Kebakaran di TPA Sukawinatan

Kebakaran di TPA Sukawinatan Berhasil Dipadamkan, DLHK Palembang Tetap Lakukan Pembasahan

Penulis: Abdul Hafiz
Editor: Yandi Triansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dinas Lingkungan Hidup Kota Palembang menggunakan alat berat eksavator ampibi turut membantu pembasahan bekas kebakaran gunung sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jl Sei Sedapat II RT 78 RW 08 Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Sukarami, Sukawinatan, Palembang, Kamis (17/8/2023).

Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Setelah melibatkan berbagai instansi penanggulangan kebakaran Gunung Sampah TPA Sukawinatan yang terjadi sejak Jumat (11/8/2023) kini dinyatakan tuntas pada Rabu (16/8/2023) pukul 16.00.

"Alhamdulillah pagi hari ini tidak ada lagi kemunculan asap bekas kebakaran. Sudah selesai kemarin jam empat sore sudah aman terkendali. Sudah selesai, sudah beres kegiatan," ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLHK) Palembang DR H Akhmad Mustain SSTP MSi, Kamis (17/8/2023). 

Meski terkesan sudah aman dan terkendali, namun DLHK selaku instansi yang menangani TPA Sukawinatan ini tetap melakukan pembasahan di area eks kebakaran guna mengantisipasi kembalinya terbakar. 

"Nanti siang kita akan kembali lakukan pembasahan. Kita akan tetap melakukan pembasahan karena tidak ada hujan. Area itu akan kami basahi nanti siang," kata Mustain. 

Dengan telah dinyatakan aman dan terkendali dan sudah tidak tampak lagi kemunculan asap, maka hari ini Mustain, sudah tidak lagi menggunakan waterbombing, sudah tidak lagi melibatkan manggala agni, Damkar. 

"Hanya petugas kami di TPA untuk perawatanlah. Karena pagi ini petugas kami yang berjumlah 20 orang ini membersihkan sampah-sampah TPA. Karena memang tugas keseharian mereka membersihkan TPA. Tidak fokus di lokasi kebakaran melainkan pembersihan di TPA," katanya. 

Kesaksian Komala, Rumah Dikepung Asap Saat TPA Sukawinatan Palembang Terbakar Hebat, Kami Ngungsi

Setelah makan siang dijadwalkan petugas baru kembali ke lokasi eks kebakaran untuk melakukan pembasahan. 

Untuk pembasahan ini dilakukan hanya melibatkan petugas dari UPTD TPA DLHK Palembang saja. Ini dilakukan untuk menjaga agar tetap lembab. 

Sebuah eksavator ampibi dikerahkan untuk membantu pembasahan eks kebakaran Sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukawinatan Palembang. 

"Eksavator ampibi itu untuk nangkap air dengan membuat lobang supaya airnya tertampung  sehingga bisa digunakan sebagai sumber air untuk menyemprot gunung sampah bekas terbakar ini," kata Mustain. 

Eksavator ampibi ini mengeduk kanal supaya lebih dalam sehingga air tertahan di situ semua. Kemudian dilakukan penyedotan airnya dengan saringan. Air yang disemprotkan ke sisa kebakaran ini. 

Pengerahan mencari sumber air ini untuk lebih cepat upaya penanganan dalam Pembasahan gunung sampah TPA. 

Mustain mengaku upaya dirasakan sudah optimal semua berkoordinasi dengan baik semua instansi karena memang kondisi sampah yang mengandung gas metan jadi proses penanganannya tidak bisa dengan cepat. 

"Dengan kekuatan yang sudah full team adalah Manggala Agni, Damkar Provinsi dan Kota, DLHK, DLH, BNPB, BPBD Provinsi Sumsel luar biasa bersama-sama kita membereskan permasalahan api di TPA ini kemarin," pungkasnya. 

Pantauan Sripoku.com, sudah tidak terlihat lagi kepulan asap di bekas kebakaran gunung sampah TPA Sukawinatan. Tidak ada lagi petugas Damkar, BPBD Sumsel, manggala agni yang sudah beberapa hari kemarin berkutat menanggulangi kebakaran ini. 

Begitu juga helikopter waterbombing sudah tidak terlihat lagi seperti dua hari kemarin sibuk bolak balik melakukan penyiraman dari udara. 

Seperti diketahui kebakaran terjadi di area sekitar 2,5 hektare dari 10 hektare areal TPA Sukawinatan sejak Jumat (11/8/2023) lalu. Lantaran Senin (14/8/2023) api kembali berkobar, Gubernur Sumsel H Herman Deru meminta bantuan BNPB Pusat. 

Sehingga mulai Senin (15/8/2023) sekitar pukul 08.00 langsung diterjunkan dua helikopter waterbombing melakukan penyiraman air dari udara. 

"Selama ini penanganan titik api muncul kita pakai selang mesin pompa, dari DLHK. Karena panas cukup luar biasa maka kali ini melibatkan banyak pihak," kata Mustain. (Abdul Hafiz) 

Berita Terkini