"Anak saya tidak mabuk, dari mulutnya tidak tercium bau alkohol," tegas Pandi.
Pandi mengatakan tiga senior Bripda Ignatius di Densus 88 tersebut diduga menawarkan putranya untuk ikut dalam bisnis senjata api.
Merasa takut, Bripda Ignatius kemudian menolak ajakan seniornya.
Diduga kemudian terjadi cekcok yang berujung Bripda Ignatius tewas tertembak.
"Ketiga pelaku ini datangi kamar anak saya," ucap Pandi.
"Mereka diduga ada urusan bisnis senjata api, anak saya mungkin ditawari anak saya mungkin menolak, karena tahu itu barang ilegal,"
"Yang terjadi disitu mungkin jadi cekcok. Nah akibatnya anak saya jadi korban," imbuhnya.
Pandi menjelaskan akibat ledakan senjata api tersebut, leher anaknya tertembak peluru.
Peluru tersebut lalu menebus ke telinga Bripda Ignatius.
"Tidak lama kemudian si pelaku mengambil senpi di tasnya dan meledak lalu mengenai leher anak saya lalu tembus ke telinga, lalu tembus ke dinding lagi," kata Pandi.
Pandi menegaskan selama ini anaknya tidak pernah bercerita soal bisnis senjata api.
Baca juga: Pengakuan Keluarga, Bripda Ignatius Ditawari Bisnis Senpi Ilegal Tapi Ditolak: Cekcok Sebelum Tewas
Rekaman CCTV jadi Kunci
Terbaru, penyidik dari Polres Bogor telah melakukan pengecekan rekaman CCTV di lokasi penembakan anggota Densus 88 Polri Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage, anggota Polri asal Melawi, Kalimantan Barat.
"Saat ini Polres Bogor terus mendalami kasus tersebut, mengumpulkan bukti-bukti menganalisa bukti termasuk menganalisa CCTV di lokasi TKP," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, Kamis (27/7/2023).
Peristiwa itu sendiri terjadi di Rusun Polri Cikeas Gunung Putri Bogor, pada hari Minggu dini hari tanggal 23 Juli 2023 01.40 WIB.