Ini Arti Menjadi Lilin yang Menerangi Orang Lain Tapi Membakar Diri Sendiri, Isinya Peringatan Keras

Penulis: Tria Agustina
Editor: Welly Hadinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Lentera Terapung

SRIPOKU.COM - Ada istilah jangan menjadi lilin yang menerangi orang lain tapi membakar diri sendiri, lalu apa maksudnya?

Ternyata istilah tersebut merupakan bagian dari hadits yang disampaikan oleh Rasulullah SAW mengenai nasehat.

Yakni berisi pesan kebaikan agar tidak menyeru kebaikan sedangkan diri sendiri tidak mengerjakannya.

Berikut bunyi hadistnya:

“Perumpamaan orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia sedang dia melupakan dirinya sendiri seperti lentera yang menerangi manusia tapi membakar dirinya sendiri.” (h.r. Thabrani, hadits hasan. Menurut Nashiruddin Al Albaniy hadits ini shahih, STT, 1/128).

Baca juga: Arti Khulafaur Rasyidin, Istilah yang Sangat Familiar dalam Sejarah Islam Lengkap 4 Khalifah Pertama

Allah Azza wa Jalla telah memperingatkan dengan keras agar kita tidak menjadi orang-orang yang pintar menyuruh orang lain tapi melupakan diri sendiri. Allah berfirman,

“Apakah kamu menyuruh manusia untuk berbuat baik dan engkau lupakan dirimu sendiri, padahal engkau telah membaca Al Kitab, apakah kamu tidak berfikir?” (q.sAl Baqarah : 44)

Ayat ini berkenaan dengan orang-orang ahlul kitab yang hanya suka menyuruh dan menyuruh orang lain pada kebaikan, namun mereka melupakan memperbaiki dirinya sendiri. Namun, sesuai kaidah al ibrah bi umumil lafadz laa bi khushusis sabaab … pelajaran diambil dari umumnya lafadz bukan khususnya sebab, maka maksud ayat ini berlaku juga buat manusia pada umumnya, kaum muslim dan mukmin, lebih-lebih para da’i dan murabbi.

“Wahai orang-orang yang beriman, mengapakah engkau mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan. Amat besar kemurkaan di sisi Allah apabila kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat.” (q.s. As Shaff : 2)

Baca juga: Arti Lakum Diinukum Waliyadiin Terdapat dalam Surat Al Kafirun Lengkap Bahasa Arab, Latin & Tafsir

Dua ayat di atas sudah sangat untuk menjadi warning bagi kaum muslimin agar selalu melakukan perbaikan diri(tarbiyah dzatiyah) secara terus menerus, melakukan perubahan dan sekaligus menjadi teladan di tengah umat. Tapi bukan menjadi lilin yang menerangi sementara dirinya terbakar habis. Rasulullah saw juga memperingatkan dalam sabdanya,

“Perumpamaan orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia sedang dia melupakan dirinya sendiri seperti lentera yang menerangi manusia tapi membakar dirinya sendiri.” (HR Thabrani, hadits hasan. Menurut Nashiruddin Al Albaniy hadits ini shahih, STT, 1/128).

Imam Asy Syahid Hasan Al Banna juga menegaskan pentingnya hal ini sebagaimana ungkapan beliau, “ashlih nafsaka wad’u ghairaka… perbaikilah dirimu sendiri kemudian serulah orang lain.”

Beliau juga menerangkan bahwa orang yang tidak memiliki sesuatu maka tak bisa memberikan apapu pada orang lain, faqidusy syai’ laa yu’tiih.

Baca juga: Arti Amar Makruf Nahi Mungkar Kerap Dijadikan Nasehat, Betapa Kerasnya Ancaman jika Tak Saling Ingat

SUBSCRIBE US

Berita Terkini