SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Bantuan Rp 2 triliun dari keluarga Akidi Tio, masih ramai menjadi perbincangan publik.
Uang sebesar itu, diberikan untuk membantu warga Sumatera Selatan (Sumsel), yang terdampak Covid-19.
Namun siapa yang menduga, ada kisah persahabatan penjual es dan seorang perwira polisi, melatari pemberian bantuan tersebut.
Dua orang sahabat itu yakni, Irjen Prof Eko Indra Heri yang saat ini menjabat sebagai Kapolda Sumsel dan almarhum Johan anak dari Akidi Tio.
Banyak yang bertanya-tanya siapa sebenarnya Akidi Tio ini.
Jejaknya masih misterius, sebab di mesin pencarian google sosok dermawan yang pernah tinggal di Kota Palembang ini tidak ditemukan.
Banyak juga yang penasaran, terhadap perjalanan sosok almarhum Akidi Tio ini, apa usahanya sehingga bisa memberikan bantuan yang nilainya bisa melebihi APBD di salah satu kabupaten di Sumsel ini.
Seperti dikutip dari informasi yang disampaikan Gubernur Sumsel, Herman Deru kepada Kepala Newsroom Sriwijaya Post dan Tribun Sumsel Weny Ramdiastuti tadi malam.
Jangan lupa Like fanspage Facebook Sriwijaya Post di bawah ini:
Ia menyebutkan bantuan tersebut diberikan kepada Irjen Eko Indra Heri sebagai pribadi, bukan dalam kapasitas dia sebagai Kapolda Sumsel.
Kisahnya berawal dari saat Eko Indra menjadi perwira pertama.
Irjen Eko Indra saat itu bertugas di Langsa, Aceh sekitar tahun 1990-an.
Saat bertugas di Langsa itu lah ia kemudian bertemu dengan seorang penjual es bernama Johan alias Ahok.
Johan ini ternyata Tionghoa Palembang yang menetap di kawasan Veteran Kota Palembang.
Johan merupakan putra dari Akidi Tio.
Keduanyanya pun menjalin persahabatan layaknya seperti saudara.
Sekitar 12 tahun lalu, Akidi Tio meninggal dunia, kemudian sang putra yakni Johan juga meninggal dunia.
Seiring berjalannya waktu, hubungan Eko sempat terputus, namun keluarga Akidi menjelma menjadi orang kaya.
Tiba lah pada saat keluarga Akidi Tio mempercayai kepada Prof dr Hardi Darmawan, untuk menyampaikan niatnya untuk memberi bantuan.
Jangan lupa subscribe, like dan share channel Youtube Sripokutv di bawah ini:
Hardi merupakan dokter keluarga Akidi Tio selama 48 tahun.
Namun bantuan itu masih bingung diberikan dengan cara bagaimana.
Sehingga digelar lah rapat keluarga.
Lalu diputuskan bantuan itu akan diberikan kepada orang yang dipercayai.
Bantuan itu kemudian dipercayai kepada Kapolda Sumsel yang merupakan sahabat karib Johan putra Akidi Tio.
Dokter keluarga Akidi, Prof dr Hardi Darmawan, mengatakan, Akidi selalu memberikan pesan kepada anaknya unutk membantu warga yang kurang mampu.
"Pesan bapak Akidi untuk anaknya, jika sukses dalam bidang apa pun agar membantu orang miskin.
"Almarhum itu pengusaha di bidang pembesian dan kontainer," kata dia.
Ternyata bantuan ini bukan pertama kalinya yang dilakukan oleh keluarga Akidi.
Menurut Hardi, selama pandemi Covid-19, keluarga Akidi selalu memberikan bantuan untuk warga yang terdampak.
Namun selama ini bantuan tersebut tidak diumbar ke publik.
Dan jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:
Alasan Bantu Warga Sumsel
Dijelaskan Hardi, almarhum Akidi pernah tinggal di Palembang.
Ikatan itu pula yang membuat mereka menyumbang dana bantuan untuk warga Sumsel.
"Saya juga kager saat ditelpon anaknya untuk menyerahkan bantuan ini," kata dia.
https://sumsel.tribunnews.com/2021/07/27/kisah-pertemanan-perwira-dan-tukang-es-dibalik-sumbangan-rp-2-triliun-dari-akidi-tio?page=all