan Wakil Walikota Palembang untuk mengemban amanah sebagai Kasi Pemerintahan di Kelurahan 11 Ulu.

Kinerjanya yang dinilai cemerlang dan kemampuannya berbaur dengan baik bersama masyarakat, mengantarkannya pada posisi Lurah 11 Ulu saat ini.

Banyak pihak meyakini bahwa Arianto mampu membawa perubahan positif dan menjalankan berbagai program kelurahan yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.

Salah satu program inovatif yang digagas oleh Arianto adalah jaminan BPJS Ketenagakerjaan bagi perangkat RT, RW, dan Linmas di wilayahnya.

Program yang telah berjalan sejak 8 Desember 2023 ini memberikan perlindungan bagi mereka yang dianggap memiliki risiko pekerjaan yang tinggi.

"Kerja RT RW dan Linmas ini dianggap rawan dan bekerja siang malam, dari situ timbullah ide untuk membuatkan kartu keselamatan kerja dan kematian," ungkap Arianto, selaras dengan visi misi RDPS Palembang Peduli.