Lebih lanjut, Dwi lantas mengungkap bila beberapa karyawan di toko itu juga memilih resign.
Adapun, alasan rekan-rekan Ayu memilih resign tersebut lantaran gajinya tak kunjung dibayar.
"Teman-teman saya masih bekerja karena berharap gaji keluar terlebih dahulu. Tapi memang tetap nggak keluar (gajinya), akhirnya teman saya keluar semuanya, sekitar 3 orang (bagian depan atau kasir)," katanya.
Dwi juga menjelaskan bahwa ketakutan pegawai di toko roti tersebut disebabkan oleh tidak adanya kontrak kerja dan ketidakpastian tanggal gajian.
"Emang kan di sini gajinya tidak ada tanggalnya ya. Jadi mungkin keresahan dari teman-teman itu sih," ujarnya.
Ditambah lagi, gaji bulan Oktober pun belum dibayarkan oleh Linda ibunda George.
"Itu gaji saya yang belum dibayar hanya bulan Oktober. Di situ bos saya sempat untuk saya ngambil ke tokonya. Tapi kan karena kondisi saya yang kayak gini nggak memungkinkan untuk saya mengambil gaji ke sana," terangnya.
George menangis takut di penjara
Sementara itu George Sugama Halim menangis hingga berucap 'takut' di penjara usai menjadi tersangka kasus penganiayaan.
George Sugama Halim yang dijerat Pasal 351 ayat 1 KUHP, dan atau Pasal 351 ayat 2 KUHP, UU Nomor 1 tahun 1946, mencurahkan isi hatinya kala dijenguk oleh keluarganya.
"Nangis gemetar gak mau di penjara. Dia takut katanya. Karena di dalam penjara kan serba tidak enak," beber Linda Pantjawati, ibunda George Sugama Halim dikutip dari Youtube Intens Investigasi.
Ucapan ini pun membuat hati sang ibu luluh.
Dengan suara terisak, Linda memohon kepada Dwi Ayu untuk berdamai.
"Jadi saya minta tolong saya berharap semua ini berjalan dengan damai lalu saya memang sudah minta maaf kepada Ayu supaya Masalah ini tidak diperpanjang tidak ada saling tuntut menuntut. Tidak akan ada habisnya," ungkapnya.