"Wah, pintar juga kamu! Kok, bisa masuk rumah sakit jiwa?" tanya si sopir. "Mas, saya ini katanya gangguan jiwa, bukan bodoh."
2. Anakku
Setiap hari orangtua Iwan selalu bekerja. Mereka jarang pulang ke rumah karena harus mengisi acara seminar hingga diklat.
Satu bulan tidak bertemu, ayahnya rindu. Ia menelepon anaknya untuk menguji, apakah si anak juga rindu.
"Wan, apakah kau sayang orangtuamu?" "Sayang, aku selalu merindukan ayah dan ibu saat sendiri di rumah," kata Iwan berbohong.
Bapaknya lega mendengar perkataan Iwan. Ia berdoa, "Ya Tuhan, terima kasih sudah titipkan anak yang baik, berikan ia hukuman jika ia salah."
Seketika Iwan pingsan.
3. Roti atau buah
Pada suatu hari Senin tepatnya pukul 09.30, ada seorang penjual roti yang lewat di depan rumahku.
Tidak lama kemudian ada satu di antara teman sekelasku yang bernama Dani, memanggil si penjual roti itu.
Tidak menunggu lama, sang penjual roti datang untuk menghampiri Dani yang sedang duduk-duduk santai di depan rumahku.
Dani: "Jual roti apa aja, bang? Gimana rasanya, enak semua nggak?"
Penjual roti: "Banyak, dek, ada macam-macam, ya tentunya rasanya enak dong, dek."
Dani: "Wah mantap deh kalau enak, bang, yang ini rotinya rasa apa ya, bang?"
Penjual roti: "Iya, dek, yang roti yang ini rasanya cokelat, dek."