Polemik Pasar 16 Ilir Palembang

Sejarah Pasar 16 Ilir Palembang Sudah Ada Sejak Masa Kesultanan, Kini Resmi Ditutup Pagar Seng

Penulis: Tria Agustina
Editor: Odi Aria
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut ini sejarah pasar 16 ilir Palembang yang sudah ada sejak masa kesultanan Palembang Darussalam. Kondisi pasar 16 ilir Palembang sebelum ditutup pagar seng (kiri), kondisi setelah ditutup pagar seng (kanan).

SRIPOKU.COM - Begini sejarah pasar 16 ilir Palembang yang berada di pinggiran Sungai Musi.

Kondisi pasar 16 ilir Palembang saat ini tengah menjadi sorotan.

Pasalnya para pedagang kaki lima (PKL) terpaksa harus pindah lokasi jualan mereka.

Bahkan pagar seng sudah nampak mengelilingi gedung pusat pasar 16 ilir Palembang yang membuat PKL tidak bisa lagi membuka lapaknya.

Informasi ini didapat Sripoku.com dari petugas Satpol-PP, pemasangan seng dilakukan pada Selasa (4/7/2023) sekitar pukul 05:00 WIB.

Berikut ini sejarah pasar 16 ilir Palembang yang sudah ada sejak masa kesultanan Palembang Darussalam.

Pasar 16 ilir merupakan salah satu pasar tradisional terbesar yang ada di kota Palembang.

Pasar yang berada di Jalan pasar 16 ilir tepatnya di pinggiran Sungai Musi ini sudah ada sejak tahun 1821.

Menjadi pusat wisata belanja bagi warga Sumatera Selatan, hal ini membuat pasar 16 ilir sebagai salah satu penyokong terbesar dalam perekonomian warga kota Palembang.

Baca juga: BREAKING NEWS: Pasar 16 Ilir Palembang Resmi Ditutup Pagar, PKL Masih Nekat Buka Lapak di Jalan

Pasar 16 Ilir yang menjadi salah ikon Palembang heboh direncanakan akan diubah jadi pasar dengan konsep modern dan juga namanya diubah jadi The Heritage 16 Ilir. (SRIPOKU.COM / Tatik)

Sejarah

Keberadaan Pasar 16 Ilir di Palembang sudah sejak tahun 1821. Belanda yang berhasil menaklukkan Kesultanan Palembang Darussalam kemudian mengangkat potensi perekonomian di kawasan itu.

Geliat perekonomian di Pasar 16 Ilir dan sekitarnya sesungguhnya sudah dimulai sejak Kimas Hindi Pangeran Ario Kesumo Abdulrohim memindahkan pusat kekuasaan dari 1 Ilir yang dibakar habis oleh VOC tahun 1659 ke Kuto Cerancang.

Pada awal tahun 1900-an, pola dangan di pasar 16 Ilir yaitu "Cungkukan" atau pola dangan yang menghamparkan dagangannya di tanah. Kemudian berkembang dengan adanya pembangunan petak permanen khusus untuk para pedagang di pasar ini.

Untuk kawasan Pasar Baru (hingga kini masih bernama Jl Pasar Baru) saat itu sudah berderet bangunan bertingkat dua yang di bagian bawahnya menjadi tempat berjualan.

Los-los mulai dibangun sekitar tahun 1918 dan dipermanenkan sekitar tahun 1939.

Halaman
12

Berita Terkini