Alasan Dibalik Tangis Kim Jong Un, Diduga Takut Dilengserkan Rakyatnya Sendiri

Editor: Yandi Triansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dalam foto yang merupakan tangkapan layar dari kanal televisi Korea Utara KRT pada 10 Oktober 2020, nampak Kim Jong Un memberikan pidato dalam parade militer untuk merayakan 75 tahun Partai Buruh di Pyongyang.(KRT via AP)

Dia menjelaskan, pergantian rezim di negara penganut ideologi Juche tersebut tentu tidak aakn datang dalam waktu dekat ini.

Tapi yang pasti, Kim akan mendapatkan tantangan internal.

Apalagi berdasarkan studi Universitas Vienna, 60 persenpopulasi Korut sangat miskin.

Pacheco-Pardo menerangkan, Kim tahu Amerika Serikat (AS) takkan bisa menginvasi.

Apalagi mereka mempunyai senjata nuklir.

"Kemungkinan dari dalam. Jika Anda melihat diktator dari seluruh dunia, pergantian kekuasaannya jelas terjadi secara internal," kata dia.

Sang profesor muda yakin, Kim Jong Un yang menangis itu menunjukkan bahwa dia merupakan "pria bersahaja" dan dibutuhkan Korut.

"Dia secara implisit menekankan kini adalah waktu yang tepat memulai diplomasi. Hanya dengan cara itu, maka ekonomi akan membaik," jelasnya.

Peneliti Jurusan Internasional Universitas Oxford berujar, Kim harus bertindak jika tidak ingin pemerintahannya terguncang.

Pada 2018, dia sempat memperkenalkan kebijakan bernama "Panduan Strategis Baru".

Berisi fokus mereka dari nuklir ke ekonomi. Dengan memperkenalkan kebijakan tersebut, Howell menganalisa Kim berada dalam tekanan agar kemakmuran negara lebih diperhatikan.

"Rencana Kim setelah mendeklarasikan program nuklir Korut sudah selesai adalah perubahan drastis ke pembangunan ekonomi," papar Howell.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kim Jong Un Menangis, Diduga Takut Dilengserkan Rakyatnya Sendiri", K

Berita Terkini