SRIPOKU.COM, INDRALAYA - Kasus aborsi yang menewaskan seorang mahasiswi Universitas Sriwijaya (Unsri) di Ogan Ilir baru-baru ini menjadi peringatan bagi kaum muda-mudi di perantauan.
Tragedi seorang mahasiswi berinisial RF (21) yang meregang nyawa karena pendarahan setelah janin yang dikandungnya dipaksa keluar, berawal dari pergaulan bebas yang tak terkontrol.
Bagi sejumlah mahasiswa Unsri, batasan interaksi dengan lawan jenis memang perlu diterapkan, bukan hanya dalam lingkup tempat kos.
Seperti dikemukakan Sicilia, seorang mahasiswi yang menyewa kamar kos yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari gerbang kampus Unsri.
Baca juga: Sosok RF Mahasiswi Unsri yang Hamil Meninggal Usai Pendarahan, Ternyata Berprestasi Peraih Beasiswa
Menurut mahasiswi semester V Fakultas Teknik Unsri ini, meninggalnya RF karena aborsi menimbulkan anggapan bahwa interaksi dengan lawan jenis pasti berujung pada pergaulan bebas.
"Padahal tidak semua mahasiswa-mahasiswi seperti itu. Kami merantau benar-benar untuk kuliah dan ingin bikin bangga orang tua," kata Sicilia, Sabtu (25/11/2023) kemarin.
Mahasiswi asal Pesawaran, Lampung ini mengaku sangat terpukul dengan peristiwa yang menimpa RF tersebut.
Selain rasa empati sebagai sesama perempuan, Sicilia juga merasa tragedi ini mencoreng nama baik Unsri.
"Orang di luar sana berpikir mahasiswi anak kos suka macam-macam (melakukan pergaulan bebas). Hanya melihat satu dua kasus," sesalnya.
Sicilia tak memungkiri bahwa ada saat tertentu di mana interaksi terjadi antara laki-laki dan perempuan di kamar kos.
Mulai dari urusan seperti saling membantu berbelanja kebutuhan, hingga aktivitas perkuliahan seperti kegiatan belajar serta diskusi bersama.
Perempuan 21 tahun ini sekali lagi menampik jika interaksi mahasiswa-mahasiswi di lingkungan kos pasti berujung pada pergaulan bebas.
"Kami tidak separah itu," tegasnya.
Baca juga: Cytotec yang Dikonsumsi RF Mahasiswi UNSRI untuk Gugurkan Kandungan Ternyata Obat Asam Lambung
Juni, mahasiswi Unsri lainnya mengatakan, batasan-batasan dalam pergaulan tetap diterapkan, seperti lawan jenis dilarang masuk kamar kos perempuan yang tinggal seorang diri.
Kemudin tamu laki-laki dilarang berkunjung saat larut malam, begitu juga sebaliknya demi mencegah hal-hal buruk.
"Kalaupun ada situasi tertentu seperti misalnya laki-laki masuk kos perempuan, pintu dibuka agar tidak mengundang kecurigaan. Jam kunjungan juga dibatasi," tutur Juni.
"Intinya harus bisa menjaga diri. Memang ada yang bebas, tapi banyak juga penghuni kos yang punya batasan-batasan," kata mahasiswi semester III Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FKIP) Unsri ini.
Bagi para pemilik tempat kos, mereka mengaku sudah berusaha menerapkan aturan agar tak terjadi pergaulan bebas.
Supriono, penjaga kamar kos di RT 5 Kelurahan Timbangan, Indralaya Utara, menyebut aturan bagi penyewa kos disesuaikan dengan norma yang berlaku.
"Sebenarnya aturannya, penghuni kos tidak boleh mengajak lawan jenis yang tidak punya hubungan keluarga," kata Supriono.
Dengan adanya kasus aborsi mahasiswi Unsri, Supriono semakin menekankan kepada penyewa kos miliknya untuk tidak melakukan hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri serta orang lain.
"Aturan-aturan bagi penghuni kos itu memang tidak tertulis. Tapi hendaknya dipatuhi agar tidak terjadi lagi kasus aborsi seperti kemarin," kata dia.
Penyesalan Ketua RT Kasus Aborsi
Penyesalan warga di Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir (OI) terhadap kasus aborsi yang menimpa mahasiswi Universitas Sriwijaya (UNSRI).
Penyesalan ini diungkapkan oleh Ketua RT 10 Lingkungan 5, Kelurahan Timbangan, Kecamatan Indralaya Utara, Imron Suwandi.
Imron menjelaskan warga sempat beberapa kali menggerebek kosan mahasiswa tempat pelaku tinggal.
"Sudah tiga kali kita gerebek kosan itu," kata Imron, Kamis (23/11/2023).
Namun meski sudah berkali-kali digerebek, nyatanya mahasiswa UNSRI kerap membawa pasangan lawan jenis ke kamar kosan.
"Bahkan ada pasangan lebih dari satu kali kedapatan berduan di kamar kos," kata Imron.
Imron juga mengaku, warga langsung menelepon orangtua mahasiswa bersangkutan begitu melakukan penggerebekan.
Namun upaya yang sudah dilakukan warga tak bisa mencegah kasus aborsi yang dialami mahasiswi UNSRI beberapa waktu lalu.
Puncaknya seorang mahasiswi UNSRI inisial RF hamil lalu meninggal dunia akibat aborsi.
Pacar korban Diat kini diamankan pihak kepolisian karena diketahui orang yang menyuruh korban mengkonsumsi obat aborsi.
"Tujuan kami gerebek kosan mahasiswa karena kami sayang sama adik-adik ini," kata dia.
Dirinya mengaku sangat prihatin dengan adanya kasus aborsi di lingkungan tempat tinggal RT tersebut.
Apalagi saat mengetahui bahwa pelaku sempat membuang janin yang dikandung kekasihnya berinisial RF itu.
Menurut Imron, pada Jumat (17/11/2023) malam atau beberapa jam setelah RF meninggal dunia, dirinya dipanggil aparat kepolisian.
"Malam itu saya dipanggil polisi untuk ikut menyaksikan pemeriksaan kamar kos tempat mahasiswi itu (mengalami) pendarahan," terang Imron.
Begitu tiba di kamar kos, Imron mengaku melihat pelaku sudah diborgol, sementara polisi menggeledah isi kamar tersebut.
Sebelum digiring polisi, pelaku mengaku membeli obat penggugur kandungan sebanyak 16 butir lewat online shop.
"Keterangan dari pelaku, dia beli obat penggugur kandungan sebanyak 16 butir. Disuruh minum obat itu pacarnya," ungkap Imron.
Namun tak dijelaskan lebih detil berapa butir obat yang dikonsumsi RF beserta sebotol minuman bersoda.
Menurut Imron, pelaku juga membuang janin kekasihnya ke kloset di kamar kos tersebut.
"Saat Jumat pagi, janinnya keluar dan diambil tersangka, dimasukkan kloset, lalu disiram," beber Imron.
Setelah janin keluar tersebut, RF disebut mulai mengalami kritis hingga harus dilarikan ke Rumah Sakit Ar Royyan Indralaya.
Namun dalam perjalanan menuju rumah sakit, RF menghembuskan nafas terakhir dan jasadnya dibawa ke kampung halaman di Padang, Sumatera Barat.
Keterangan Imron ini diperkuat oleh video pengakuan Diat kepada polisi yang mengamankannya.
Pada video tersebut, Diat yang dalam keadaan tangan diborgol mengaku mengangkat janin yang baru keluar dan membuangnya ke kloset kamar kosnya.
"(Janin yang baru keluar) saya ambil, saya tampung dan dibuang ke kloset di belakang," kata Diat (TS/Agung Dwipayana)