SRIPOKU.COM, PALI - Suasana haru bercampur bingung menyelimuti Desa Air Itam, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan, Jumat (11/4/2025).
Bagaimana tidak, Rudi, seorang guru yang dikabarkan telah menghembuskan napas terakhir dalam perjalanan menuju rumah sakit, tiba-tiba muncul di tengah kerumunan warga yang sudah siap melayat.
Kejadian langka ini sontak mengubah duka menjadi gelak tawa dan ucapan syukur.
Rudi, sang tokoh utama dalam kisah ini, menceritakan awal mula kejadian yang membuatnya "meninggal" danĀ "hidup" kembali.
Saat itu, kondisi kesehatannya memang sedang menurun drastis. Dalam perjalanan menuju rumah sakit di Prabumulih yang ditemani oleh ibu dan kakaknya, Rudi tak sadarkan diri.
"Tiba di desa, orang sudah pada ramai berkumpul di rumah. Bahkan keranda sudah disiapkan," ujar Rudi mengawali ceritanya dengan nada tak percaya.
Kondisi Rudi yang lemah dan pingsan di perjalanan membuat sang ibu, Nuraini, dan kakaknya, Riduan, panik.
Mereka memutuskan untuk memutar balik ambulans dan kembali ke rumah. Di sinilah miskomunikasi bermula.
Riduan menghubungi istrinya (adik ipar Rudi) untuk meminta agar rumah segera disiapkan menyambut kedatangan mereka yang batal ke rumah sakit.
Namun, permintaan "siapkan rumah" itu disalahartikan oleh sang istri. Ia menyangka Rudi telah meninggal dunia.
"Kondisi badan saya memang sedang lemah saat itu, antara sadar dan tidak, dan akhirnya di tengah perjalanan mutar balik lagi ke dusun, dan kakak saya menelepon istrinya (Ayuk ipar Rudi) meminta siapkan rumah, kami tidak jadi ke RS. Miskomunikasinya di situ, dikira Ayuk ipar, saya meninggal dunia, karena minta disiapkan rumah," tutur Rudi.
Kehebohan pecah ketika ambulans yang membawa Rudi tiba di balai desa, tak jauh dari rumahnya. Warga yang sudah berkumpul dan bahkan telah menyiapkan ringga-ringga (keranda jenazah) serta ambulans desa, terkejut bukan kepalang melihat Rudi turun dari mobil dengan kondisi hidup.
Kabar duka seketika berubah menjadi sukacita. Warga yang tadinya berkumpul untuk melayat, kini memanjatkan doa untuk kesehatan dan kesembuhan Rudi.
"Pas datang dan turun dari mobil di balai desa dekat rumah saya, kaget banget melihat orang ramai, bahkan sudah ada yang menyiapkan ringga-ringga (keranda jenazah) dan ambulan desa, dikira saya meninggal dunia," ungkap Rudi, masih tak menyangka dengan kejadian yang dialaminya.
Kendati demikian, Rudi merasa sangat bersyukur karena masih diberikan kesempatan hidup oleh Tuhan Yang Maha Esa.