"Baim Wong, please dengarkan saya. Anda menggiring opini dengan menyatakan bahwa Paula manipulatif. Hati-hati Anda berbicara," ujar Lita melalui akun TikTok pribadinya.
Lebih lanjut, Lita menjelaskan bahwa istilah manipulatif bisa dikaitkan dengan gangguan mental.
Dalam sidang hak asuh anak, indikasi gangguan mental bisa menjadi faktor yang melemahkan posisi orang tua dalam mendapatkan hak asuh.
"Manipulatif itu bisa menjadi gangguan jiwa. Anda menggiring opini untuk mengarah ke sana. Dalam persidangan, jika seorang terindikasi gangguan jiwa maka hak asuh anak akan lemah," lanjutnya.
Lita juga menyoroti perlunya pendampingan ahli kejiwaan dalam kasus ini.
Ia menilai bahwa baik Baim maupun Paula seharusnya mendapatkan pengawalan dari profesional agar persidangan berjalan adil.
"Harusnya, di dalam persidangan didampingi oleh psikolog. Tapi, dia perlu adanya pendampingan dari seorang ahli jiwa karena ini bagian dari hak asuh anak," tuturnya.
Selain menuduh Paula manipulatif, Baim Wong juga sempat menyebut istrinya berselingkuh.
Lita Gading menegaskan bahwa tuduhan perselingkuhan harus disertai dengan bukti kuat dan tidak boleh digunakan untuk menjatuhkan salah satu pihak dalam persidangan.
"Dan perselingkuhan, itu juga dibuktikannya sulit.
Anda buktikan perselingkuhan itu dengan cara yang benar-benar adil. Jadi, jangan mengarahkan ke hal-hal yang melemahkan Paula.
Dia punya hak bicara, dia punya hak dalam pengasuhan anak," tambahnya.
Perseteruan Makin Panas
Sebelumnya sidang lanjutan cerai Baim Wong dan Paula Verhoeven kembali memanas usai memasuki agenda sidang pembuktian di Pengadilan Agama (PA) Jakarta Selatan.
Paula Varhoeven diketahui absen dalam agenda tersebut, dan hanya diwakili kuasa hukumnya.