'Bukan Panglima yang Bodoh', Gatot Yakin Jenderal Andika Tidak Biarkan Musuh Berkonsilidasi

Editor: Yandi Triansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jenderal TNI Purn Gatot Nurmantyo, Panglima TNI

SRIPOKU.COM - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo angkat bicara soal terpilihnya sosok KSAD Jenderal Andika Perkasa yang menjadi calon tunggal Panglima TNI.

Gatot menilai Jokowi melakukan pilihan tepat memilih Jenderal Andika sebagai Panglima TNI.

"Saya menyambut baik pilihan Bapak Presiden untuk memilih Kasat Jenderal TNI Andika Perkasa menjadi Panglima TNI."

"Ditinjau dari segi kompetensi, profesionalisme, dan regenerasi TNI sangat tepat," kata Gatot, dikutip dari tayangan Youtube tvOne, Kamis (4/11/2021).

Gatot pun menguraikan tantangan yang akan dihadapi Jenderal Andika dalam masa kepemimpinan yang singkat selama setahun kedepan.

Salah satunya kata Gator soal KKB di Papua.

"Kurang lebih beliau satu tahun kedepan, waktu yang relatif singkat Pak Andika dihadapkan dari berbagai tantangan yang tidak ringan."

"Terkait dengan dinamika lingkungan strategis, khususnya dengan dinamika yang ada di dalam negeri kita seperti masalah Papua," ungkap Gatot.

Selain itu Gatot mengungkapkan soal pembangunan basic militer di pulau terluar Indonesia yang belum terselesaikan.

"Kemudian juga masalah belum tuntasnya pembangunan basic-basic militer."

"Pulau terluar yang pernah saya sampaikan yaitu Natuna, lebih fokus lagi, kemudian tentang Blok Masela, ini merupakan fokus yang bisa ditunggu dalam satu tahun," ujarnya.

Dari sekian tantangan itu, kata Gatot persoalan Papua paling terberat.

Namun Gatot meyakini kredibilitas dari Jenderal Andika Perkasa mampu untuk menghadapinya.

"Saya yakin Pak Andika bukan panglima yang bodoh tidak akan membiarkan musuh untuk berkonsilidasi, itu keyakinan saya tentang kredibilitas Pak Andika," tutur Gatot.

Sebelumnya diberitakan Tribunnews.com, Pengamat Pertahanan, Keamanan, dan Intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kerta mengungkap dua hal yang menjadi pertimbangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih KSAD Jenderal Andika Perkasa sebagai calon Panglima TNI.

Menurut Suaningtyas, persoalan rotasi matra dalam penunjukan calon Panglima TNI tak perlu dibahas lebih jauh.

Berdasarkan Pasal 13 Ayat 4 UU TNI Nomor 34 Tahun 2004 memang mengamanatkan jabatan Panglima TNI dapat dijabat oleh Pati aktif yang sedang atau pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan.

"Artinya KSAD, KSAL, dan KSAU memiliki peluang yang sama untuk menjabat Panglima TNI."

"Meski harus bergantian namun pada kenyataannya Presiden yang menentukan siapa yang akan menjabat."

"Hak prerogatif presiden tersebut memang tidak dapat diintervensi oleh siapapun," kata Susaningtyas, Rabu (3/11/2021).

Meski demikian, ia melihat pengusulan Andika oleh Jokowi bisa jadi karena mempertimbangkan dua hal.

Pertama, pertimbangan kebutuhan organisasi TNI dalam kurun waktu ke depan sebagai bagian modernisasi alutsista.

"Sehingga dibutuhkan kemampuan manajemen tempur dan diplomasi militer yang handal," kata dia.

Kedua, Jokowi mungkin mempertimbangkan perkembangan lingkungan strategis pada tataran global dan regional.

Dibutuhkan sosok Panglima TNI yang memiliki dampak penangkalan bagi petinggi militer internasional.

"Penting sekali jika Panglima TNI disegani dunia internasional. Andika termasuk perwira yang cerdas serta memiliki wibawa di mata internasional dan memahami TNI keseluruhan, bukan hanya matranya," katanya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jenderal Andika Perkasa Jadi Calon Panglima TNI Pilihan Jokowi, Gatot Nurmantyo: Sangat Tepat, 

Berita Terkini