SRIPOKU.COM - Kisah seorang kakek yang dengan keterbatasannya.
Hidup bersama dengan putranya yang juga menderita sakit tak biasa.
Sambil menyusuri jalan setiap hari kakek ini dengan keterbatasan fisik yakni tidak bisa melihat atau tuna netra.
Pilunya lagi, ia dulu memliki seorang istri yang sudah meninggalkannya lantaran dibawa lari orang.
Seperti itulah informasi dari warganet yang mengenalnya.
Informasi ini dibagikan melalui laman Instagram @ndorobeii.
Baca juga: Kisah Haru Gadis yang Putuskan Jadi Mualaf, Perjalanan Kehidupan Panjang Dimulai 2 Tahun Lalu!
Baca juga: KISAH Seorang Ayah Diberi Kejutan Ultah dari Anaknya yang Polisi Tugas Jauh, Sangat Menyentuh Hati!
"Tadi siang aku ketemu Kakek ini (lupa ga nanya namanya)
Pas lewat Jalan Kartini, Tanjung Karang - Bandar Lampung, aku sempetin berhenti dan coba ajak ngobrol sejenak.
Sambil ngobrol, aku liat kakek ini matanya buta dua2nya, pendengarannya juga sangat kurang, dan dia gendong anaknya yang kelihatannya lagi sakit (badannya kurus, lidahnya menjulur terus)," tulis keterangan unggahan.
Baca juga: Pedagang Bakso di Kerinci Jambi Ini Luar Biasa, Jualan Sambil Sedekah, Bayar Seikhlasnya dan Gratis
Sementara pada postingan @ndorobeii lainnya, seorang warganet memberi tahu jika si kakek sudah ditinggalkan istri.
"Bener ndoro beliau dulu juga ada istri tapi istrinya dibawa lari orang," ujar seorang warganet.
"Setau saya dia salah satu warga kelurahan Rajabasa Jaya, Bandar Lampung, dia emang setiap hari begitu ndro," tambah keterangan warganet tersebut.
Sontak saja tak sedikit orang yang merasa prihatin akan keadaan yang dialami oleh kakek malang ini.
Sejumlah donasi dan bantuan dibuka untuk menyalurkan bantuan bagi si kakek.
"bapak ini cuma jalan gendong anaknya itu bang,sering di depan ramayana pasar bawah ..kasian liatnya,alhamdulillah kalo sekarang udah open donasi," ujar seorang warganet.
"sedih liatnya..sampe mikir keluarganya dmna koq tega mereka jalan sepanjang itu..mana buta lagi bapak itu takut ketabrak mobil," timpal lainnya.
Baca juga: Kisah Haru Anak Yatim Piatu Bersimpuh di Makam Orangtuanya Saat Wisuda, Nasibnya Kini Diluar Dugaan!
Baca juga: Pedagang Bakso di Kerinci Jambi Ini Luar Biasa, Jualan Sambil Sedekah, Bayar Seikhlasnya dan Gratis
Sebelumnya kejadian pilu juga dialami oleh seorang pria paruh baya yang kini hidup sebatang kara.
Pasalnya ia baru saja kehilangan istrinya untuk selama-lamanya.
Tak hanya sedih karena ditinggal seorang diri, kakek tersebut harus mengikhlaskan jenazah istri tercinta untuk dimakamkan di kota orang karena ia tak sanggup membawa jenazah istrinya.
Ia bahkan berangkat dari kota tempat asalnya dengan menggunakan sepeda.
Kisah menyentuh ini dibagikan oleh salah satu akun melalui media sosial Twitter.
Kisah seorang kakek yang menempuh perjalanan dari Semarang ke Pati menggunakan sepeda setelah istrinya meninggal dunia menyita perhatian publik.
Cerita tersebut dibagikan pemilik akun Twitter @gilangswasongko pada Senin (24/3/2020) lalu.
• Kisah Driver Ojek Online di Palembang,Bertahan Hidup di Tengah Turunnya Jumlah Penumpang
"Tadi siang ketemu orang tua naik sepeda tiba2 dateng duduk di sebelahku, di daerah Purwodadi.
Keliatan dari mukanya tampak letih.
Awalnya dia tanya jam, kemudian aku tanyain," tulis Gilang, membuka ceritanya di Twitter, Senin.
Saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Gilang membenarkan kisah yang ia ceritakan di Twitter merupakan pengalaman pribadinya.
Menurut Gilang, ia bertemu dengan kakek tersebut di daerah Purwodadi, Jawa Tengah, pada Senin (24/3/2020).
"Iya, Senin kemarin kejadiannya, pas saya ada kerjaan di Purwodadi," kata Gilang pada Tribunnews.com, Jumat sore.
"Saya baru istirahat di depan mini market terus ada kakek itu yang juga istirahat," sambungnya.
Dalam unggahannya, Gilang menceritakan, ia sempat mengobrol dengan kakek tersebut.
Kakek itu pun bercerita bahwa dirinya akan pulang ke Pati menggunakan sepeda.
Lantas saja Gilang seketika terkejut mendengarnya.
Terlebih, saat si kakek menceritakan bahwa dirinya berangkat dari Semarang.
Sebelumnya pun kakek tersebut dengan setia menemani sang istri yang menderita liver.
"Saya kaget pas dia bilang dari Semarang naik sepeda, nungguin istrinya sakit," ungkap Gilang.
• Kisah Haru Calon Prajurit TNI AL Ini Menangis saat Dinyatakan Lolos, Ternyata Ini Penyebabnya!
Menurut Gilang, sang kakek kemudian mengungkapkan bahwa istrinya yang dirawat di rumah sakit baru saja meninggal dunia pada Senin dini hari.
Istrinya lalu dimakamkan di Semarang oleh pihak rumah sakit.
Gilang lantas menanyakan mengapa istri kakek tersebut tidak dimakamkan di daerah tempat tinggalnya.
"Saya saja ke Semarang naik sepeda, Mas, karena gak punya biaya, apalagi bawa pulang jenazah istriku, biayanya lebih mahal," kata Gilang, menirukan kalimat sang kakek.
Gilang menceritakan, sebelumnya, kakek tersebut memang hanya tinggal berdua dengan istrinya karena mereka tidak memiliki anak.
Bahkan, menurut cerita si kakek, ia pun tidak memiliki sanak saudara di sekitarnya.
"Tambah sedih pas dia bilang gak punya anak sama saudara.
Saya gak nyangka ada orang yang dikasih ujian berat banget," tutur Gilang.
• Kisah Pemuda Merawat dan Menggendong Ibunya yang Lumpuh, Jadi Anak Yatim Sejak Dirinya Kelas 2 SD
Merasa prihatin melihat keadaan kakek tersebut, Gilang kemudian memberikan sebagian rejekinya untuk si kakek.
Kakek itu pun sangat berterima kasih pada Gilang.
"Pas (kakek) pamit, tanpa pikir panjang, aku kasih semua yang ada di dompet.
Aku cuma bisa bantu itu soalnya," kata Gilang.
"Mungkin semua orang yang ada di posisi saya melakukan apa yang saya lakukan ke Mbah itu," tambahnya.
Melalui Twitternya, Gilang juga menyampaikan rasa ibanya saat melihat sosok kakek tersebut.
"Saya iba dengan beliau, meski banyak musibah, dia tak sampai terang-terangan meminta uang kepada orang, apalagi sampai mengemis, tapi malah membagi doanya buat orang lain," ungkap Gilang di Twitter.
"Mungkin nanti ada yg berpikiran 'ah mungkin dia modus', 'ah dia pura-pura kasihan', 'ah riya', pemberian disebarin. Tidak ada sedekah yang tidak terbalaskan dan tidak ada pemberian yang tidak tergantikan," tambahnya.
• Kisah Anak Pemulung yang Tepat Waktu untuk Sholat Berjamaah, Rapi dan Wangi sebelum Masuk ke Masjid!
Gilang pun memberi pesan melalui pengalaman pribadi yang dibagikannya tersebut agar setiap orang dapat lebih bersyukur
Terlebih, bagi mereka yang masih memiliki sanak saudara di sekelilingnya.
"Bersyukurlah kita yang masih punya sanak saudara, mereka adalah orang yang pertama kita mintain tolong, orang yang datang di saat kita kena musibah," kata Gilang.
"Mungkin ada sebagian orang yang tidak akur sesama saudaranya, tapi yakinlah saudara tidak akan tega bila saudaranya dapat musibah," lanjutnya.
Kisah yang Gilang bagikan ini kemudian viral di media sosial.
Hingga Jumat malam, unggahannya telah dibagikan lebih dari 16 ribu kali dan disukai lebih dari 28 ribu orang.
Kisah pilu ini juga menyita perhatian banyak orang dan tak sedikit yang ikut merasakan kepedihan yang dialami si kakek.
@zhrarvie
66km ngontel, dalam keadaan patah hati dan kesal sama diri sendiri (emoji)
@humarara21
Ya ampun mbaaah, ini aku yang kemaren balik bawa motor aja lewat pantura capeknya setengah mati. Apalagi ini lewat purwodadi, sambil patah hati pulak (emoji)
@onetaraaa
belum lagi jatipohon kan jalannya nanjak tinggi ya mbak,otomatis pasti dituntun sepedanya.
wah udah gak kebayang betapa capeknya fisik si mbah ditambah lagi rasa patah hati (emoji)
Yuk follow Instagram Sriwijaya Post
Jangan lupa juga subscribe YouTube Channel SripokuTV