Selain itu juga tugas diemban pengusaha timah Muhammad David yang selama ini dikenal sebagai Raja Sawer juga sebagai pendamping tim Sriwijaya FC.
"Sesuai dengan jabatan yang kita terima saat ini dari manajemen Sriwijaya FC, akan kita bangkitkan lagi sumber daya pemain muda potensial terutama nantinya juga untuk mensupport tim SFC," terang Bos David.
Pasca menggelar RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) PT SOM di Kantor SFC, Jumat (28/2/2025) malam, CEO PT Digi Sport Asia Anggoro Prajesta pemegang saham mayoritas PT SOM selaku pengelola Sriwijaya FC memberikan penjelasan yang mengejutkan.
Baca juga: Manajemen dan Pemain Sriwijaya FC Kompak Sambut Baik Pemberlakuan VAR di Liga 2 2025/26
"Untuk manajer tim itu kita udah gak ada lagi. Tetap namanya manajer bukan berarti seperti musim sebelumnya. Jadi kita Sriwijaya FC gak mau lagi manajer tim ini ngurus banyak hal, terlalu overload," kata Anggoro Prajesta kepada Sripoku.com.
Makanya jabatan Direktur Teknik di Sriwijaya FC yang sebelumnya dijabat Indrayadi dihapuskan karena nanti urusan teknis ada di manajer supaya gepnya tidak terlalu jauh antara Drtek misalkan dengan coach.
"Selama ini cukup jauh kan jaraknya. Padahal sebenarnya manajer itu baiknya sebagai manajer teknis yang ngurus terkait kepelatihan, bina anak muda, apalagi kita mau bikin akademi sepkabola Sriwijaya FC, itu skupnya manajer teknis," terang Goro.
Terkait siapakah kandidat yang akan menjabat Manajer Sriwijaya FC musim 2025/26 nanti, Anggoro Prajesta menyebut nama Patrick Ghigani berasal dari negara Jerman.
"Ia punya lisensi Kepelatihan UEFA. Ini memang bukan orang Indonesia. Dari Jerman, dan beliau punya akademi sudah berdiri lebih dari 12 tahun di Jerman. Bibit pemain dari Bayern Munich. Kita coba menggandeng beliau untuk kursi manajer teknis di Sriwijaya FC," terangnya.
Anggoro Prajesta yang baru saja menempati posisi sebagai Direktur Olahraga PT SOM menyebut manajer teknis asing asal Jerman ini juga nantinya di Sriwijaya FC sebagai Ketua Komite Tim untuk pemilihan pelatih dan lain-lainnya.
"Dia juga ke sini nanti sebagai Ketua Komite Tim untuk pemilihan pelatih dan lain-lainnya. Kita coba check and balance, jadi tidak terpusat dengan satu figur yang menentukan. Jadi misalkan tadi yang akan talenskoting itu Randi Aksa, tapi yang menentukan komitenya. Harus seperti itu. Jangan maunya si A semua ke dalam. Ada check and ballace, biar sehat," kata pria yang memiliki background advokat.