Menurutnya, kalau manajemen yang pilih pemain nanti kalau terpuruk coach tidak bertangung jawab.

"Kita sulit, 1 bulan aja kita nungak gaji pemain itu sudah tidak fokus lagi mainnya. Mereka punya kewajiban juga ke keluarga mereka ada yang kredit rumah, kendaraan, kebutuhan keluarga, anak sakit, istri mau melahirkan, bermacam kebutuhan yang mereka harus bayar," terangnya.

Baca juga: Aplaus Gercep Sriwijaya FC, Selebgram Aricikhuy: Jangan Lupakan Pejuang SFC Musim Lalu

Ia juga menyinggung pemain bisa fokus main bola sambil mikir hal-hal begitu. Akhirnya mereka buat masalah di lapangan. Emosinya mudah terpancing terus kartu merah rugi tim.

"Saya pikir buat stabil tim tidak ada masalah gaji nungak, bonus nungak biar tim fokus dan yakinlah di sepakbola walau kita lancar gaji bonus belum tentu ada jaminan menang," katanya.

Tapi paling tidak manajemen sudah di jalur yang benar dan pemain bisa kita push kalau kemarin gaji tidak dibayar, bonus tidak ada. Manajemen mau marah dengan pemain dilawanlah oleh pemain dan semua yang ada di tim.

"Akhirnya apa, manajemen tidak bisa mengontrol tim," pungkasnya.