SRIPOKU.COM, PALEMBANG – Manajemen Sriwijaya FC hingga kini masih dinantikan eksyennya untuk mendatangkan pemain anyar mumpuni jelang ditutupnya transfer window, 15 Januari 2025.
Padahal jajaran pelatih telah menyampaikan ke manajemen Sriwijaya FC setidaknya dibutuhkan 2 pemain asing dan 5 pemain lokal mumpuni untuk menutupi kekurangan krisis pemain agar bisa bersaing di babak playoff degradasi nanti.
Pemain anyar Sriwijaya FC satupun belum kelihatan padahal saat ini sangat tepat waktunya adaptasi pemain baru ke tim.
Tuntutan butuh tambahan pemain mumpuni dan dibayarkannya tunggakan gaji skuat tim Sriwijaya FC telah disampaikan kepada CEO Digi Sport Asia, Anggoro Prajesta.
Selain itu juga pelatih butuh 7-8 pemain tambahan grade A untuk menambah daya gedor dan krisis pemain mumpuni Sriwijaya FC sehingga bisa terselamatkan dari degradasi.
Sementara misi penyelamatan Sriwijaya FC yang dilakukan PT Digi Sport Asia secara bertahan dengan tiga gelombang tidak berjalan mulus.
Sebelumnya, gelombang 1 mendatangkan 5 Pemain Maung Anom yang didatangkan ke Palembang membawa misi penyelamatan Sriwijaya FC yang telah tiba Jumat (3/1/2025) malam.
Lalu gelombang 2 mendatangkan 5 Pemain Bandung United Tim Liga 4 Jawa Barat yang tiba di Hotel Azza, Senin (6/1/2025) malam ini.
Kemudian gelombang 3 dalam kategori kualitas yang akan dipinjamkan Persib Bandung kepada Sriwijaya FC ini kategori pemain Liga 1.
Namun hingga kini eks pemain asing Persib Bandung Mailson Lima dan pemain LIga 1 lainnya hingga kini belum kunjung didatangkan.
"Mau tidak mau kalau kita mau tetap bersaing di Liga 2 harus ada penambahan pemain. Itu gak bisa tidak, karena di playoff degradasi itu berat. Banyak aspek yang mempengaruhi di situ. Kita harus siap," ungkap pelatih kepala Sriwijaya FC Hendri Susilo.
Beruntung dengan semangat yang tinggi, Sriwijaya FC yang hanya berkekuatan 15 pemain di line up saat mengalahkan FC Bekasi City dengan skor 5-3 di Stadion GSJ Palembang, Sabtu (4/1/2025) kemarin.
"Mestinya sudah 4 orang harus diganti. kenapa saya berpikir slow bung, slow bung. Kita hanya ada satu pengganti. Kalau saya menuruti, Waktu masih Panjang. Ganti satu, masuk satu, habis cadangan. Sakit satu, sakit dua, itu kita berpikir keras begitu," kata Hendri Susilo.
Pelatih kelahiran Bukit Tinggi, Sumatera Barat, 11 Desember 1964 ini pun menyindir pihak manajemen Sriwijaya FC untuk menghargai perjuangan skuat tim yang berjuang memenangkan pertandingan dengan membayarkan gaji yang tertunggak selama ini.
"Inilah perjuangan pemain sore ini harus diapresiasi oleh orang-orang penting. Mereka sudah bekerja luar biasa menjalankan komitmen sebagai kewajiban berlatih. Termasuk staf pelatih sudah menjalankan fungsinya masing-masing. Sekarang apa dari mereka (manajemen), sekarangpun sudah masuk bulan keempat. Tahu maksud saya?," sindir Hendri Susilo.