Mahasiswi Unsri Korban Asusila

Detik-detik Dekan FE Unsri Dikerumuni Mahasiswa, Imbas Korban Pelecehan Seksual tak di Yudisium

Editor: Odi Aria
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Potongan video mahasiswi Unsri yang mendadak tak bisa ikut yudisium.

SRIPOKU.COM, INDRALAYA - Belasan mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) seketika langsung mengerubungi Dekan Fakultas Ekonomi Unsri, Prof. Mohamad Adam dalam acara yudisium yang digelar di aula FE Unsri, Jumat (3/11/2021).

Kehadiran para mahasiswa tersebut, buntut dari peristiwa tak dipanggilnya korban dugaan pelecehan seksual mahasiswi oleh oknum dosen Unsri.

Para mahasiswa itu mempertanyakan mengapa rekan mereka dicoret dari daftar yudisium yang digelar hari ini.

Adam pun bergeming dan melangkah menuju gedung Fakultas Ekonomi.

Saat diminta konfirmasi oleh wartawan, Adam awalnya menolak memberikan komentar.

"Siapa ini (wartawan)? Saya tidak kenal," kata Adam sambil berlalu.

Sekitar 45 menit setelah menerima audiensi perwakilan BEM-KM Unsri, Adam keluar dari gedung Fakultas Ekonomi sekira pukul 11.45.

Dia mengatakan akan membahas perihal mahasiswi terduga korban pelecehan yang hilang dari daftar yudisium.

"Nanti dirapatkan," kata Adam sambil bergegas masuk mobil.

Diketahui,salah seorang terduga korban pelecehan seksual, mendadak hilang dari daftar nama peserta yudisium di Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya (Unsri).

Peristiwa ini pun mendapat protes dari Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM-KM) Unsri.

Terduga korban yang hadir pada yudisium juga protes.

Mahasiswi yang mengenakan kebaya itu lalu berjalan ke arah panggung aula Fakultas Ekonomi.

Dia berteriak lantang ke arah Dekan Fakultas Ekonomi, Prof. Mohamad Adam.

Dalam video yang beredar, teriakan mahasiswi terduga korban pelecehan itu tak terdengar jelas, melainkan menggema memecah suasana yudisium.

Situasi sempat riuh di dalam aula Fakultas Ekonomi Unsri Indralaya, tempat berlangsungnya yudisium pada Jumat (3/12/2021) pagi itu.

"Kemarin, rekan kami yang merupakan salah seorang korban pelecehan, ada namanya di daftar yudisium.

Hari ini, nama rekan kita yang mahasiswi ini tidak ada," kata Presiden Mahasiswa (Presma) Unsri, Dwiki Sandy.

Akan Dijemput Paksa Polisi

Terduga pelaku pelecehan seksual, oknum dosen di salah satu Universitas ternam di Kota Palembang berinisial A batal penuhi panggilan tim penyidik Subdit 4 Renakta Ditreskrimum Polda Sumsel.

Hal tersebut dikatakan oleh Kasubdit 4 Renakta Polda Sumsel, Kompol Masnoni SIK yang dikonfirmasi awak media, Jum'at (3/12/2021).

"Seharunya memang hari ini penyidik kita melakukan pemeriksaan terhadap A. Namun hingga pukul 11.00 siang ditunggu, yang bersangkutan tidak datang," ujar Masnoni pada awak media.

Masnoni menjelaskan bahwasanya Oknum Dosen berinisial A yang dilaporkan mahasiswinya berinisial DR tidak dapat memenuhi panggilan penyidik dengan alasan ada acara keluarga.

Dikatakan oleh Kompol Masnoni jika pihaknya telah melayangkan panggilan pada A dengan surat resmi, yangvtelah dikirimkan sehari sebelumnya.

"Surat pemanggilan penyidik sudah kita kirimkan sehari sebelumnya. Namun tadi, yang bersangkutan (terlapor) sudah mengutus perwakilan keluarganya untuk memberikan kabar jika tidak bisa hadir,” jelanya.

Disingung kapan terlapor akan kembali dipanggil, Masnoni mengatakan jika A akan dipanggil ulan, dan dijadwalkan pada Senin (6/12/2021) mendatang.

“Kami akan segera mengirimkan surat panggilan kedua.

Jika sudah sampai surat pemanggilan ketiga yang bersangkuatan tetap tidak datang, maka akan kita lakukan pemanggilan secara paksa," tegas Kompol Masnoni.

Diberitakan sebelumnya, saksi dalam kasus dugaan pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan Universitas Sriwijaya dengan korban mahasiswi berinisial A ungkap fakta baru.

Yang mana salah satu saksi yang merupakan tukang ojek langganan DR mengatakan jika saat dijemput di kampus, DR sudah dalam keadaan menangis.

Hal tersebut dikatakan oleh Kasubdit IV Renakta Polda Sumsel, Kompol Masnoni pada awak media, Kamis (2/12/2021).

"Tukang ojek itu juga menyampaikan penampilan pertama (korban) dengan saat dijemput terlihat berbeda. Setelah pulang, korban kondisinya tidak lagi rapi," ujar Kompol Masnoni, Kamis (2/12/2021). 

Saksi tukang gojek sempat menanyakan apa yang terjadi pada langganannya tersebut, hanya saja pertanyaannya tidak dijawab oleh korban.

"Dari keterangan saksi, korban tidak ada cerita apapun, dia hanya menangis saja," ucap mantan Wakapolres Prabumulih tersebut. 

Sebelumnya, korban mengaku sudah menjadi korban pelecehan seksual oleh oknum dosennya sendiri pada saat meminta tanda tangan skripsi, Sabtu (25/9/2021). 

Lantas muncul pertanyaan di tengah masyarakat mengenai alasan korban meminta tanda tangan skripsinya di hari sabtu yang juga merupakan hari libur. 

Terkait pertanyaan tersebut, Masnoni mengungkapkan, berdasarkan keterangan korban, dirinya sudah beberapa kali menanyakan keberadaan oknum dosen itu kepada teman yang juga adik tingkatnya. 

"Kebetulan pada hari sabtu terlapor ada di tempat.
Dikarenakan korban benar-benar mengejar tanda tangannya (terlapor), jadi tanpa berpikir yang lain korban datang menemuinya.

Seperti itu pengakuan korban ke kami," ucapnya. 

Korban lalu mendatangi terlapor yang sedang berada di ruang laboratorium. 

Dikarenakan kondisi tempat yang sepi, membuat oknum dosen tersebut dengan leluasa melakukan aksi bejatnya. 

"Berdasarkan keterangan korban cuma sekali terjadi seperti ini," ucapnya. 

Terungkap pula, setelah kejadian itu terlapor juga sempat beberapa kali menghubungi korban melalui handphone. 

"Terlapor ada berkomunikasi via WA sama korban, menanyakan mulai dari ngajak video call.

"Sama korban direspon karena dia merasa antara dosen dan mahasiswa pasti ada perlu."

"Jadi korban kasih respon, tapi datar saja (responnya)," ujar Masnoni. 

Berita Terkini